Bukti Ramalan Jayabaya "Kebo Nyabrang Kali", Hengkangnya Belanda di Era Adolf Hitler

Sabtu 07 Januari 2023, 16:00 WIB
Ilustrasi Bukti Ramalan Jayabaya "Kebo Nyabrang Kali", Hengkangnya Belanda di Era Adolf Hitler (Sumber : Instagram/@sarahrajput_says)

Ilustrasi Bukti Ramalan Jayabaya "Kebo Nyabrang Kali", Hengkangnya Belanda di Era Adolf Hitler (Sumber : Instagram/@sarahrajput_says)

SUKABUMIUPDATE.com - Ramalan Jayabaya kerap dikaitkan dengan peristiwa faktual masa kini, mengingat beberapa ramalannya benar-benar terjadi di masa lalu.

"Kebo Nyabrang Kali" adalah Ramalan Jayabaya ketiga yang terbukti kebenarannya di Indonesia.

Tepatnya, ketika Penjajah Belanda hengkang dari tanah air karena berada di Bawah Bayangan Nazi yang kejam, Adolf Hitler.

Simak Fakta Ramalan Jayabaya yang Nyata berbunyi "Kebo Nyabrang Kali", dikutip dari E-Book Publikasi bertajuk "Ramalan Joyoboyo" yang diakses dari situs adoc.pub, Sabtu (7/1/2023).

Catatan Historis Bukti Ramalan Jayabaya di Indonesia "Kebo Nyabrang Kali"

Georgi Dimitrov salah satu petinggi Komintern atau Komunis Internasional dituduh oleh pengadilan Jerman Adolf Hitler mendalangi sebuah aksi kerusuhan membakar reichstaat Jerman.

Baca Juga: Ramalan Jayabaya "Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong", Kisah Nyata Majapahit Abad Ke-15

Pada kisah bukti Ramalan Jayabaya ketiga, pokok pangkal inilah Hitler telah merekayasa tuduhan yang tidak terbukti maka dianggap mengumumkan genderang perang terhadap komunisme.

Dimitrov pun memberikan maklumat atau seruan ke seluruh kubu komunis berperang terhadap fasisme. Maka Jerman menghadapi lawan tangguh negeri-negeri sosialis dan terutama Uni Soviet, negeri sosialis pertama di dunia.

Semenjak krisis ekonomi 1929 Adolf Hitler terlihat tampil memimpin Nazi 1933 dan menggerakkan Jerman dengan fokus utama industri Jerman.

Dirinya berusaha membangun kekuatan militer besar-besaran sehingga dalam tempo lima tahun, di 1938 kekuatan militer yang terkuat di Eropa itu berhasil menganeksasi Austria.

Ramalan Jayabaya menceritakan sekutu yang dimotori Inggris dan Amerika Serikat masih belum mengambil tindakan sampai Jerman Hitler menyerbu Ceko dengan kekuatan militer besar-besaran dan melancarkan sekaligus menguji coba blitzkriegnya yang gemilang.

Akhirnya 3 September 1939 Sekutu mengumumkan perang terhadap Jerman. Sementara itu berturut-turut bala tentara Jerman berhasil menaklukkan Prancis dan tak ketinggalan Belanda, Belgia tunduk pada keperkasaan Jerman.

Dalam bayang-bayang pasukan Hitler yang menggentarkan itu maka pemerintahan kerajaan Belanda mengungsi ke Inggris, menyeberangi selat Channel. Sementara Belanda bergabung dengan Sekutu berperang terhadap Jerman dan negeri jajahan Hindia Belanda atau Nusantara mengambil sikap netral terhadap Jerman.

Baca Juga: Ramalan Jayabaya "Semat Ireng Anak-anak Sapi" Nyata! Cornellis Mendarat di Sunda Kelapa

Hengkangnya pemerintah Kerajaan Belanda mengungsi ke Inggris inilah yang telah diramalkan oleh Raja Kediri Jayabaya alias Sri Aji Joyoboyo yang berbunyi "Kebo nyabrang kali" dalam Ramalan Jayabaya.

Hindia Belanda (baca: Indonesia) terlalu jauh dari pasukan blitzkrieg Hitler di Eropa, akan tetapi terlalu dekat bagi sekutu Jerman di Timur Jauh yakni Jepang.

