SUKABUMIUPDATE.com - Friday the 13th dianggap sebagai tanggal sial oleh banyak orang terutama di luar negeri.
Banyak orang yang membuat teori-teori negatif tentang Friday the 13th hingga membuat banyak orang mengalami ketakutan dengan angka 13.
Lantas, apa itu Friday The 13th? Dan dari mana asal usul tanggal tersebut hingga dianggap sial serta ditakuti? Jika kamu penasaran, simak penjelasannya dibawah ini seperti melansir dari Suara.com.
Baca Juga: BBM Jenis Solar Dibatasi Mulai 1 Februari 2023, Kendaraan Wajib Pakai Biodiesel B35?
Friday The 13th adalah sebuah sebutan untuk tanggal yang dianggap keramat, yakni Jumat, 13. Tidak sedikit yang percaya jika waktu tersebut dapat memicu kesialan dan mengaitkannya dengan hal-hal berbau mistis.
Sudah banyak cerita pada buku atau film yang menunjukkan bahwa Friday The 13th adalah hari sial. Biasanya, hal tersebut masuk dalam genre horor. Tak heran jika tanggal itu semakin ditakuti oleh beberapa orang.
Baca Juga: Daftar Alamat Proxy Whatsapp Indonesia Gratis, Chatting via WA Tanpa Internet
Di Indonesia sendiri, Friday The 13th dinilai semakin menakutkan apabila dalam kalender Jawa berada di hari Kliwon.
Banyak masyarakat yang percaya, hal buruk akan terjadi saat itu. Sehingga mereka kerap membaca do'a untuk menghindari kesialan.
Sementara beberapa orang lainnya memiliki cara lain guna mencegah diri sendiri dari kesialan. Diantaranya, tidak memecahkan cermin, tidak berjalan di bawah tangga, dan tidak menyeberang di depan kucing hitam.
Baca Juga: 7 Alamat Proxy Whatsapp Indonesia Gratis, Pake WA Gak Perlu Terhubung Internet
Asal Usul Friday The 13th
Melansir dari History, asal usul Friday the 13th yang dianggap sebagai tanggal sial tidak jelas. Beberapa orang mengatakan hal itu berasal dari Kode Hammurabi kuno, yakni salah satu kode hukum tertua yang ditulis sekitar tahun 1700 sebelum masehi.
Dalam kode itu, tidak ada hukum ke-13. Sehingga, memicu persepsi bahwa angka tersebut dihindari karena sial. Namun kenyataannya, ada kesalahan dari penerjemah yang menghilangkan satu baris teks.
Baca Juga: 5 Hewan Paling Mengerikan Penghuni Sungai Amazon
Asal usul lainnya berasal dari sejarah budaya orang-orang barat. Mereka menghubungkan angka 12 sebagai kelengkapan. Contoh, mulai dari 12 bulan dalam kalender atau 12 hari Natal, hingga 12 dewa Olympus.
Untuk itu, angka 13 dianggap sial dan takhayul semacam ini bahkan sudah tertanam di antara para pemikir terbesar dalam sejarah. Lalu, pemilihan Jumat yang juga disebut hari sial memiliki penjelasan tersendiri.
Pemikiran negatif yang mengaitkan Jumat sebagai hari sial berasal dari teori beragam agama dan budaya. Diantaranya, sejumlah orang Kristen percaya karena itu adalah hari dalam seminggu di mana Yesus disalibkan.
Baca Juga: Kabar Duka, Iis Piska Pedangdut Era 80-an Tewas Tercebur ke Dalam Sumur
Peristiwa lainnya yang mendukung teori ini terjadi pada hari Jum'at tanggal 13 Oktober 1307. Saat itu, Raja Prancis Philip IV dibantu oleh prajuritnya menangkap ratusan Ksatria Templar, kelompok agama yang mempertahankan Tanah Suci.
Para tentara yang ditangkap itu dipaksa meludah di kayu salib untuk menyangkal keberadaan Yesus. Selain itu, mereka juga terlibat tindakan homoseksual selama upacara inisiasi hingga mengharuskannya dibakar di tiang pancang di Paris.
Salah satu prajurit yang dibakar, Jacques de Molay, meneriakkan kutukan di Katedral Notre Dame. Ia mengatakan “Tuhan tahu siapa yang salah dan telah berdosa. Malapetaka akan segera terjadi pada mereka yang telah menghukum mati kita".
Baca Juga: Sepi Job Syuting, Ucok Baba Banting Stir Jualan Latto-latto
Banyaknya bukti negatif itu semakin memperkuat mitos Friday The 13th sebagai hari dan tanggal sial. Takhayul tersebut bertahan sangat lama bahkan sampai muncul kondisi psikologis bernama triskaidekaphobia (phobia dengan angka 13).
Salah satunya yang mengidap phobia ini adalah komposer besar Austria-Amerika, Arnold Schoenberg. Hal itu membuatnya mengganti penomoran angka 13 dengan notasi "12a" dalam beberapa karyanya. Ia juga dikabarkan takut mati pada usia kelipatan 13 tahun.
Sumber: Suara.com (Xandra Junia Indriasti)