SUKABUMIUPDATE.com - Sebentar lagu kalender hijriah akan memasuki bulan Ramadan yang menjadi salah satu bulan istimewa dalam Islam. Pasalnya pada bulan ini umat Islam di seluruh Dunia diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadan.
Puasa Ramadan sendiri merupakan salah satu ibadah yang termasuk ke dalam rukun Islam, tepatnya rukun islam yang ke empat.
Bulan Ramadan juga diketahui memiliki banyak sekali keistimewaan, mulai dari penghapusan dosa-dosa, pahala dilipatgandakan, serta bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan yakni Lailatul Qadar.
Perintah berpuasa Ramadan Allah terangkan di dalam surah Al-Baqarah ayat 183:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn
Baca Juga: Kenapa Awal Bulan Ramadan Semakin Maju Setiap Tahunnya? Ternyata Ini Penyebabnya
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Namun, meski semua kaum Muslim diwajibkan untuk menjalankan puasa Ramadan, ada beberapa golongan yang diberi keringanan oleh Allah SWT dan boleh tidak menjalankan puasa.
Melansir dari Akurat.co. berikut enam golongan yang boleh untuk tidak berpuasa di bulan Ramadan.
1. Anak Belum Akil Baligh
Hukum dan Syariat Islam dibebankan kepada mereka yang Mukallaf. Seorang muslim yang belum Mukallaf (Dibebankan syariat) maka belum diwajibkan untuknya melaksanakan kewajiban-kewajiban yang ada dalam agama.
Baca Juga: 4 Amalan saat Sahur Selama Ramadan yang Dianjurkan untuk Dilakukan
Orang yang mukallaf dapat dipastikan mereka yang sudah baligh. Namun, pembiasaan berpuasa sedari kecil merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Di Indonesia sendiri mengenal puasa setengah hari sebagai latihan anak yang belum baligh untuk berpuasa.
Tanda baligh seorang anak ada tiga, yaitu: umur 15 tahun sempurna bagi lelaki maupun perempuan dalam kalender hijriah, mimpi basah bagi lelaki dan haid bagi perempuan.
2. Orang yang Mengalami Gangguan Jiwa
Orang dengan gangguan jiwa adalah seseorang yang memiliki masalah pada akalnya. Mereka yang mengalami ODGJ tidak dibebankan untuk menjalankan syariat, termasuk salat. Hal ini merupakan salah satu dari banyaknya rahmat Allah SWT.
Baca Juga: 35 Link Twibbon Ramadan 2023 Gratis dengan Desain Unik dan Beragam
Diriwayatkan dari sahabat Ali bin Abi Thalib bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
رُفعَ القلَمُ عن ثلاثةٍ : عنِ الصَّبيِّ حتَّى يبلغَ ، وعن المجنونِ حتَّى يُفيق ، وعنِ النَّائمِ حتَّى يستيقظَ
“Pena catatan amal diangkat dari tiga orang: dari anak kecil sampai dia baligh, dari orang gila sampai ia waras, dari orang yang tidur sampai ia bangun.” (HR. Bukhari)
3. Sedang Sakit
Orang yang sedang sakit dan sakit tersebut dapat membahayakan dirinya jika ia tetap menjalankan ibadah puasa, maka ia dibolehkan untuk tidak berpuasa ramadhan lalu menggantinya pada hari yang lain. Sebagaimana yang Allah firmankan dalam surah Al-Baqarah 185:
وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
Artinya: “Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185).
Baca Juga: Bagaimana Hukum Telat Qadha Puasa Ramadan? Simak Penjelasannya di Sini
4. Wanita Haid
Wanita haid bukan hanya boleh untuk tidak berpuasa tetapi haram baginya berpuasa Ramadan. Bukan hanya puasa tetapi wanita yang haid juga tidak boleh mengerjakan salat. Namun, ia wajib mengganti jumlah puasa yang ditinggalkan karena haid dan tidak harus mengganti salat yang ditinggalkan karena haid.
Mu'adzah dia berkata: Saya bertanya kepada ‘Aisyah seraya berkata: “Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha' puasa dan tidak mengqadha' shalat?” Maka Aisyah menjawab: “Apakah kamu dari golongan Haruriyah ? “ Aku menjawab: “Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.” Dia menjawab,: “Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat. (HR. Muslim).
Baca Juga: 10 Tradisi Unik Menyambut Ramadan di Indonesia, Penuh Makna dan Suka Cita
5. Musafir
Seorang musafir atau orang yang sedang melakukan perjalanan dibolehkan baginya untuk tidak melaksanakan ibadah puasa Ramadan. Hal ini disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 185
6. Orang Lanjut Usia
Lansia juga merupakan golongan yang boleh untuk tidak melakukan ibadah puasa Ramadan. Ia juga tidak wajib untuk menggantinya di bulan yang lain, akan tetapi ia diwajibkan untuk membayar fidyah.
Baca Juga: 10 Keistimewaan Bulan Ramadan yang Perlu Dipahami oleh Umat Muslim
Dilansir dari Laman resmi Nu, Fidyah yang harus dibayar lansia adalah berupa memberikan makanan sebanyak satu mud atau setara dengan tujuh ons kepada orang miskin. Satu mud itu berlaku untuk satu kali puasa yang ia tinggalkan.
Itulah enam golongan yang boleh tidak puasa pada bulan Ramadhan.
Sumber: Akurat.co