SUKABUMIUPDATE.com - Saat ini kalender hijriah telah memasuki bulan Syaban dimana bulan ini terletak diantara dua bulan penting umat Islam yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadhan.
Syaban menjadi salah satu bulan istimewa dalam kalender hijriah yang mana kata Syaban diambil dari akar kata syin, ain, dan ba’ yang berarti cabang. Amalan Bulan Syaban kerap dilakukan guna mendapat pahala dan ridha dari Allah SWT, salah satunya berpuasa.
Sebagaimana tertulis dalam Alquran surah al-Ahzab ayat 56 yang berisi perintah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga dikenal sebagai bulan shalawat.
Bulan Syaban juga memiliki beberapa keistimewaan yang harus diketahui kaum muslim. Mengutip dari Tempo.co, berikut beberapa keistimewaan bulan Syaban yang menjadi bulan pembuka Ramadan.
Baca Juga: Sejarah Nisfu Syaban, Arah Kiblat Berubah dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram
1. Peralihan arah kiblat
Pada bulan Syaban terjadi peristiwa peralihan kiblat dari Masjid Al-Aqsa di Palestina ke Kabah di Masjidil Haram, Mekkah. Qurthubi ketika menafsirkan Surat Al-Baqarah ayat 144 dalam kitab Al-Jami’ li Ahkmil Qur’an dengan mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti mengatakan bahwa Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Syaban yang bertepatan dengan malam nisfu Syaban.
2. Penyerahan catatan amal kepada Allah SWT
Pada bulan Syaban semua rekapitulasi amal manusia secara penuh diserahkan kepada Allah SWT. Meskipun selain bulan Syaban, menurut Sayyid Muhammad Alawi ada beberapa waktu tertentu penyerahan amal kepada Allah yakni setiap siang, malam, dan setiap pekan. Adapun catatan amal shalat lima waktu langsung diserahkan kepada Allah SWT tanpa menunggu waktu-waktu itu.
Baca Juga: 5 Amalan Sunnah Saat Makan Sahur di Bulan Ramadan yang Diajarkan Rasulullah SAW
3. Anjuran shalawat
Pada bulan Syaban turun Surah Al-Ahzab ayat 56 sebagai ayat anjuran untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Maka dari itu Ibnu Abi Shai Al-Yamani mengatakan bulan Syaban adalah bulan shalawat.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Imam Syihabuddin Al-Qasthalani dalam Al-Mawahib-nya, serta Ibnu Hajar Al-Asqalani yang menyebutkan bahwa ayat itu turun pada bulan Syaban tahun ke-2 hijriyah.
Allah SWT membuka pintu-pintu kebaikan dan menurunkan berkah-Nya pada bulan Syaban. Dalam kitab ‘al-Ghunyah oleh Quthbur Rabbani Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, diterangkan bahwa Allah SWT senantiasa memilih satu dari empat hal. Allah memilih empat bulan yaitu bulan Rajab, Syaban, Ramadan dan Muharram, dan Allah mengutamakan untuk memilih Syaban.
Baca Juga: 7 Mitos Bunga Sedap Malam, Tanda Mahluk Halus hingga Kesukaan Nyi Roro Kidul
Allah SWT kemudian menjadikan bulan Syaban sebagai Syahrun nabi bulannya Rasulullah SAW. Maka bulan Syaban pun menjadi afdhalus syuhur sebagaimana posisi Rasulullah sebagai afdhlul anbiya’. Mengenai bulan Syaban ini, seorang ulama pernah berkata Syaban adalah perantara antara Rajab dan Ramadhan.
Maka jagalah ketaatan selama berada di dalamnya (falyaghtanim at-th’at fiha). Dalam konteks menjaga ketaatan inilah, Rasulullah SAW kemudian mengeluarkan hadis yang cukup terkenal.
Diceritakan pada suatu ketika Rasulullah memberikan mauidhah kepada seorang lelaki yang ternyata adalah Abdullah bin Umar bin Khattab. Rasulullah SAW berkata jagalah lima perkara sebelum datangnya lima yang lainnya, masa mudamu sebelum masa tuamu.
Sehatmu sebelum masa sakitmu. Kayamu sebelum datang miskinmu. Kelonggaran sebelum waktu sumpekmu dan hidupmu sebelum matimu.
Mengutip www.islamicity.org, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW biasa melakukan puasa Syaban hampir sepanjang hari kecuali beberapa hari terakhir di bulan itu. Dalam sebuah hadis, Rasulullah menyebutkan Rajab adalah bulan Allah, Syaban adalah bulan saya dan Ramadan adalah bulan bangsa.
Sumber: Tempo.co