SUKABUMIUPDATE.com - Ramalan Jayabaya kerap dikaitkan dengan peristiwa faktual masa kini, mengingat beberapa ramalannya benar-benar terjadi di masa lalu.
"Kejajah Saumur Jagung Karo Wong Cebol Kepalang" adalah Ramalan Jayabaya keempat yang benar-benar terjadi di Indonesia.
Kala itu, kemenangan negeri Jepang dalam setiap pertempuran menjadi fakta sejarah Ramalan Jayabaya adalah kenyataan.
Simak Fakta Sejarah Ramalan Jayabaya Keempat berbunyi "Kejajah Saumur Jagung Karo Wong Cebol Kepalang", dikutip dari E-Book Publikasi bertajuk "Ramalan Joyoboyo" yang diakses dari situs adoc.pub, Senin (9/1/2023).
Fakta Sejarah Ramalan Jayabaya di Indonesia "Kejajah Saumur Jagung Karo Wong Cebol Kepalang"
Pada 8 Maret 1942 Balatentara darat, laut, dan udara Dai Nippon serta pasukan sipil bunga Sakura yang berani mati dan selalu menang dalam pertempuran melawan bangsa Barat mendarat disegenap penjuru wilayah Nusantara.
Hal tersebut adalah bukti kenyataan Ramalan Jayabaya yang "Kejajah Saumur Jagung Karo Wong Cebol Kepalang".
Tentara Kerajaan Belanda tidak kalah gagah-berani menghadapi pasukan dari negeri Asia yang pernah menaklukkan Manchuria, wilayah kerajaan Tsar Rusia pada 1904-1905.
Baca Juga: 6 Strategi Pencapaian Target Inklusi 90% Tahun 2024, Cocokologi Ramalan Jayabaya?
Semangat tentara kerajaan masih kalah dengan tentara kekaisaran Matahari Terbit, Dewa Amaterasu berpihak pada sang penyerbu dari Utara.
Sejak masa kuno orang-orang di Nusantara sudah diperingatkan oleh nenek-moyang agar selalu waspada terhadap arah Utara, karena dari sana musuh datang menyerang, dari Utara juga bencana disebutkan bakal datang di Tanah Jawa.
Oleh sebab itu ada sedikit peninggalan warisan leluhur sejak seribu tahun silam atau masa Prabu Jayabaya dari kerajaan Kediri bertakhta, yakni
"jangan membuat tungku atau luweng untuk memasak mulutnya menghadap ke Utara" dan "jangan membuat kakus atau wc yang posisi orang yang mendudukinya sampai menghadap ke arah Utara".
Bahkan seorang pujangga masyhur Nusantara menulis soal arus balik dari Utara yang terus mengalir ke Selatan: ilmu pengetahuannya, budayanya dan barang-barang dagangannya.
Sebaliknya di masa keemasan Majapahit bahkan sejak zaman kerajaan Sriwijaya arus mengalir ke Utara: ilmu pengetahuan, budaya, dan barang-barang produk unggulannya.
Sejarah Ramalan Jayabaya menceritakan Hinomaru berkibar di seluruh Pantai Timur benua Asia sampai ke lautan Pasific di Timur Papua. Terbentuklah garis pertahanan militer yang sangat lebar dan sulit dijaga dari serbuan pasukan Sekutu yang dipimpin negeri Paman Sam.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya "Semat Ireng Anak-anak Sapi" Nyata! Cornellis Mendarat di Sunda Kelapa
Berturut-turut hengkang dari wilayah koloni atau jajahannya: Perancis di Indocina, Belanda di Hindia Belanda, Inggris di Malaya, dan Singapura. Bangsa Jepang berhasil mengubah peta politik dunia, khususnya di Asia.
Prabu Jayabaya sudah mengidentifikasi bangsa cebol kepalang ini seribu tahun yang lalu, yaitu bakal menjadi superpower di bidang militer.
Dalam pandangan Jawa, yang kecil akan mengalahkan yang besar, orang cebol kepalang atau bertubuh pendek inilah yang akan mengalahkan orang-orang besar dari Barat.
Sejarah Ramalan Jayabaya turut menyebut Pribumi Nusantara yang terpuruk melata di bawah kaki bangsa Barat selama 350 tahun sontak dibangunkan dari tanah dengan didikan pasukan Jepang yang keras dan tak kenal ampun.
Baca Juga: Bukti Ramalan Jayabaya "Kebo Nyabrang Kali", Hengkangnya Belanda di Era Adolf Hitler
Senjata mulai diberikan kepada Pribumi yang mau berjuang bersama Jepang untuk menghadapi bangsa Barat atau Sekutu. Korban selama masa pendidikan militer Jepang berjatuhan, kesengsaraan hidup melanda rakyat disegenap wilayah Nusantara.
