SUKABUMIUPDATE.com - Natal selalu identik dengan hiasan serta pernak-pernik unik yang menghiasi kehangatan saat perayaan natal itu tiba. Momen natal juga sering terlihat aksesoris dan hiasan lainnya untuk melengkapi suasana berkumpul dengan keluarga. Namun, dibalik keindahan itu, terdapat arti cerita hiasan natal sejak masa lalu.
Dikutip dari Suara.com, hampir 80 persen negara di dunia menjalankan tradisi Natal setiap tanggal 25 Desember. Namun tradisi Natal di seluruh dunia sangat bervariasi, mulai dari hidangan, cara merayakan, hingga ornamennya. Meskipun berbeda, hal ini sama sekali tidak mengurangi implikasi religius bagi mereka yang merayakan Natal.
Dekorasi berwarna merah dan hijau menjadi salah satu bagian dari perayaan Natal yang tak bisa dipisahkan, mulai dari pohon cemara, kaus kaki sinterklas hingga lampu. Beberapa hiasan natal ini memiliki sejarah menarik.
Baca Juga: 40 Ucapan Selamat Natal 2022, Cocok Untuk Teman, Sahabat Hingga Pasangan
Arti Hiasan Natal
Berikut ini arti dari masing-masing hiasan Natal:
1. Pohon Natal Cemara
Seperti yang diketahui, pohon Natal menjadi salah satu simbol yang paling khas dalam perayaan Natal. Simbol ini berawal dari cerita Martin Luther yang saat itu tengah pergi berjalan-jalan di hutan pada malam hari. Ia kemudian terpesona oleh keindahan bintang-bintang yang menembus pepohonan cemara.
Dia kemudian memotong satu pohon cemara, lalu membawanya pulang, dan menghiasinya dengan lilin-lilin untuk menciptakan kembali pemandangan ia lihat di hutan untuk keluarganya. Idenya itu lambat laun menyebar dan diikuti oleh orang-orang. Hingga saat ini, perayaan Natal terasa kurang lengkap jika tanpa pohon cemara, baik yang asli maupun tiruan.
2. Karangan bunga
Christmas wreaths atau karangan bunga yang berbentuk lingkaran ini biasanya akan diletakkan di depan pintu masuk. Di Eropa Utara, masyarakat percaya bahwa menghiasi rumah dengan roda yang diberi tanaman hijau dan lampu bida membujuk matahari untuk kembali ke arah mereka selama musim dingin.
Secara historis lingkaran tersebut dibuat untuk mencerahkan rumah selama musim dingin yang suram. Di dalam agama Kristen, pada saat perayaan Natal karangan bunga menjadi simbolisme baru. Lingkaran hijau yang tak terputus mengingatkan mereka akan kasih sayang abadi Allah dan keselamatan yang telah dibawa Yesus ke dunia.
3. Kaus kaki Natal
Orang-orang akan menggantung kaus kaki mereka di atas cerobong asap atau pohon natal dengan hati-hati. Tradisi ini sudah dilakukan sejak tahun 1800-an, dan tidak ada yang tahu pasti bagaimana awal mulanya. Namun, kisah paling populer mengatakan jika seorang lelaki tua yang khawatir tentang masa depan ketiga putrinya. Hal ini lantatan dia tidak punya cukup uang untuk memberikan mereka mahar pernikahan yang layak.
Kemudian, Santo Nikolas mendengar tentang ketidakberdayaan keluarga miskin ini dan ingin membantu, tetapi tahu bahwa pria itu tidak akan menerimanya. Sebagai gantinya, melalui cerobong asap rumah mereka, Santo Nikolas memasukkan emas ke dalam masing-masing kaus kaki anak perempuan, yang telah digantung di dekat perapian.
Baca Juga: Siap Dipakai Libur Natal dan Tahun Baru, Tol Bocimi Seksi 2 Rampung Desember 2022
4. Lampu kelap-kelip
Natal datang pada saat musim dingin sehingga di sebagian besar dunia akan gelap, jadi mereka akan mendekorasi rumah dengan lampu kelap-kelip. Bagi umat Kristen, lampu dapat melambangkan status Yesus yang sebagai penerang Dunia, dan cara Dia datang untuk bisa menyelamatkan orang dari kegelapan.
