SUKABUMIUPDATE.com - Ramalan Jayabaya kerap dikaitkan dengan peristiwa faktual masa kini, mengingat beberapa ramalannya benar-benar terjadi di masa lalu.
"Kebo Nyabrang Kali" adalah Ramalan Jayabaya ketiga yang terbukti kebenarannya di Indonesia.
Tepatnya, ketika Penjajah Belanda hengkang dari tanah air karena berada di Bawah Bayangan Nazi yang kejam, Adolf Hitler.
Simak Fakta Ramalan Jayabaya yang Nyata berbunyi "Kebo Nyabrang Kali", dikutip dari E-Book Publikasi bertajuk "Ramalan Joyoboyo" yang diakses dari situs adoc.pub, Sabtu (7/1/2023).
Catatan Historis Bukti Ramalan Jayabaya di Indonesia "Kebo Nyabrang Kali"
Georgi Dimitrov salah satu petinggi Komintern atau Komunis Internasional dituduh oleh pengadilan Jerman Adolf Hitler mendalangi sebuah aksi kerusuhan membakar reichstaat Jerman.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya "Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong", Kisah Nyata Majapahit Abad Ke-15
Pada kisah bukti Ramalan Jayabaya ketiga, pokok pangkal inilah Hitler telah merekayasa tuduhan yang tidak terbukti maka dianggap mengumumkan genderang perang terhadap komunisme.
Dimitrov pun memberikan maklumat atau seruan ke seluruh kubu komunis berperang terhadap fasisme. Maka Jerman menghadapi lawan tangguh negeri-negeri sosialis dan terutama Uni Soviet, negeri sosialis pertama di dunia.
Semenjak krisis ekonomi 1929 Adolf Hitler terlihat tampil memimpin Nazi 1933 dan menggerakkan Jerman dengan fokus utama industri Jerman.
Dirinya berusaha membangun kekuatan militer besar-besaran sehingga dalam tempo lima tahun, di 1938 kekuatan militer yang terkuat di Eropa itu berhasil menganeksasi Austria.
Ramalan Jayabaya menceritakan sekutu yang dimotori Inggris dan Amerika Serikat masih belum mengambil tindakan sampai Jerman Hitler menyerbu Ceko dengan kekuatan militer besar-besaran dan melancarkan sekaligus menguji coba blitzkriegnya yang gemilang.
Akhirnya 3 September 1939 Sekutu mengumumkan perang terhadap Jerman. Sementara itu berturut-turut bala tentara Jerman berhasil menaklukkan Prancis dan tak ketinggalan Belanda, Belgia tunduk pada keperkasaan Jerman.
Dalam bayang-bayang pasukan Hitler yang menggentarkan itu maka pemerintahan kerajaan Belanda mengungsi ke Inggris, menyeberangi selat Channel. Sementara Belanda bergabung dengan Sekutu berperang terhadap Jerman dan negeri jajahan Hindia Belanda atau Nusantara mengambil sikap netral terhadap Jerman.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya "Semat Ireng Anak-anak Sapi" Nyata! Cornellis Mendarat di Sunda Kelapa
Hengkangnya pemerintah Kerajaan Belanda mengungsi ke Inggris inilah yang telah diramalkan oleh Raja Kediri Jayabaya alias Sri Aji Joyoboyo yang berbunyi "Kebo nyabrang kali" dalam Ramalan Jayabaya.
Hindia Belanda (baca: Indonesia) terlalu jauh dari pasukan blitzkrieg Hitler di Eropa, akan tetapi terlalu dekat bagi sekutu Jerman di Timur Jauh yakni Jepang.
Masuknya Jepang ke Hindia Belanda pada giliran terakhir dalam serbuan pasukan Negeri Matahari Terbit itu, sekaligus membuat pemerintahan jajahan seberang lautan Hindia Belanda mengungsi ke wilayah Australia.
Lagi-lagi, Ramalan Jayabaya "Kebo nyabrang kali" terbukti untuk kedua kalinya.
