Suka Mewarnai Rambut? Simak Tips Merawatnya Agar Tidak Rusak

Rabu 14 Desember 2022, 20:00 WIB
(Ilustrasi) Penting mengetahui merawat rambut yang diwarnai agar tidak rusak | Foto: iStock

(Ilustrasi) Penting mengetahui merawat rambut yang diwarnai agar tidak rusak | Foto: iStock

SUKABUMIUPDATE.com - Mewarnai rambut banyak dilakukan orang agar tampil beda dan terkesan lebih trendi. Bahkan beberapa orang kerap menggonta-ganti warna rambut cukup sering.

Tren mewarnai rambut tidak pernah hilang dalam dunia kecantikan, bahkan warnanya makin beragam dan formulanya semakin kaya.

Namun, Anda juga perlu ingat jika mewarnai rambut tetap memiliki risiko bagi kesehatan rambut itu sendiri meski kini banyak cat rambut yang mengandung vitamin dan bahan kimianya berkurang.

Baca Juga: Bisa Melemahkan Rambut, Seberapa Sering Boleh Menggunakan Pelurus Rambut?

Melansir dari Tempo.co, rambut yang diwarnai membutuhkan perawatan khusus agar tidak rusak dan warnanya tidak cepat pudar.

Saat ini, ada beragam warna temporer, warna permanen, warna semi permanen, pre-lighteners, dan warna permanen bebas amonia yang tersedia di pasaran.

Penting untuk memahami durasi warna dari masing-masing produk ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap rambut. Setiap jenis warna memiliki jenis perawatan yang berbeda.

Baca Juga: 5 Tokoh Nasional Bergelar Hukum yang Jadi Nama Jalan, Salah Satunya Sukabumi

Untuk semua jenis warna, penggunaan sampo, kondisioner, masker rambut, dan kondisioner tanpa bilas yang baik adalah suatu keharusan.

Pada minggu-minggu awal setelah diwarnai, perawatan berfokus untuk mengunci warna dan memastikan umur panjang, minggu-minggu berikutnya dimaksudkan untuk menjaga kekuatan rambut tetap utuh.

Sebagian besar warna rambut menyebabkan kerusakan pada rambut karena pewarnaan rambut biasanya menghilangkan kelembaban dari rambut. Rambut yang sangat keriting bahkan bisa sedikit mengendur, karena kerusakan yang ditimbulkan.

Baca Juga: Sederet Kecelakaan di Jalur Kereta Api Sukabumi Sepanjang Tahun 2022

Oleh karena itu, disarankan menggunakan sampo yang bebas paraben dan merawatnya dengan sampo bebas amonia setiap enam bulan sekali.

Untuk warna rambut, kebanyakan orang cenderung memilih warna yang beberapa tingkat lebih terang dari warna aslinya. Semakin banyak dan jenis warna yang berbeda berarti paparan bahan kimia semakin banyak pula.

Jadi, penting agar rutinitas perawatan rambut lebih terkonsentrasi. Ikuti saran penata rambut dan pilih rutinitas perawatan rambut yang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan perawatan rambut individu, misalnya menggunakan masker rambut setiap minggu baik di rumah atau di salon.

Baca Juga: Lirik Lagu Hidup Tanpamu Keisya Levronka, Untuk yang Jenuh Jalani Sebuah Hubungan

Penggunaan kondisioner tanpa bilas setelah setiap keramas juga membantu perawatan. Jadi, sesuaikan setiap jenis warna rambut dengan perawatan setelahnya untuk menjaga kualitas warna serta mencegahnya dari kerusakan dan kerontokan, juga masalah lainnya.

Sumber: Tempo.co (Times of India)

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi Panitia
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa