SUKABUMIUPDATE.com - Resiko kesehatan mental bisa dialami siapapun tanpa terkecuali. Meskipun, golongan yang rentan beresiko tinggi terkena masalah kesehatan mental biasanya adalah pekerja.
Pekerja beresiko tinggi mengalami kesehatan mental karena dihadapkan dengan situasi pekerjaan yang toxic, mulai dari beban kerja, jam kerja tak beraturan, lembur yang tidak dibayar hingga pendapatan yang tidak sesuai.
Sementara masalah Psikososial pekerja misalnya seperti kabar yang beredar baru-baru ini soal lembur tak dibayar di salah satu perusahaan milik WNA di Indonesia.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Perut Buncit Agar Tampil Lebih PD, Yuk Simak!
Tekanan kesehatan mental pekerja ini memicu masalah seperti tidak produktif, stress hingga depresi.
Merujuk Health and Safety Executive via Tempo.co, stres mengenai pekerjaan dan masalah kesehatan mental acapkali beriringan. Stres terkait pekerjaan bisa memperburuk masalah kesehatan mental, sehingga sulit dikendalikan sampai mempengaruhi kondisi tekanan darah tinggi.
Kesehatan mental pekerja dan psikososial
Namun, seseorang juga bisa mengalami kecemasan dan depresi tanpa diawali stres. Adapun stres reaksi terhadap peristiwa atau pengalaman dalam kehidupan. Masalah kesehatan mental lainnya di luar pekerjaan, misalnya kematian, perceraian, riwayat masalah keluarga.
Baca Juga: Kenapa Persib Bandung Dijuluki Pangeran Biru? Ternyata Ini Alasannya
Di tempat kerja, risiko terhadap kesehatan mental tergolong psikososial. Merujuk publikasi Risiko Psikososial pada Pekerja di Pertambangan Batu Bara, psikososial salah satu bahaya di tempat kerja berdampak langsung maupun tidak secara signifikan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja.
Sebagai contoh bahaya di lingkungan kerja berupa jam kerja berlebihan, ketakpastian jabatan, upah, beban kerja dan bahaya lainnya. Misalnya di lingkungan rumah, kurang waktu dengan keluarga.
Pergaulan interaksi dengan orang lain juga gaya hidup termasuk kategori yang rentan menjadi risiko di lingkungan sosial. Risiko individu berupa kecemasan, sulit mengungkapkan pendapat dan tidak tahan bekerja dalam tekanan.
Resiko kesehatan mental pekerja
- Mengurangi keterampilan bekerja
- Beban kerja yang berlebihan
- Jam kerja yang panjang
- Kurangnya kontrol beban kerja
- Budaya organisasi yang memungkinkan perilaku negatif
- Dukungan terbatas dari sesama rekan kerja
- Adanya kekerasan, pelecehan, diskriminasi, atau intimidasi
- Upah yang tidak layak
- Tuntutan rumah atau pekerjaan yang bertentangan
Baca Juga: Pasokan Pangan di Pasar Cibadak Aman, Hanya Minyak Goreng yang Langka
Mengutip dari situs web Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, meskipun risiko psikososial. Sebab, beberapa pekerja tertentu memiliki risiko tinggi terpapar peristiwa buruk atau berdampak negatif.
Pekerjaan seseorang menjadi latar yang memperkuat isu-isu lebih luas dan berdampak negatif terhadap kesehatan mental, termasuk diskriminasi dan ketaksetaraan berdasarkan berbagai faktor, seperti ras, jenis kelamin, kecacatan, status sosial, agama atau usia.
Sumber: Tempo.co