Kala itu, Belanda mengungsi karena sudah terlalu kenyang mengeruk kekayaan di Nusantara, kekayaan itu disetor untuk mengenyangkan negeri induk Netherland yang terbukti tidak kuat bergerak menghadapi serbuan Jerman.
Sama halnya dengan negeri induk Hindia Belanda yang gemuk dan tidak mampu menghadapi beringasnya pasukan Negeri Sakura yang masih kelaparan menyedot semua sumber daya alam dan kekayaan negeri.
Bukti Ramalan Jayabaya menyebut Hengkangnya pemerintah pusat kerajaan Belanda dan juga pemerintahan jajahan mengungsi menyeberangi lautan itulah yang sudah diramalkan oleh Joyoboyo raja Kediri delapan ratus tahun yang silam.
Dikisahkan, Hindia Belanda (Indonesia) tidak sendiri menghadapi serbuan Jepang, juga Inggris di Malaya, Singapura, dan pasukan Prancis di Indocina serta Amerika Serikat di Filipina. Semua negara ini menyeberangi lautan untuk mengungsi menyelamatkan ekor sendiri meninggalkan anak jajahan diambil orang lain.
Baca Juga: 5 Ramalan Jayabaya 2023, Maraknya Fenomena Cocokologi Faktual Masa Depan
Makna Ramalan Jayabaya "Kebo Nyabrang Kali" yang Terjadi saat Perang Dunia II
Makna Ramalan Jayabaya "Kebo nyabrang kali" adalah seekor kerbau punya hobi mandi di kubangan berisi air, apalagi di sebuah sungai yang melimpah-ruah airnya, ia tidak mungkin mau menyeberangi sungai tanpa alasan yang jelas.
Alasan agar seekor kerbau menyeberangi sungai hanya karena dengan dipaksa atau terpaksa saja. Mengingat kerbau sudah kenyang makan dan kenyang berendam di air maka akan cenderung bermalas-malasan saja. Dan yang memaksa kerbau Belanda hengkang ialah kekuatan militer unggul bangsa lain.
Sementara kekuatan militer sendiri tidak siap digunakan menghadapi serbuan serupa dari luar, melainkan hanya siap digunakan untuk menindas pribumi jajahan yang tidak bersenjata dan tergolong lemah dari segi apapun.
Pasukan militer Belanda disebut punya kemampuan militer yang hanya sekelas menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara. Belanda lebih menggunakan akal yang diwujudkan dengan politik pecah-belah dan berambisi terhadap kekuasaan.
Terutama berkat bantuan Pribumi sendiri yang memilih berpihak pada kekuatan asing. Pasukan blitzkrieg Jerman akhirnya gagal menghadapi Tentara Merah di front Timur dalam daerah Uni Soviet.
Kekalahan di Rusia menyebabkan keruntuhan kekuatan Jerman, dan Hitler bunuh diri atau dibunuh oleh pihak tertentu.
Dengan demikian pada akhirnya pasukan militer Jerman menyerah pada Sekutu setahun lebih dulu daripada menyerahnya kekaisaran Jepang pada Amerika Serikat.
Hal ini karena ledakan bom atom di jantung kota Jepang yang dijatuhkan dari pesawat militer Amerika Serikat.
Kisah Ramalan Jayabaya menceritakan Soviet Uni atau Uni Soviet yang berada di pihak Sekutu berhak keluar sebagai salah satu negara pemenang Perang Dunia Kedua. Dunia komunis mendapat kehormatan dengan keunggulan pasukan Merah Uni Soviet.
Kemudian, anugerah kemenangan itu dipersembahkan bagi petinggi Komintern Georgi Dimitrov.
Dimitrov dinilai gagah berani membela Komintern dan komunisme di hadapan pengadilan fasis Jerman Adolf Hitler atas tuduhan palsu hasil kerja rekayasa intelijen Nazi Jerman dalam mengenyahkan hantu komunis sejagad.
Sumber : adoc.pub