SUKABUMIUPDATE.com - Memanfaatkan pekarangan rumah untuk tanaman herbal adalah hal yang positif di tengah makin mahalnya biaya kesehatan di Indonesia. Ini dilakukan Titin, lansia warga Cibadak Kabupaten Sukabumi yang sejak beberapa bulan terakhir ia terus berusaha mengurangi konsumsi obat kimia, untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Titin adalah ibu rumah tangga berusia 59 tahun yang sudah punya banyak cucu. Ia saat ini tengah membudidayakan sejumlah tanaman obat atau herbal di pekarangan rumahnya yang berada di Kampung Karanghilir Lodaya Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak.
“Saya sudah mengurangi minum obat. Sekarang pakai herbal saja dari tanaman-tanaman obat,” ucap Titin kepada sukabumiupdate.com, Selasa 10 Januari 2023.
Baca Juga: 4 Dampak Negatif Mengkonsumsi Santan Berlebihan untuk Kesehatan
Di halaman rumahnya kini penuh dengan tanaman herbal, mulai dari Bidara Arab, Babadotan, Tempuyung, Sirih Cina, katuk, jeruk nipis dan masih banyak lainnya. Rumah sederhananya kini bertambah hijau dengan keberadaan tanaman herbal.
“Sama memang suka sama tanaman. Dari dulu saya sering koleksi tanaman hias,” beber ibu 5 anak yang sudah punya 8 cucu.
Istri dari Anto (59 tahun) ini menceritakan awal menyukai tanaman herbal untuk obat. Saat itu ada keluarganya terluka yang kemudian diberikan obat daun babadotan.
Baca Juga: Dukung Kesehatan Masyarakat, bank bjb Bantu Peserta JKN yang Kesulitan Bayar Iuran
Waktu itu cucunya terluka dan langsung dikasih daun babadotan. Luka itu ternyata cepet kering dan akhirnya sembuh.
Selain luka, daun babadotan, lanjut Titin sepengetahuannya bisa dipakai untuk beragam keluhan kesehatan Seperti lambung dan gula darah.
"Saya ini punya keluhan lambung akut. Berobat kemana-mana, dikasih banyak obat sama dokter tidak kunjung sembuh. Setelah saya coba babadotan saat itu disarankan oleh orang yang pernah sembuh, ternyata manjur. Saya lebih cocok pakai obat tradisional,” lanjutnya.
Baca Juga: Korea Tertarik Kembangkan Wisata Kesehatan di Geyser Cisolok Sukabumi
Menurut Titin cukup gunakan 10 lembar daun babadotan dengan 3 gelas air atau 600 ml, lalu direbus, setelah itu tiriskan. Agar air rebusan tidak terlalu panas, boleh juga dicampur dengan madu.
“Air rebusannya agak berbau domba, sesuai dengan namanya babadotan alias bau domba badot jadi untuk dikonsumsi biasanya dicampur madu. Untuk luka ringan daunnya ditumbuk halus lalu balutkan pada kulit yang terkena luka,” beber Titin.
Writer: Restu Aji Prabowo (Magang)