SUKABUMIUPDATE.com - Gempa bumi M 5.6 yang melanda Cianjur Senin, 23 November 2022 siang banyak merenggut korban jiwa dan luka serta kerusakan yang cukup dahsyat. Pemerintah menyebut korban jiwa mayoritas anak-anak.
Jenazah korban khususnya anak-anak ditemukan dibalik reruntuhan lembaga pendidikan atau bangunan lainnya seperti rumah. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut banyak anak anak khususnya pelajar yang masih berada di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya termasuk keagamaan saat gempa kuat itu terjadi pada pukul 13.21 WIB.
Indonesia sebagai negara dengan potensi gempa tinggi, termasuk didalamnya Sukabumi dan cianjur harus memperkuat mitigasi bencana sejak dini. Penting bagi pelajar untuk mengetahui apa yang harus mereka lakukan saat terjadi gempa, baik di rumah, sekolah atau tempat lainnya.
Budhi Slamet Saepudin, S.Sos, dalam laman resmi Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat menyatakan anak-anak sekolah merupakan objek yang sangat rentan menjadi korban bencana. Sehingga, bencana alam termasuk gempa bumi secara langsung atau tidak akan berimbas pada dunia pendidikan di wilayah terdampak.
Terkait kapasitas sekolah dalam kesiapsiagaan bencana, beberapa tindakan yang harus dilakukan saat keadaan darurat meliputi Pencegahan (sebelum bencana), Penanggulangan (Saat bencana), Pemulihan (Setelah bencana).
1. Upaya Pencegahan (Sebelum bencana)
• Pemberian sosialisasi dan pembelajaran terhadap anak didik sekolah mengenai upaya melindungi diri dari keadaan darurat.
Pemahaman dapat diberikan baik secara langsung di sela Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau menggunakan metode E-learning melalui media sosial internet.
• Guru di sekolah memberikan gambaran dan informasi tentang tempat, lokasi dan area yang rawan terjadi bencana.
• Pembuatan jalur evakuasi (evacuation route) dan titik kumpul (assembly point) pada setiap bangunan sekolah yang dianggap rawan bencana.
• Melakukan latihan dan simulasi keadaan darurat.
• Membuat early warning system bencana melalui pemanfaatan alat komunikasi dan media sosial.
• Membuat sengkedan dan bronjong di sekitar sekolah yang dianggap rawan longsor.
2. Upaya Penanggulangan (Saat terjadi bencana)
• Anak didik dikerahkan ke area titik kumpul (assembly point) jika terjadi keadaan darurat seperti gempa bumi, melalui evakuasi (evacuation route) di sekolah.
• Para guru dapat memberikan rasa tenang dan aman kepada anak didik di sekolah ketika terjadi keadaan darurat gempa bumi.
• Seluruh warga sekolah termasuk peserta didik, tetap berkumpul sambil menunggu bantuan datang.
3. Upaya Pasca Bencana dan Pemulihan
• Sekolah melakukan pendataan jumlah peserta didik secara keseluruhan (siswa/i).
• Membantu instansi yang berwenang untuk melakukan evakuasi peserta didik.
• Fasilitator trauma healing pasca bencana.
• Wajib memperhatikan hak-hak anak terpenuhi ketika terjadi situasi darurat seperti gempa bumi.
Faktanya, tindakan ketika terjadi bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah maupun guru. Anak-anak di Sekolah yang dalam hal ini adalah peserta didik juga memiliki kewajiban menjaga keamanan dirinya masing-masing.
Tips dari Kemendikbud: Berlindung dari bencana gempa bumi bagi pelajar di sekolah atau bangunan lainnya.
Mengutip dari Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Ditpsd Kemdikbud Ristek), saat terjadi gempa yang harus dilakukan peserta didik yaitu:
1. Tetap Tenang
Peserta didik wajib mencari tempat untuk berlindung dari reruntuhan gempa, misalnya meja di sekitar kelas.
2. Berlindung
Peserta didik wajib berlindung dengan memanfaatkan benda di sekeliling untuk melindungi kepala dan leher dari reruntuhan gempa.
3. Bertahan
Jika peserta didik berlindung di bawah meja maka wajib bertahan sambil berpegangan sampai guncangan gempa bumi berhenti. Penting untuk dilakukan bahwa saat gempa bumi, kepala wajib untuk dilindungi karena menjadi bagian terpenting bagi kelangsungan hidup manusia.
Lantas, apa saja yang bisa digunakan untuk melindungi kepala?
Beberapa benda yang direkomendasikan untuk melindungi kepala ketika gempa bumi terjadi diantaranya meja sekolah yang kuat, tas sekolah (berisi buku-buku), dan buku sekolah (tebal).
Writer: Nida Salma M
#SHOWRELATEBERITA