SUKABUMUUPDATE.com - Pantun termasuk salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal di Nusantara. Pantun dalam bahasa Sunda disebut sisindiran, dalam bahasa Jawa dikenal dengan parikan dan dalam bahasa Batak disebut umpasa.
Sisindiran Bahasa Sunda tak jarang selalu dicari, terutama oleh para pelajar di Jawa Barat yang mayoritas penduduknya berasal dari Suku Sunda. Ini karena Bahasa Sunda menjadi salah satu mata pelajaran di Sekolah, termasuk di Sukabumi.
Pantun Sunda lucu tergolong dalam pantun jenis sisindiran sesebred. Ya, pantun sunda ini terbagi 3 jenis, yaitu rarakitan, paparikan, dan wawangsalan. Menurut isinya, rarakitan dan paparikan dibagi lagi menjadi 3 jenis yaitu silih asih (cinta), piwuruk (pantun nasihat), dan sesebred (pantun lucu).
Redaksi sukabumiupdate.com telah merangkum 5 Contoh Pantun Sunda Lucu atau Sisindiran Sesebred, seperti dilansir dari sundapedia.com.
Namun sebelumnya perlu diketahui tentang apa itu rarakitan dalam pantun Sunda.
Rarakitan adalah salah satu jenis pantun Sunda atau sisindiran yang dibangun oleh cangkang (kulit) dan eusi (isi). Engang tungtung (ujung suku kata) tiap padalisan (baris) antara kulit dan isi harus murwakanti laraswekas.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Perut Buncit Agar Tampil Lebih PD, Yuk Simak!
Sama seperti pantun bahasa indonesia, setiap baris rarakitan sisindiran sunda terdiri dari 8 engang (suku kata). Dua baris pertama merupakan sindir, cangkang atau kulit sedangkan dua baris berikutnya merupakan isi.
Setiap ujung baris pertama cangkang sisindiran sunda harus 'murwakanti laraswekas' dengan ujung baris pertama isi. Ujung baris kedua cangkang murwakanti laraswekas dengan ujung baris kedua isi.
Murwakanti berasal dari purwakanti, artinya kesamaan atau kedekatan suara dari antar kata-kata dalam suatu sisindiran. Murwakanti bahasa sunda sama seperti rima di bahasa Indonesia, yaitu ujung kata dari setiap baris pantun adalah sama.
Contoh Pantun Lucu Bahasa Sunda, Sisindiran Pantun Rarakitan Sesebred
Contoh 1: Pantun Lucu Bahasa Sunda, Sisindiran Sesebred
Cau naon cau naon
Cau kulutuk dihuru
Bau naon bau naon
Bau hitut nu di juru
Baca Juga: Kenapa Persib Bandung Dijuluki Pangeran Biru? Ternyata Ini Alasannya
Contoh 2: Pantun Lucu Bahasa Sunda, Sisindiran Sesebred
Majar maneh cengkeh koneng
Kulit peuteuy dina nyiru
Majah manaeh lengkeh koneng
Kulit beuteung meni nambru
Contoh 3: Pantun Lucu Bahasa Sunda, Sisindiran Sesebred
Rarasaan mani tiris
Beungeut baal teu karasa
Rarasaan jadi artis
Beungeut lestreng teu karasa
Contoh 4: Pantun Lucu Bahasa Sunda, Sisindiran Sesebred
Cikaracak ninggang batu
Laun laun jadi legok
Tai cakcak ninggang huntu
Laun laun nya dilebok
Baca Juga: Tampil Lebih PD Tanpa Perut Buncit, Ini 4 Tips untuk Mengecilkan Lemak Tubuh
Contoh 5: Pantun Lucu Bahasa Sunda, Sisindiran Sesebred
Aya budak mawa casan
Ngan hanjakal teu dibeli
Aya budak gelis pisan
Ngan hanjakal tara mandi
Untuk diketahui, perbedaan rarakitan dan paparikan dalam pantun Sunda adalah pada rarakitan terdapat satu kata atau lebih pada baris cangkang yang diulang kembali di baris isi. Sedangkan pantun jenis paparikan tidak ada kata yang diulang.
Sumber: Sundapedia.com/Husni Cahya Gumilar