Dalam Fakta Sejarah Ramalan Jayabaya, Kelak buah kesengsaraan itu yang diawali hengkangnya bangsa Barat membuat Pribumi harus berdiri diatas kaki sendiri di atas tanah tumpah darah negeri sendiri dan memerintah bangsa sendiri, semua itu dapat ditempuh dengan merebut kemerdekaan dan kedaulatan ibu pertiwi Nusantara.
Jepang atau Dai Nippon diramalkan menjajah Nusantara selama seumur benih jagung dapat disimpan 3,5 tahun! Dai Nippon yang bergabung dengan Jerman Adolf Hitler masih terus berjuang sendiri dengan ulet dan tekun.
Sekutu merasa biaya militer sudah terlampau besar dikeluarkan di medan Eropa menghadapi Jerman dan sekutunya.
Untuk menaklukkan pasukan Dai Nippon memiliki garis pertahanan begitu panjang di Asia Timur dan sebagian kepulauan di Pasifik.
Pada akhirnya Sekutu atau Amerika Serikat memilih menggunakan cara ekonomis dan praktis dengan meledakkan bom nuklir di jantung wilayah Jepang.
Alhasil pemenang perang dunia kedua yang sejati adalah senjata nuklir dan bukan Amerika Serikat.
Pasukan Amerika tidak mati-matian dalam mengalahkan Jepang dengan cara yang umum dan terhormat. Jepang pun tidak sepenuhnya kalah di medan peperangan akan tetapi kalah karena atas instruksi pimpinan tertingginya Kaisar Jepang.
Bangsa cebol dalam Sejarah Ramalan Jayabaya kepalang itu selama menduduki Jawa dan Nusantara menghadapi lawan-lawan tangguhnya: Partai Komunis Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, partai sosialis, partai nasionalis, dan orang-orang Islam progresif lain dan tentu saja segenap rakyat Nusantara.
Segenap komponen perlawanan itu telah memilih pemimpin mereka, Bung Karno. Bung Karno tidak terang-terangan memusuhi Jepang, akan tetapi mengambil taktik berpijak di dua tempat sekaligus.
Kaki kiri berada bersama pasukan Dai Nippon, sementara kaki kanannya bahu-membahu melawan Jepang dengan berbagai cara bersama pejuang Pribumi lainnya.
Baca Juga: 5 Ramalan Jayabaya 2023, Maraknya Fenomena Cocokologi Faktual Masa Depan
Bung Karno mengetahui siapa saja yang berjasa dalam merebut kemerdekaan, orang komunis, orang nasionalis, dan orang sosialis, dan orang Islam dan seterusnya. Selanjutnya, Jepang atau Dai Nippon menyerah kepada bom nuklir milik Amerika Serikat pada 14 Agustus 1945.
Pemenang perang dunia kedua lainnya, Uni Soviet, dedengkot negeri komunis pertama di dunia rupanya tidak dapat hidup berdampingan secara damai dengan negeri kapitalis lain.
Sebab, sejak manifes komunis diluncurkan pada abad ke-18 hantu komunis tidak pernah ditolerir oleh paham lain di dunia ini.
Sasaran tembak Amerika adalah negeri komunis Soviet Uni dan berakibat timbulnya Perang Dunia Dingin. Dua ideologi mengelompokkan diri masing-masing dengan memilih salah satu pihak.
Slogan Amerika lebih keras lagi, "berkawan dengan kami memusuhi komunis atau menjadi musuh besar kami" tidak adanya pilihan netral sama sekali.
Sejarah Ramalan Jayabaya menceritakan Imbas Perang Dunia Dingin itu sangat mewarnai kemerdekaan yang akhirnya dikumandangkan oleh Penyambung Hati Rakyat Indonesia, Soekarno didampingi M. Hatta.
Semasa pendudukan Jepang keduanya sudah sering menyusun strategi bersama menghadapi masa depan. Mereka dalam menyikapi Perang Dunia Dingin mengambil sikap berlawanan.
Bung Karno bersikap Netral sementara Hatta memihak memusuhi komunis. Dua peran antagonis dari kedua proklamator RI itulah yang pada akhirnya melahirkan drama-drama perang kemerdekaan yang memilukan. Bangsa sendiri bertempur dengan sesama saudara sendiri.
Perang saudara antar bangsa sendiri sejak perang kemerdekaan ternyata terus membesar dan puncak klimaksnya termaktub dalam ramalan Joyoboyo kelima berbunyi "pitik tarung sak kandang."
Sumber : adoc.pub