SUKABUMIUPDATE.com - Kekinian istilah sandwich generation atau generasi sandwich sudah cukup familiar di masyarakat terutama kelompok milenial dan Gen Z atau di antara keduanya yakni zilenial.
Mengutip situs sikapiuangmu.ojk.go.id, istilah generasi sandwich diperkenalkan pertama kali pada 1981 oleh profesor sekaligus direktur praktikum University Kentucky, Lexington, AS, Dorothy A Miller.
Generasi sandwich merupakan generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup tiga generasi yaitu orang tua, diri sendiri, dan anak. Kondisi ini dianalogikan seperti sandwich di mana daging terimpit dua roti.
Roti tersebut diibaratkan sebagai orang tua (generasi atas) dan anak (generasi bawah). Sementara isi utama sandwich berupa daging, mayones, dan saus yang terimpit oleh roti diibaratkan bagai diri sendiri.
Topik tersebut juga diangkat Larasati Sukabumi dalam sebuah kajian pada Minggu, 6 November 2022.
Bertempat di kedai Kopi 35 Cikole, Kota Sukabumi, komunitas yang dibentuk tahun 2013 tersebut membahas bagaimana seharusnya perilaku milenial dan zilenial menyikapi generasi sandwich sesuai ajaran Islam.
Larasati sendiri adalah komunitas pengembangan diri berbasis Islam di Sukabumi khusus muslimah yang berfokus membuat event kajian dan muslim skill di kafe-kafe serta membangun network lewat event-event besar lainnya.
Ketua Larasati Sukabumi Citra Lestari dalam keterangannya mengatakan Ustazah Tsani Liziah dipilih menjadi narasumber dalam kajian itu. Adapun peserta yang hadir adalah muslimah di Sukabumi.
Dalam pemaparannya, Ustazah Tsani membahas bagaimana perilaku dan potensi generasi milenial dan zilenial dalam menyikapi generasi sandwich sesuai ajaran Islam.
"Alhamdulillah acaranya berjalan lancar meskipun sempat hujan deras, tapi tidak mengurangi antusias audience untuk datang ke kajian ini. Banyak ilmu yang diperoleh apalagi gaya penyampaian Ustazah Tsani Liziah yang penuh semangat dan banyak mendapatkan perhatian audience," kata Citra.
Kajian tersebut kurang lebih mengulas bagaimana Islam memberi pedoman menyangkut kebutuhan hidup dan keberlangsungan kehidupan di muka bumi yang adil dan merata, di antaranya menyikapi beban yang ditanggung generasi sandwich dalam menanggung hajat hidup dua generasi dalam tanggungannya.
Kemudian poin lainnya, yang paling sulit di zaman sekarang adalah bagaimana umat Islam menata hati. Dalam fase apa pun, muslim maupun muslimah akan dibedakan dalam hal sabar dan syukur. Nasib seseorang juga akan ditentukan pilihannya sendiri.
"The power of positif thinking adalah kunci dari dekatnya pertolongan Allah. Allah is the best grand design. Didiklah diri kita untuk memasrahkan sepenuhnya urusan kepada Allah. Syar'i bukan hanya pakian tapi perbuatan dan perkataan. Kita dapat menjalankan perbuatan syar'i kalau tauhid kita sudah kuat. Syar'i, berprestasi, menginspirasi," demikian ulasan kajian ini.
#SHOWRELATEBERITA