SUKABUMIUPDATE.com - Awal bulan Januari 2023 banyak amalan yang dapat ditemukan untuk menyempurnakan tahun yang penuh dengan resolusi.
Bagi umat muslim, puasa adalah salah satu amalan yang dapat dilakukan secara rutin.
Puasa adalah aktivitas menahan diri baik lahir maupun batin dari berbagai godaan termasuk menahan diri dari lapar dan haus pada waktu tertentu.
Selain puasa ramadhan, puasa sunnah juga dapat kita amalkan mulai dari puasa senin-kamis, peringatan hari-hari tertentu sampai dengan puasa sunnah ayyamul bidh.
Puasa ayyamul bidh adalah amalan sunnah rutin umat muslim setiap tanggal 13, 14 dan 15 bulan hijriyah
Baca Juga: Bacaan Doa di Hari Jumat untuk Memohon Keberkahan Rezeki
Akan tetapi, oleh karena mayoritas masyarakat menggunakan kalender masehi sebagai pedoman, maka tak sedikit dari mereka yang bertanya-tanya kapan puasa ayyamul bidh dapat dilakukan.
Pada awal bulan 2023, Puasa Ayyamul Bidh jatuh pada tanggal 6 sampai 8 januari yaitu hari jumat-minggu.
Mengutip dari Al Habib Info, Kalender Islam atau kalender hijriyah yang digunakan dalam acuan didasarkan pada kemungkinan rukyatul hilal global.
Berikut tata cara puasa ayyamul bidh, dikutip dari situs resmi Nahdlatul Ulama!
A. Tata Cara Puasa Sunnah Ayyamul Bidh
1. Puasa Ayyamul Bidh diawali Dengan Niat
Niat Puasa Ayyamul Bidl sama seperti puasa sunnah lainnya (Puasa Senin-Kamis, puasa Arafah) yang dapat dilakukan dengan niat puasa mutlak, seperti: “Saya niat puasa.”.
Namun sebaiknya niat puasa sunnah ayyamul bidh dilafalkan dengan niat secara khusus. Berikut bacaan latin niat puasa sunnah ayyamul bidh:
Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta’ala.
Artinya, “Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’ala.”
Niat Puasa ayyamul bidh disunnahkan untuk dibaca menggunakan hati serta diucapkan dengan lisan.
Niat puasa Ayyamul Bidh dapat dilakukan mulai malam hingga siang hari sebelum masuk waktu zawal (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak masuk waktu subuh atau sejak terbit fajar (Al-Malibari, Fathul Mu’în, juz II, halaman 223).
Baca Juga: Bacaan Doa Masuk Masjid di Hari Jumat yang Diamalkan Rasulullah SAW
2. Sahur Sebelum Puasa Ayyamul Bidh
Sunnah amalan berpuasa salah satunya adalah mengakhirkan makan sahur.
Puasa Ayyamul Bidh juga demikian, sehingga makan sahur lebih diutamakan saat menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.
3. Puasa Ayyamul Bidh Dilakukan dengan Menahan Diri
Puasa Ayyamul Bidh dilaksanaan dengan cara menahan diri dari segala hal yang membatalkan.
Hal yang membatalkan bisa bermacam-macam baik hawa nafsu maupun aktivitas secara umum seperti makan dan minum.
Orang yang berpuasa Ayyamul Bidh juga dianjurkan untuk menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, ghibah (menggunjing orang), dan segala perbuatan dosa lainnya.
Rasulullah SAW bahkan pernah bersabda yang artinya:
“Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan” (HR an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra). (Abul Fadl al-‘Iraqi, al-Mughni ‘an Hamil Asfâr, [Riyad: Maktabah Thabariyah, 1414 H/1995 M], juz I, h. 186).
4. Menyegerakan Berbuka Saat Puasa Ayyamul Bidh
Amalan sunnah saat berpuasa,selain mengakhirkan makan sahur juga menyegerakan berbuka.
Anjuran segera berbuka saat puasa ayyamul bidh yaitu berupa bergegas membatalkan puasa saat adzan maghrib sudah mulai berkumandang. (Ibrahim al-Bajuri, Hâsyiyyatul Bâjuri ‘alâ Ibnil Qâsim al-Ghazi, [Semarang, Toha Putra], juz I, h. 292-294).
Baca Juga: Penting Mengerjakan Puasa Senin Kamis, Simak Niat dan Bacaan Doa Berbukanya
B. Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Hukum Puasa Ayyamul Bidh termasuk sunnah muakkad dan memiliki keutamaan yang sangat besar. Sehingga, alangkah lebih baik kamu mengetahui keutamaan tersebut agar kamu semakin bersemangat untuk melaksanakannya.
Berdasarkan pendapat Imam as-Subki dan ulama lainnya, orang yang berpuasa Ayyamul Bidh mendapatkan kesunnahan berpuasa tiga hari setiap bulan.
Sementara, untuk puasa tiga hari setiap bulan tersebut layaknya berpuasa sepanjang tahun.
Hal tersebut diriwayatkan dalam sebuah hadits hasan atau hadits shahih dari jalur riwayat Abu Hurairah RA oleh Ibnu Majah, yang artinya:
“Diriwayatkan dari Abu Dzar RA, sungguh Nabi saw bersabda:
‘Siapa saja yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka puasa tersebut seperti puasa sepanjang tahun'
Kemudian Allah menurunkan ayat dalam kitabnya yang membenarkan hal tersebut:
‘Siapa saja yang datang dengan kebaikan maka baginya pahala 10 kali lipatnya’ [QS al-An’am: 160].
'Satu hari sama dengan 10 hari’.” (HR Ibnu Majah dan at-Tirmidzi).
(Abu Bakar Ibnu Sayyid Muhamamd Syatha ad-Dimyathi, I’ânatut Thâlibîn, [Beirut, Dârul Fikr], juz II, halaman 269; dan Ibnul Mulaqqin, Tuhfatul Muhtâj ilâ Adillatil Manhâj, [Makkah, Dâru Harrâ’: 1406 H], juz II, h. 109-110).
Sumber : Al Habib Info, NU