SUKABUMIUPDATE.com - Malam Jumat Identik dengan hal yang membuat bulu kuduk merinding.
Cerita makhluk mistis bahkan tersebar luas di kalangan Masyarakat Sunda, seperti Jurig Jarian.
Jurig Jarian adalah salah satu Hantu Sunda Penghuni Tempat Sampah yang dipercaya oleh sebagian masyarakat hingga kini.
Lantas, Apakah Benar Jurig Jarian itu Ada?
Simak Informasinya yang dilansir dari berbagai sumber!
Kata ‘Jurig Jarian’ mulanya berasal dari bahasa Sunda, yakni jurig berarti hantu dan jarian artinya sampah. Sehingga jurig jarian adalah sebutan makhluk mistis hantu penghuni tempat sampah.
Baca Juga: Cerita Mistis hingga Kisah Zaman Belanda di Balik Kampung Gunung Goong Sukabumi
Hingga saat ini, wujud jelas belum pernah digambarkan secara jelas karena sedikitnya saksi mata yang pernah bertemu langsung dengan jurig jarian.
Namun beberapa informasi mengatakan sosok hantu seperti wujud tuyul karena menyerupai anak-anak dan berkepala botak. Akan tetapi ada juga yang percaya hantu ini bak wanita berambut panjang.
Biasanya, hantu jurig jarian akan muncul menjelang magrib atau matahari terbenam.
Konon makhluk mistis ini mengincar anak-anak dan wanita hamil yang masih berkeliaran di luar rumah saat petang.
Oleh sebab itu, masyarakat setempat akan menghindari membuang sampah di waktu-waktu tersebut.
Baca Juga: Cerita Mistis di Balik Batu Beureum Curug Cikurutug Nangerang Sukabumi
Jurig jarian menularkan penyakit kepada anak-anak berupa demam, meriang, atau bentol-bentol dengan rasa gatal luar biasa.
Sedangkan pada wanita hamil jurig jarian biasanya diganggu hingga kerasukan.
Masyarakat Sunda yang beragama Islam meyakini bahwa Hantu Jurig Jarian dapat diusir dengan membacakan Ayat Kursi atau Surah Yasin. Selain itu sosok mistis ini juga diusir dengan memberikan campuran air dengan satu sendok garam.
Sakit kemudian berangsur sembuh karena pengaruh hantu yang sudah menghilang.
Apabila dianalisis dari sudut pandang medis, sebenarnya banyak kemungkinan mengapa pasca membuang sampah menyebabkan rasa gatal luar biasa.
Misalnya bisa jadi disebabkan oleh gigitan nyamuk di area tempat sampah atau justru termasuk gatal psikogenik.
Baca Juga: Membongkar Mitos Larangan Menikah Orang Sunda dan Jawa, Intip Sejarahnya!
Melansir dari hellosehat.com, gatal psikogenik adalah perasaan terdesak untuk menggaruk kulit tanpa ada masalah atau penyebab gatal.
Gatal psikogenik biasanya hanya muncul di bagian tubuh yang mudah dijangkau, seperti lengan, paha belakang, perut, bahu, dan wajah. Bahayanya, rasa gatal akan semakin menjadi-jadi ketika area tersebut digaruk terus menerus.
Gatal psikogenik juga dapat muncul ketika sedang stres, cemas, punya masalah rumit atau ketika merasa terancam.
Disebutkan, gatal psikogenik bukan lah penyakit kulit tetapi lebih tepat digolongkan sebagai jenis gangguan psikis.
Hal ini karena keinginan dan desakan menggaruk kulit tanpa sebab bukan merupakan sebuah penyakit. Rasa ingin menggaruk kulit timbul dari sugesti atau alam bawah sadar pikiran manusia.
Baca Juga: Rasakan Gatal, Kulit Anak Gadis di Tegalbuleud Sukabumi Penuh Bercak Hitam
Penyebab gatal psikogenik yaitu adanya kelainan aktivitas otak saat merasakan emosi yang menggebu-gebu.
Korteks cingulate, adalah bagian dari otak yang mengatur timbulnya rasa gatal. Bagian otak ini juga mengatur berbagai aktivitas emosional dan kognitif manusia.
Oleh karena itu, ketika seseorang merasakan suatu perasaan yang tak dapat dikendalikan, bagian otak Korteks cingulate akan terstimulasi secara berlebihan dan menimbulkan desakan untuk menggaruk kulit.
Berdasarkan alasan medis tersebut, korelasi yang dapat disimpulkan yaitu mitos jurig jarian menimbulkan rasa ketakutan dalam diri seseorang. Ketakutan berlebihan ini bisa membuat bagian otak Korteks cingulate terstimulasi secara berlebihan pula.
Akibatnya, seseorang yang merasa takut pada jurig jarian akan menggaruk kulitnya atau mengalami gatal psikogenik.
Sumber : berbagai sumber.