SUKABUMIUPDATE.com - Setiap manusia pasti memiliki cita-cita atau mimpi yang berbeda. Namun dari semua perbedaan tersebut ada satu harapan yang pastinya sama, harapan itu adalah hidup bahagia.
Banyak orang yang mencari harta berlimpah agar dia bisa merasa bahagia, tapi kenyataanya hidup bahagia itu tidak melulu soal uang.
Karena sejatinya, banyak orang yang terlihat memiliki kehidupan bahagia padahal tidak memiliki harta yang berlimpah.
Baca Juga: 7 Alamat Proxy Whatsapp Indonesia Gratis, Pake WA Gak Perlu Terhubung Internet
Lantas apa sih sebenarnya cara untuk menjadi bahagia? Melansir dari Yoursay.id (Portal Suara.com), inilah tiga kunci sederhana agar hidup bahagia.
1. Bersyukur
Sebanyak apapun yang kamu miliki, sudahkah kamu mensyukurinya? Dari sekian banyak harta yang kamu warisi, sejauh mana kamu mensyukuri semua itu? Sebanyak apapun orang-orang yang kamu inginkan di sampingmu, seindah apa kamu telah mensyukurinya?
Terkadang, nominal ataupun jumlah tidak bisa menjadi tolok ukur seseorang merasa cukup dengan apa yang dirinya memiliki.
Ketika terus menuruti hati untuk haus akan banyak hal duniawi, seringkali membuat seseorang merasa lupa dengan dirinya sendiri, lupa dengan yang dia miliki, lupa dengan banyak hal yang bisa untuk disyukuri.
Oleh sebab itu, ketika kamu merasa tidak bahagia padahal sudah merasa mendapatkan cukup banyak harta di dunia ini, lihat kembali sebesar apa dan sejauh mana kamu mensyukuri semua itu.
Sedikit ataupun banyak sebenarnya tidak bisa dijadikan patokan. Ketika seseorang yang punya sedikit harta namun pandai dalam mensyukurinya, maka dia akan lebih mudah untuk merasa bahagia. Hidup ini adalah perkara pilihan.
Sejatinya, bagaimana kebahagiaan yang kamu inginkan adalah perkara pilihan hidup yang kamu ambil untuk dirimu sendiri.
2. Mengoptimalkan Hal yang Dimiliki
Dalam kehidupanmu sampai detik ini, mungkin sudah banyak kemampuan, gelar atau bahkan pengalaman hidup yang tidak bisa diragukan.
Kamu pandai dalam banyak hal, lalu kamu merasa cukup puas dengan semua itu. Lantas, dari semua keberhasilan tersebut, kenapa kamu merasa tidak bahagia?
Tidak cukup untuk sekadar mensyukuri apa yang sudah berhasil kamu dapatkan. Karena setelahnya, kamu juga memiliki fase di mana kamu harus bisa mengoptimalkan apa yang kamu kuasai.
Seberani apapun kamu untuk mencoba sesuatu sampai bisa, kamu akan kalah apabila hanya berpuas diri sampai di situ saja. Apapun yang kamu kuasai, harus terus diasah. Jangan lengah!
Ketika kamu memiliki suatu kemampuan, terus lakukan hal tersebut, gali pembaharuan-pembaharuan yang akan membuat apa yang kamu kuasai itu menjadi lebih baik lagi.
Sesuatu yang kamu coba dan akhirnya bisa, apabila dibiarkan saja akan membuatnya menjadi sia-sia. Tapi ketika kamu mengasahnya, apalagi menggunakan kemampuan itu untuk kebermanfaatan bagi banyak orang, kamu tentu akan merasa bahagia karenanya.
Cobalah untuk menolong atau membantu seseorang sekali saja dengan kemampuan yang kamu miliki. Pasti kamu akan merasa ketagihan untuk menolong banyak orang lainnya!
3. Ikhlas
Selain mensyukuri apa yang didapatkan, kita juga harus belajar untuk ikhlas ketika harus kehilangan. Mendapatkan sesuatu, lantas merelakannya, tentu saja bukan perkara yang mudah.
Namun sadarkah kita kalau kebanyakan dari kita merasa tidak bahagia karena terus menjadikan rasa kehilangan sebagai belenggu untuk melanjutkan fase dalam kehidupan.
Ada kalanya beberapa yang kita suka harus ditinggalkan atau bahkan meninggalkan kita, tapi hidup terus berjalan, bukan? Sekalipun kamu bersedih dan sedih itu merupakan hal yang wajar, tapi selesaikan kesedihan itu sampai tuntas. Kemudian jalani hidup dengan lebih baik lagi, bangkit kembali.
Kehilangan itu disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kesalahan diri sendiri. Hal itu umumnya akan membuat seseorang terus berdiam di tempat yang dinamakan 'merasa bersalah'. Namun, apakah dari rasa bersalah itu semuanya bisa hadir kembali?
Rasa bersalah adalah hal yang lumrah. Bahkan merasa bersalah atas kesalahan diri adalah sebuah wujud dari diri dan pikiran yang normal.
Namun, jangan sampai rasa bersalah itu dibawa sepanjang hidup dan selalu menjadi hambatan ketika kita ingin menjalani sesuatu yang baru.
Selain dalam pengambilan keputusan, ketegasan juga sangat diperlukan dalam mengikhlaskan beberapa hal dalam hidup yang hilang. Meskipun tidak kita inginkan, namun kehidupan harus terus dilanjutkan.
Sumber: Yoursay.id (Portal Suara.com)