SUKABUMIUPDATE.com - Profesi Ojek Online alias kang Ojol masih menggiurkan karena jumlahnya tak pernah surut. Profesi yang baru 12 tahun hadir di Indonesia namun mungkin paling bercerita, banyak kisah dari mereka, mulai dari nombok order yang tiba-tiba di cancel hingga pengalaman mistis di perjalanan, ketemu hantu?
Sambi (29 tahun) pemuda Nanggeleng Kota Sukabumi mulai jadi driver ojol sejak 2018 lalu. Sebelumnya dia adalah sales produk dan pernah juga menjadi kurir ekspedisi.
“Saya memang suka jalan-jalan, jadi driver ojol cocok,” ucapnya saat ngobrol ringan di alun-alun Cisaat Kabupaten Sukabumi, selepas sholat Jumat (17/2/2023).
Baca Juga: Solusi Kebutuhan Lebaran, BPR Sukabumi Cabang Cisolok Sosialisasikan Tahara
Ia suka jadi kang Ojol karena memang penghasilannya lumayan untuk kehidupan bersama sang istri yang saat ini tengah hamil 5 bulan. Namun jadi kang Ojol tentu penuh tantangan, dan cerita seru, sedih dan lucu.
Yang paling tidak enak bagi kang Ojol tentu urusan pembatasan order dari pemesan. Apalagi order makanan atau barang yang harus ‘ditalangi’ dulu oleh mereka. Pembatalan sepihak pelanggan ojek online, menjadi hal yang ditakuti kang Ojol, belum lagi order fiktif dan lain-lainnya.,
"Rugi atau menalangi puluhan ribu rupiah sih sering dan itu saya bisa ikhlas,” Kata Sambi.
Baca Juga: Longsor di Bojonggenteng Sukabumi, UPTD Dinas PU Wilayah III Pasang Pengaman
Tapi jika harus mengikhlaskan uang ratusan ribu rupiah Sambi mengaku kesal. “Pernah
nominalnya nggak sedikit, sampai ratusan ribu rupiah,Duh, uang hasil bekerja seharian lenyap begitu saja."
Ia bercerita saat itu dapat orderan beli makanan dan beberapa minuman yang harganya seharga beli beras 2 karung. Saat makanan dan minuman sudah siap diantarkan, Sambi mendapat notifikasi jika kalau pesanan itu dibatalkan.
Baca Juga: Awas Boncos! 12 Kolam Pancing Ikan Mas dan Lele di Seputaran Kota Sukabumi
“Sata hubungi via chat WhatsApp, namun tidak ada balasan. Saat itu harga pesanananya hampir Rp 600 ribu. Mau gimana lagi pesanan sudah dibayar, gak mungkin dibuang, ya saya bawa nggak bawa uang cuma bawa makanan dan minuman mahal,” kenang Sambi.
Ia bukan sekali dua kali, dihitung-hitung selama jadi kang Ojol, Sambi mengalami batal order sepihak hingga lebih dari 5 kali.
"Yang saya bingung tuh, kok customernya cuek-cuek aja,” lanjut pria yang mengakui jika penghasilannya paling Rp 200 ribu per hari, “Belum potong bensin, modal gofood, dan kerumah Rp 50 ribu minimal, sesuai target.”
Selain rugi materi, pengalaman dan kisah mistis juga menjadi bagian seru dari profesi kang Ojol. Sambi pernah nekat terima order dari daerah pajampangan Sukabumi, karena hari itu penghasilannya minim.
Baca Juga: Sempat Viral, Pengemudi Fortuner dan Korban Akhirnya Sepakat Berdamai
“Saya nekat walaupun diluar wilayah layanan. Karena pemesannya mau nambah ongkos ples rokok,” ungkap Sambi.
Waktu itu suatu hari di bulan Oktober 2022 sekitar pukul 11 malam. Ia menyusuri jalanan menuju Surade Kabupaten Sukabumi. Jalan gelap, melintas hutan kebun dan area sepi lainnya.
"Saya pas waktu ke Jampang antar pesanan. Ditengah jalan gelap mata mulai nggak kuat pedih. Sempat lihat jalan ada dua dan sangat gelap langsung istighfar, ternyata hanya ada 1 jalan lurus,” jelas Sambi.
Baca Juga: Profil Vina Ferina Pemeran Ceu Esih sinetron Preman Pensiun, Beneran Gak Bisa Masak?
Ia sempat melihat ada orang dipinggir jalan, “Kayak laki-laki pake kolor doang. Badannya hitam, tapi muka sama badannya nggak singkrong kayak kepala muter berbalik gitu. Mulai mencium bau bangkai, saya istighfar terus fokus ke jalan.”
Sambi pun selamat sampai ke tujuan. Namun ia harus pulang lagi ke Sukabumi lewat jalan yang sama. “Di jalan saya nggak berhenti baca doa dan ayat kursi dan istighfar. Orang hitam itu nggak nongol lagi tapi baunya masih menyengat pas lewat jalan itu. Alhamdulilah selamat sampai rumah,” pungkasnya.
Reporter: Restu (Kontributor)