16 Kalimat Pamali, Masih ‘Dipercaya’ Baraya Sunda Sampai Sekarang

Jumat 18 November 2022, 18:58 WIB
Ilustrasi. Sore Hari | Kalimat Pamali, Masih ‘Dipercaya’ Baraya Sunda Sampai Sekarang. Dok/SU

Ilustrasi. Sore Hari | Kalimat Pamali, Masih ‘Dipercaya’ Baraya Sunda Sampai Sekarang. Dok/SU

SUKABUMIUPDATE.com - Pamali dalam budaya sunda dipercaya dan diwariskan secara turun temurun oleh orang tua secara lisan. Walaupun sulit dijelaskan secara ilmiah, pamali masih banyak diterapkan dalam kultur masyarakat sunda hingga kini.

Mengutip dari basasunda.com, Istilah Kapamalian nyaéta "Larangan karuhun atawa larangan sepuh, atawa kolot urang anu dimaksudkeun teu menang ngalakukeun hiji pagawéan lantaran sok aya mantakna.”.

Pamali merupakan larangan yang dibuat oleh sepuh atau orang tua terdahulu. Apabila pamali dilanggar dipercaya akan mendatangkan suatu masalah atau kejadian yang kurang baik.

Baca Juga: 10 Cara Mengenali Orang yang Tidak Menyukai Kita, Perhatikan Sikapnya!

Baraya Sunda sukabumi harus tahu bahwa Pamali atau kapamalian termasuk ragam pakeman basa.

"Hartina pakeman basa teh nyaeta ungkara anu kekecapan jeung hartina parantos matok tur teu bisa dirobah deui.".

Artinya, pakeman basa ini adalah susunan kata-kata yang sudah paten serta tidak mampu diubah lagi. Sedangkan ungkara berarti susunan kata-kata yang dibuat menjadi kalimat.

Pakeman basa disebut pula sebagai idiom, yang berasal dari bahasa Yunani, idios. 

Idios artinya sendiri, mandiri, khusus atau khas sehingga, arti yang terkandung dalam pakeman basa disebut arti idiomatik.

Berikut contoh kalimat kapamalian yang masih dipercaya oleh masyarakat Sunda hingga saat ini:

Kalimat Pamali Sunda yang Masih Dipercaya

1. Ulah cicing atawa diuk di lawang panto, bisi nongtot jodo.

Artinya: Jangan diam atau duduk depan pintu nanti susah mendapatkan jodoh.

2. Ulah nyésakeun sangu dina piring, bisi meunangkeun pamajikan atawa salaki nu goréng.

Artinya: Jangan menyisakan nasi di piring, takutnya mendapatkan istri atau suami yang jelék

3. Parawan atawa jajaka ulah dahar dina coét, bisi engké meunangkeun jodona mun awéwé ka aki-aki, lamun lalaki ka nini-nini.

Artinya: Perawan atau perjaka jangan makan di cobek, takutnya nanti mendapatkan jodoh kalau perempuan ke kakek-kakek, kalau laki-laki ke nenek-nenek.

Baca Juga: 12 Babasan Sunda dan Artinya: Bogoh Sosoranganan, Cinta Tak Terbalas

4. Ulah ngaput ti peuting, bisi pondok kana umur.

Artinya: Jangan menjahit di malam hari, takutnya usianya jadi pendek.

5. Pamali ulah tatakolan ti peuting, bisi ngondang jurig.

Artinya: Pamali jangan memukul-mukul sesuatu pada malam hari, nanti mengundang hantu

6. Pamali ulah motongan kuku ti peuting, bisi pondok umur.

Artinya: Pamali jangan memotong kuku pada malam hari, nanti umurnya pendek.

7. Pamali ulah héhéotan ti peuting, bisi ngondang jurig.

Artinya: Pamali jangan bersiul pada malam hari, nanti mengundang setan.

8. Ulah sok nyuntrungkeun sirah budak, Pamali bisi jadi polongo.

Artinya: Jangan menoyor kepala anak kecil, karena bisa menjadikannya bodoh

9. Ulah nyapu ti peting, bisi miceun rejeki.

Artinya: Jangan menyapu di malam hari, karena bisa membuang rezeki.

10. Pamali teu menang nyanyanyian atawa héhéotan di kamar mandi.

Artinya: Ada yang mengatakan nantinya mendapatkan jodohnya yang lebih tua, dan ada pula yang mengatakan akan memiliki wajah yang kelihatan tua dari usia sebenarnya.

Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Orang Menahan Emosi Sendirian, Pikiran Stres!

11. Pamali ulah muka atawa maké payung di jéro imah, bisi aya nu numpang maot.

Artinya: Pamali, jangan membuka atau menggunakan payung di dalam rumah, nanti ada yang numpang meninggal.