5. Bintang di ujung pohon Natal
Banyak orang yang menghiasi pohon Natalnya dengan bintang yang bersinar, tepat dipuncak pohon cemata. Bintang menjadi salah satu simbol Natal yang telah tertulis di alkitab. Hal ini mengibaratkan bintang yang muncul di langit setelah Yesus lahir, yang kemudian ia dipercaya untuk memimpin Tiga Orang Majus untuk mengunjunginya di Betlehem.
Selain itu, Bintang juga akan mengingatkan orang Kristen untuk terus mengikuti Yesus. Karena Yesus adalah cahaya penuntun bagi mereka sendiri.
6. Permen tongkat
Pada tahun 1670-an, seorang choirmaster atau pemimpin paduan suara di Cathedral of Cologne tidak dapat mencegah anggota paduan suara mereka berbicara selama latihan untuk presentasi Nativity Scene. Dia kemudian membagikan peppermint stick (suguhan populer saat itu) untuk membuat mereka sibuk.
Dia lalu meminta pembuat permen untuk membengkokkannya menjadi seperti bentuk kait gembala, untuk mengingatkan anak-anak bahwa Yesus adalah "seorang gembala yang baik" yang menjaga kawanannya agar tetap aman. Permen berbentuk tongkat ini kemudian tersebar di seluruh Eropa, dan masih digunakan hingga sekarang.
7. Kado Natal
Hiasan kado biasanya Kan diletakkan pada kaki pohon natal. Kado-kado tersebut dianalogikan sebagai sebuah simbol untuk mengingatkan umat Kristiani, bahwa mereka telah menerima karunia terindah dari Allah melalui kehadiran Tuhan Yesus Kristus yang datang ke dunia untuk menebus dosa-dosa manusia.
8. Kalender Advent
Kalender Advent adalah kalender khusus yang digunakan untuk menghitung hari Natal. Tradisi kalender Advent sendiri berasal dari Jerman. Pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-19, ketika Protestan Jerman membuat sebuah tanda kapur di pintu untuk menghitung hari hingga menjelang Natal.
9. Lilin Natal
Lilin diartikan sebagai terangnya dunia yang bermakna pada Yesus Kristus. Yesus turun ke bumi untuk menerangi kegelapan yang menyebar karena dosa yang dilakukan oleh manusia. Dia lantas memberikan jalan terang yang lurus kepada orang-orang dengan cara menghidupi mereka dan kasih-Nya.
10. Lonceng Natal
Lonceng diartikan sebagai lambang rambu dan juga keceriaan. Pada awalnya, lonceng akan dibunyikan sebagai penanda untuk memberikan kabar dan mengajak seluruh orang berbaur dan bergembira atas kelahiran Yesus Kristus. Saat ini, fungsi lonceng mengalami perkembangan. Lonceng akan dibunyikan di gereja-gereja untuk peringatan dimulainya misa natal.
11. Kue Natal
Kue Natal telah menjadi bagian paling penting dari tradisi liburan selama berabad-abad ketika Natal. Kue-kue ini akan dihidangkan untuk keluarga dan sahabat yang datang berkunjung selama perayaan Natal.
12. Sinterklas
Sinterklas pada awalnya berasal dari abad ke-3 di Turki, di mana ada seorang biksu yang bernama Nicholas. Ia dicintai oleh masyarakat karena kedermawanannya. Ia kerap membagi kekayaan warisan keluarganya untuk membantu anak-anak miskin yang sakit. Dia akhirnya menjadi santo yang paling populer di seluruh Eropa .
Baca Juga: Melihat Rangkaian Natal 2022 di Sukabumi, Pemuda Batak Bersatu: Kasih Itu Nyata
Setelah masa Reformasi Protestan, Santo Nikolas tetap dihormati di Eropo secara khusus di Belanda. Kemudian dia mendapat julukan Sinter Klaas (bentuk singkat dari Santo Nikolas). Sinterklas berhasil sampai ke AS pada akhir 1700-an, yang dibawa oleh imigran Belanda. Kepopuleran sinterklas bertahan hingga saat ini.
Itulah tadi beberapa arti hiasan Natal yang kerap menjadi simbol khas pada saat perayaan Natal diberbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Semoga bermafaat!
Sumber: Suara.com (Putri Ayu Nanda Sari)