Masuknya Jepang ke Hindia Belanda pada giliran terakhir dalam serbuan pasukan Negeri Matahari Terbit itu, sekaligus membuat pemerintahan jajahan seberang lautan Hindia Belanda mengungsi ke wilayah Australia.

Lagi-lagi, Ramalan Jayabaya "Kebo nyabrang kali" terbukti untuk kedua kalinya.

Kala itu, Belanda mengungsi karena sudah terlalu kenyang mengeruk kekayaan di Nusantara, kekayaan itu disetor untuk mengenyangkan negeri induk Netherland yang terbukti tidak kuat bergerak menghadapi serbuan Jerman.

Sama halnya dengan negeri induk Hindia Belanda yang gemuk dan tidak mampu menghadapi beringasnya pasukan Negeri Sakura yang masih kelaparan menyedot semua sumber daya alam dan kekayaan negeri.

Bukti Ramalan Jayabaya menyebut Hengkangnya pemerintah pusat kerajaan Belanda dan juga pemerintahan jajahan mengungsi menyeberangi lautan itulah yang sudah diramalkan oleh Joyoboyo raja Kediri delapan ratus tahun yang silam.

Dikisahkan, Hindia Belanda (Indonesia) tidak sendiri menghadapi serbuan Jepang, juga Inggris di Malaya, Singapura, dan pasukan Prancis di Indocina serta Amerika Serikat di Filipina. Semua negara ini menyeberangi lautan untuk mengungsi menyelamatkan ekor sendiri meninggalkan anak jajahan diambil orang lain.

Baca Juga: 5 Ramalan Jayabaya 2023, Maraknya Fenomena Cocokologi Faktual Masa Depan

Makna Ramalan Jayabaya "Kebo Nyabrang Kali" yang Terjadi saat Perang Dunia II

Makna Ramalan Jayabaya "Kebo nyabrang kali" adalah seekor kerbau punya hobi mandi di kubangan berisi air, apalagi di sebuah sungai yang melimpah-ruah airnya, ia tidak mungkin mau menyeberangi sungai tanpa alasan yang jelas.

Alasan agar seekor kerbau menyeberangi sungai hanya karena dengan dipaksa atau terpaksa saja. Mengingat kerbau sudah kenyang makan dan kenyang berendam di air maka akan cenderung bermalas-malasan saja. Dan yang memaksa kerbau Belanda hengkang ialah kekuatan militer unggul bangsa lain.

Sementara kekuatan militer sendiri tidak siap digunakan menghadapi serbuan serupa dari luar, melainkan hanya siap digunakan untuk menindas pribumi jajahan yang tidak bersenjata dan tergolong lemah dari segi apapun.

Pasukan militer Belanda disebut punya kemampuan militer yang hanya sekelas menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara. Belanda lebih menggunakan akal yang diwujudkan dengan politik pecah-belah dan berambisi terhadap kekuasaan.

Terutama berkat bantuan Pribumi sendiri yang memilih berpihak pada kekuatan asing. Pasukan blitzkrieg Jerman akhirnya gagal menghadapi Tentara Merah di front Timur dalam daerah Uni Soviet.

Kekalahan di Rusia menyebabkan keruntuhan kekuatan Jerman, dan Hitler bunuh diri atau dibunuh oleh pihak tertentu.

Dengan demikian pada akhirnya pasukan militer Jerman menyerah pada Sekutu setahun lebih dulu daripada menyerahnya kekaisaran Jepang pada Amerika Serikat.

Hal ini karena ledakan bom atom di jantung kota Jepang yang dijatuhkan dari pesawat militer Amerika Serikat.

Kisah Ramalan Jayabaya menceritakan Soviet Uni atau Uni Soviet yang berada di pihak Sekutu berhak keluar sebagai salah satu negara pemenang Perang Dunia Kedua. Dunia komunis mendapat kehormatan dengan keunggulan pasukan Merah Uni Soviet.

Kemudian, anugerah kemenangan itu dipersembahkan bagi petinggi Komintern Georgi Dimitrov.

Dimitrov dinilai gagah berani membela Komintern dan komunisme di hadapan pengadilan fasis Jerman Adolf Hitler atas tuduhan palsu hasil kerja rekayasa intelijen Nazi Jerman dalam mengenyahkan hantu komunis sejagad.

Sumber : adoc.pub

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi Panitia
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa