SUKABUMIUPDATE.com - Malam Tahun Baru 2023 selalu identik dengan pesta kembang api yang warnanya kian menarik hati.
Keindahan kembang api selalu berkutat soal warna-warni yang mengudara ketika dinyalakan.
Namun, tahukah kamu mengapa kembang api punya beragam warna ketika dinyalakan? Melansir dari warstek.com, Inilah 3 Alasan Warna Cantik Kembang Api!
1. Komposisi Kembang Api
Kembang api disusun oleh kandungan senyawa kimia utama berupa campuran bubuk mesiu dan garam logam.
Secara umum, bubuk mesiu terbuat dari campuran kalium nitrat, karbon, dan sulfur yang ketika terbakar akan menimbulkan ledakan.
Kemudian, garam logam adalah komponen yang berperan dalam menghasilkan warna bunga api, contohnya: stronsium, barium, natrium dll.
Baca Juga: Dari Usir Roh Jahat hingga Perayaan Tahun Baru, Ini Sejarah Kembang Api yang Dilarang karena Corona
Jika garam logam tersebut dibakar maka akan menimbulkan percikan warna berbeda sesuai dengan jenis logamnya. Kembang api juga memiliki senyawa pengikat seperti dekstrin yang berfungsi sebagai bahan bakar setelah dinyalakan.
Zat pengoksidasi pada kembang api diperlukan untuk menghasilkan oksigen dalam membakar campuran, misalnya nitrat, klorat, atau perklorat.
Jadi, indahnya warna kembang api di udara disebabkan oleh kandungan kimia yang menyusunnya!
2. Reaksi Kimia Kembang Api
Kembang api yang dibakar akan menimbulkan reaksi berkecepatan tinggi disertai pembentukan gas-gas.
Pembakaran kembang api juga menyebabkan efek panas dan tekanan dengan intensitas tinggi. Hal ini menjadi alasan kembang api meledak ke udara.
Adapun rumus kimia proses pembakaran kembang api yaitu:
- Ketika terjadi ledakan di udara, material akan tersebar dalam kondisi yang sangat panas.
- Garam logam yang terbakar menyebabkan elektron dalam atom logam tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi.
- Keadaan tereksitasi ini tidak stabil, sehingga elektron dengan cepat kembali ke energi aslinya (atau keadaan dasar).
- Elektron menghasilkan energi berlebih sebagai cahaya
- Logam yang berbeda akan memiliki energi berbeda pula antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi.
- Terakhir, rangkaian reaksi kimia tersebut akan menghasilkan warna cahaya berbeda.
Baca Juga: Jadwal Libur Natal 2022 dan Tahun Baru, Apakah Ada Cuti Bersama?
3. Penyusun Kembang Api
Sebagian kembang api dapat meledak dengan warna yang cantik, indah, rapi dan berurutan.
Bentuk warna pasca ledakan kembang api disebabkan oleh garam logam (stars) yang ditempatkan pada lapisan yang berbeda. Akibatnya, ketika terbakar, garam logam yang menyala terlebih dahulu terletak paling dekat ke bubuk mesiu (bursting charge).
Pembakaran kembang api merambat ke lapisan lapisan berikutnya dan keindahan warna dapat dinikmati.
Garam logam (stars) dikemas dengan bubuk mesiu di tengahnya ke dalam cangkang.
Bagian luar cangkang terbuat dari beberapa lapis kertas yang ditempelkan dan dikeringkan.
Kekuatan ledakan dan tingkat kerekatan kertas adalah kombinasi sempurna untuk membuat bunga api terlihat menawan dengan sebaran logam yang merata.
Baca Juga: Siap Dipakai Libur Natal dan Tahun Baru, Tol Bocimi Seksi 2 Rampung Desember 2022
Oleh karena itu, dapat disimpulkan warna–warni kembang api terbentuk karena reaksi kimia garam logam berbeda pada proses pembakaran.
Mengutip sukabumiupdate.com sebelumnya, peristiwa perayaan kembang api mulanya merupakan kecelakaan sebuah penelitian.
Di suatu tempat sekitar 800 M, ahli kimia Cina mencampurkan senyawa kalium nitrat, sulfur dan arang untuk menciptakan mesiu mentah. Mereka sebenarnya mencari resep untuk kehidupan kekal, demikian dikutip Live Science, baru-baru ini.
Ledakan tersebut mengejutkan dan membawa kemalangan bagi seorang ahli kimia Cina.
Menurut Gunpowder, Explosives and the State: A History (Routledge, 2016), di Cina awal abad kesembilan, alkimia adalah hal yang paling disukai. Tujuan alkimia adalah untuk menghasilkan zat yang akan memperpanjang hidup, atau bahkan menipu kematian.
Alkimia tidak pernah menemukan ramuan yang menantang maut. Tapi itu menghasilkan ledakan yang mengubah cara kita merayakan liburan di seluruh dunia, salah satunya yang dirayakan pada saat tahun baru.
Begitu mereka menyadari apa yang telah mereka buat adalah ledakan, orang Cina percaya bahwa ledakan tersebut bisa mengusir roh jahat.
Baca Juga: Syarat Perjalanan Naik Kereta Api dan Cara Memesan Tiket Kereta Tahun Baru
Sebuah ledakan hanya membutuhkan tiga komponen. Pertama, harus ada bahan bakar, bahan kimia yang terdiri dari molekul panjang seperti rantai dengan ikatan yang sangat kuat.
Kemudian, harus ada bahan kimia yang disebut oksidator. Oksidator memutuskan ikatan-ikatan itu, melepaskan energi yang luar biasa dalam prosesnya. Akhirnya, cukup dengan panas maka akan mendapatkan reaksi ledakan.
Seperti yang ditulis oleh salah satu teks Tiongkok yang berasal dari pertengahan abad kesembilan: "Asap dan api terjadi, sehingga tangan dan wajah (para ilmuwan) telah dibakar, dan bahkan seluruh rumah tempat mereka bekerja terbakar."
Mengutip Smithsonian Magazine suara keras yang dibuat ketika dilemparkan ke dalam api dianggap menakuti roh-roh jahat.
Namun, percobaan kimia tidak hanya menghasilkan kembang api yang paling awal. Ramuan itu, yang kemudian disebut bubuk mesiu, juga digunakan dalam peperangan.
Pada abad ke-13, bubuk mesiu digunakan untuk mendorong roket yang dicat seperti naga ke arah invasi bangsa Mongol, dan pada abad yang sama Marco Polo membawa barang-barang itu kembali ke Eropa, demikian dilaporkan ThoughtCo.
Dari sana, Barat mengembangkan teknologi kembang api menjadi senjata yang lebih kuat yang kita kenal sekarang sebagai meriam dan musket. Orang-orang di Barat masih mempertahankan gagasan asli tentang kembang api dan menggunakannya selama perayaan.
Di Inggris, para penguasa menggunakan pertunjukan kembang api untuk menghibur pengikutnya. Pertunjukan kembang api kerajaan pertama diperkirakan terjadi pada hari pernikahan raja Inggris, Henry VII pada 1486.
Tidak kalah, kaisar Rusia pertama yang dijuluki Czar Peter the Great of Russia juga mengadakan pertunjukan kembang api selama 5 jam untuk menandai kelahiran putranya.
Sumber: berbagai sumber.