SUKABUMIUPDATE.com - Nabi Khidir mendadak trending di twitter Indonesia sejak pagi hari ini, Selasa, 17 Januari 2023.
Nama "Nabi Khidir" bahkan ada di urutan pertama dengan 1.282 tweets per pukul 9.43 WIB.
Maka dari itu, Nabi Khidir menarik untuk dibahas terutama sosok ini sering dikaitkan dengan kisah penguasa gaib pesisir laut selatan, Kanjeng Ratu Kidul.
Berikut ulasan singkat Nabi Khidir dan penguasa gaib pesisir laut selatan, Kanjeng Ratu Kidul, yang dirangkum dari berbagai sumber!
Kisah penguasa Pantai Selatan yang tersohor di nusantara pernah dibahas oleh Tim Kisah Tanah Jawa dalam buku terbaru bertajuk "Kisah Tanah Jawa Jagat Lelembut", dikutip dari gagasmedia.net.
Jagat lelembut sama seperti dunia manusia dimana ada makhluk-makhluk yang menguasai daerah tertentu. Salah satu yang terkenal di nusantara adalah penguasa gaib Pesisir Laut Selatan.
Tim Kisah Tanah Jawa kemudian mengadakan ekspedisi dengan tema “The Point to Meet The Queen”. Saat itu berkesempatan untuk mengunjungi Cepuri Parangkusumo dimana sebelum ekspedisi ziarah yang dipimpin oleh Om Hao lebih dulu dilakukan.
Baca Juga: Wisata Curug di Sukabumi, Cikaso Jadi Tempat Bersemayam Prabu Siliwangi?
Singkat cerita, Om Hao harus mengajukan “permohonan” terlebih dahulu kepada Gusti Kanjeng Ratu Kidul untuk menjalankan ekspedisi ini.
Om Hao juga menjelaskan ada empat sosok perempuan yang menguasai Pesisir Laut Selatan. Salah satunya adalah Kanjeng Ratu Keraton Pesisir Laut Selatan, pemimpin bangsa gaib yang ada di samudra. Kanjeng Ratu Keraton Pesisir Laut Selatan konon adalah salah satu murid dari Nabi Khidir AS.
Nabi Khidir AS, Sosok Misterius dalam Al-Quran
Al-Khidr adalah nama yang diberikan kepada seorang nabi misterius dalam Surah Al-Kahf ayat 65-82, seperti dikutip Wikipedia.
Lebih lanjut dalam laman resmi Lembaga Pendidikan Islam Sabilal Muhtadin di alamat sabilalmuhtadin.sch.id, Nabi Khidir adalah seseorang hamba misterius yang Allah SWT memberinya rahmat dari sisi-Nya dan mengajarkan ilmu.
Kisah tersebut terdapat dalam surah al-Kahfi di mana ayat-ayatnya dimulai dengan cerita Nabi Musa, yaitu:
"Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan-jalan sampai bertahun-tahun." (QS. al-Kahfi: 60)
Tempat pertemuan dan waktunya antara Nabi Khidir dan Musa tidak diketahui secara pasti. Disebutkan, Al-Qur'an sengaja menyembunyikan hal itu, bahkan Al-Qur'an sengaja menyembunyikan pahlawan dari kisah ini. Allah SWT mengisyaratkan hal tersebut dalam firman-Nya:
"Seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami." (QS. al-Kahfi: 65)
Al-Qur'an al-Karim tidak menyebutkan siapa nama hamba yang dimaksud, yaitu seorang hamba yang dicari oleh Musa agar ia dapat belajar darinya.
Nabi Musa adalah seseorang yang diajak berbicara langsung oleh Allah SWT dan ia salah seorang ulul azmi dari para rasul. Beliau adalah pemilik mukjizat tongkat dan tangan yang bercahaya dan seorang Nabi yang Taurat diturunkan kepadanya tanpa melalui perantara.
Namun dalam kisah ini, beliau menjadi seorang pencari ilmu yang sederhana yang harus belajar kepada gurunya dan menahan penderitaan di tengah-tengah belajarnya itu.
Pengajarnya adalah seorang hamba yang tidak disebutkan namanya dalam Al-Qur'an meskipun dalam hadis yang suci disebutkan bahwa ia adalah Khidir as.
Musa berjalan bersama hamba yang menerima ilmunya dari Allah SWT tanpa sebab-sebab penerimaan ilmu yang biasa kita ketahui.
Mula-mula Khidir menolak ditemani oleh Musa. Khidir memberitahu Musa bahwa ia tidak akan mampu bersabar bersamanya. Akhirnya, Khidir mau ditemani oleh Musa tapi dengan syarat, hendaklah ia tidak bertanya tentang apa yang dilakukan Khidir sehingga Khidir menceritakan kepadanya.
Khidir merupakan simbol ketenangan dan diam; ia tidak berbicara dan gerak-geriknya menimbulkan kegelisahan dan kebingungan dalam diri Musa.
Sebagian tindakan yang dilakukan oleh Khidir jelas-jelas dianggap sebagai kejahatan di mata Musa; sebagian tindakan Khidir yang lain dianggap Musa sebagai hal yang tidak memiliki arti apa pun; dan tindakan yang lain justru membuat Musa bingung dan membuatnya menentang.
Meskipun Musa memiliki ilmu yang tinggi dan kedudukan yang luar biasa namun beliau mendapati dirinya dalam keadaan kebingungan melihat perilaku hamba yang mendapatkan karunia ilmunya dari sisi Allah SWT. Sehingga, QS. Al-Kahfi menjelaskan alasan masuk akal mengapa Nabi Khidir berbuat demikian.
Baca Juga: Ingatkan Sedekah Hingga Neraka, Sudut Qatar Dihiasi Hadist Nabi Sambut Piala Dunia 2022
Para ulama berbeda pendapat berkenaan dengan Khidir. Sebagian mereka mengatakan bahwa ia seorang wali dari wali-wali Allah SWT. Sebagian lagi mengatakan bahwa ia seorang nabi.
Terdapat banyak cerita yang beredar tentang kehidupan Khidir dan bagaimana keadaannya. Ada yang mengatakan bahwa ia akan hidup sampai hari kiamat. Yang jelas, kisah Khidir tidak dapat dijabarkan melalui nas-nas atau hadis-hadis yang dapat dipegang (otentik).
Disebut Murid Nabi Khidir, Sedikit Cerita Kanjeng Ratu Kidul Penguasa Pesisir Laut Selatan
Kanjeng Ratu Kidul dikisahkan dalam kitab Wedhapradangga, pencipta Bedhaya Ketawang adalah Sultan Agung, yang dibagikan dalam laman indonesia.go.id.
Diceritakan, kepercayaan tradisional meyakini, tarian Bedhaya ketawang diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kidul.
Merujuk artikel Robert Wessing yang berjudul “A Princess from Sunda: Some Aspects of Nyai Roro Kidul,” Asian Folklore Studies Vol. 56 tahun 1997, setidaknya ditemui beberapa versi sejarah.
Menurut Wessing, sebagai seorang putri Sunda, umumnya Kanjeng Ratu Kidul diceritakan sebagai puteri penguasa kerajaan Pajajaran di Jawa Barat, meskipun perihal siapa ayahnya ada beberapa nama yang terkemuka.
Misalnya, ada yang menyebutkan Kanjeng Ratu Kidul adalah putri dari Prabu Mundingsari, lainnya menyebut nama Prabu Munding Wangi, atau juga disebut nama Prabu Siliwangi maupun Prabu Cakrabuana.
Selain Pajajaran, cerita lain mengisahkan asal-usul Kanjeng Ratu Kidul ialah kerajaan Galuh. Prabu Sindhula dari abad ke-13 merupakan ayahnya.
Tempat asal lainnya yang disebutkan ialah kerajaan Kediri di Jawa Timur, saat diperintah oleh “Nostradamus Jawa” yaitu yang legendaris, Raja Jayabaya; atau bahkan berasal dari kerajaan yang lebih tua, Kahuripan, diperintah oleh Raja Airlangga juga berlokasi di Jawa Timur.
Namun demikian dari semua kisah itu, bagaimanapun kerajaan Pajajaran merupakan asal-usul Kanjeng Ratu Kidul yang paling sering disebutkan.
Usut punya usut saat tarian sakral ini ditarikan Kanjeng Ratu Kidul Selalu hadir dan turut menari di antara sembilan penari lainnya. Kanjeng Ratu Kidul KRT jugalah yang disebut-sebut mengajar secara langsung Tari Bedhaya Ketawang pada penari-penari kesayangan raja tersebut.
Sumber : berbagai sumber.