12. Pamali ulah diuk luhureun méja, bisi gedé hutangna.

Artinya: Pamali jangan duduk di atas meja, nanti banyak hutangnya.

13. Pamali ulah ngadiukan bantal bisi engké bisulan.

Artinya: Pamali jangan menduduki bantal, nanti bisulan.

14. Ulah potongan buuk ti peuting, pamali bisi pendék umurna.

Artinya: Jangan memotong rambut malam hari, pamali nanti pendek umurnya.

15. Ulah nenggor batur ku uyah, pamali bisi engké babari kasurupan.

Artinya: Jangan melempari orang dengan garam, pamali nanti mudah mengalami kesurupan.

16. Pamali ulah kaluar imah magrib kolot, bisi dibawa kalong wéwé.

Artinya: Jangan keluar rumah saat waktu maghrib atau sesudah magrib tiba, nanti dibawa kalong wewe.

Writer: Nida Salma M

#SHOWRELATEBERITA

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
DPRD Kab. Sukabumi24 November 2024, 21:24 WIB

Reses Loka Tresnajaya di Desa Kutajaya Sukabumi, Infrastruktur Mendominasi Aspirasi

Menurut Loka, Desa Kutajaya adalah salah satu desa terluas di Cicurug namun masih memiliki sejumlah wilayah yang belum tersentuh aspal.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Partai Golkar, H.M. Loka Tresnajaya menggelar reses di Kampung Pereng, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Sabtu 23 November 2024. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 21:02 WIB

Tukak Lambung Pada Anak : Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Tukak lambung atau yang juga dikenal sebagai tukak peptik diketahui sangat jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa, tetapi ternyata hal ini terjadi lebih sering daripada yang dibayangkan.
Ilustrasi seorang anak menderita tukak lambung (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi24 November 2024, 20:23 WIB

10 Penumpang Terluka, Kronologi dan Dugaan Penyebab Bus Terguling di Lingsel Sukabumi

Berikut kronologi dan dugaan penyebab bus terguling di jalur Lingkar Selatan atau Lingsel Kota Sukabumi.
Bus yang terguling di Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi saat dievakuasi oleh mobil derek. (Sumber Foto: Istimewa)
Life24 November 2024, 20:00 WIB

3 Legenda Curug Sanghyang Taraje, Tapak Sangkuriang Hingga Tangga Menuju Kayangan

Konon, Sangkuriang ingin mengambil bintang untuk Dayang Sumbi, ibu yang sangat dicintainya. Untuk mencapai bintang, Sangkuriang melewati Curug Sanghyang Taraje, yang dianggap sebagai tangga menuju kayangan.
Curug Sanghyang Taraje. Foto: IG/smiling.westjava
Mobil24 November 2024, 19:26 WIB

Sejarah dan Kisah Angkutan Umum di Pajampangan Sukabumi

Keberadaan angkutan umum di wilayah Sukabumi Selatan tersebut sudah ada sekitar tahun 1921, dengan jurusan Soekaboemi-Soerade.
Angkutan umum pertama Surade-Sukabumi (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 19:05 WIB

Diduga Depresi, Lansia Asal Cidahu Sukabumi Tewas Tergantung di Rumah Kosong

Berikut kronologi dari keluarga terkait tewasnya lansia asal Cidahu Sukabumi yang ditemukan tergantung di dalam rumah kosong.
TKP pria lansia ditemukan tewas tergantung di Cidahu Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 19:00 WIB

Donor Jantung untuk Penderita Gagal Jantung, Ketahui 4 Hal Berikut Ini!

Donor Jantung adalah orang yang memberikan jantungnya untuk transplantasi kepada penderita gagal jantung.
Ilustrasi. Donor Jantung untuk Penderita Gagal Jantung, Perhatikan 4 Hal Berikut. (Sumber : Freepik/freepik)
Jawa Barat24 November 2024, 17:36 WIB

PLN UID Jabar Dukung Kegiatan Srikandi Movement: Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat, terutama bagi ibu dan anak.
Beragam kegiatan digelar dalam acara ini, salah satunya Lomba Mewarnai bagi anak-anak TK/PAUD se-Kabupaten Garut. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 17:16 WIB

Bus Terguling di Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi

Bus jurusan Sukabumi-Bekasi terguling di Jalur Lingkar Selatan (Lingsel) Warudoyong, Kota Sukabumi, Minggu sore (24/11/2024).
Kondisi bus terguling di Jalur Lingkar Selatan, Warudoyong, Kota Sukabumi, Minggu sore (24/11/2024). (Sumber Foto: Fikri)
Sukabumi24 November 2024, 17:09 WIB

Sosialisasi Empat Pilar di Sukabumi, Drh Slamet Bahas Kesadaran Bernegara

Slamet mengatakan masyarakat penting untuk ikut terlibat dalam proses demokrasi.
Drh Slamet menggelar sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Minggu (24/11/2024). | Foto: Istimewa