SUKABUMIUPDATE.com - Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukabumi menyatakan 284 santri di Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan Cibadak Sukabumi telah sembuh dari virus corona. Hal itu berdasarkan data yang dirilis pada 22 November 2020.
Pimpinan Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan Heriyanto dalam acara talkshow Update Talk di kantor redaksi sukabumiupdate.com, Kamis (26/11/2020) menceritakan awal mula pondok pesantren yang dipimpinnya itu bisa menjadi klaster penyebaran Covid-19.
Sekitar Juli 2020, Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan memulai pembelajaran tatap muka. Hal itu dilakukan setelah adanya rekomendasi dari kementerian agama dan persetujuan dari Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukabumi berdasarkan peninjauan yang dilakukan. Pondok pesantren ini juga memang disebut-sebut memiliki standarisasi protokol kesehatan yang baik dan menjadi model bagi pesantren lainnya.
"Semula berjalan normal tidak ada masalah. Nah ketika Oktober akhir ada satu kegiatan siswa (santri) yang menguras tenaga karena bentuknya outbound dan camping di dalam area sekolah," kata Heriyanto. Ia menduga kegiatan tersebut menjadi pemicu lahirnya kasus Covid-19, sebab saat itu kondisi kesehatan para santri sedang menurun akibat kelelahan.
Heriyanto menuturkan, pada tanggal 3 November 2020 ada santri yang izin pulang karena terindikasi mengalami tipes. Namun saat santri tersebut dibawa ke salah satu rumah sakit di luar Sukabumi, ternyata ia harus menjalani tes swab. Dan berdasarkan hasil tes swab, santri yang bersangkutan dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Diketahui bahwa santri di Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan ini memang banyak yang berasal dari luar Sukabumi.
BACA JUGA: Update 22/11: Seluruh Santri Cibadak Sukabumi Dinyatakan Sembuh dari Covid-19
Setelah mendapat kabar itu, pihak Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan langsung meningkatkan level kewaspadaan mereka dengan melakukan tes swab massal secara mandiri kepada sekitar 350 santri. Sejak saat itulah kasus demi kasus Covid-19 mulai bermunculan di pondok pesantren tersebut. Sementara santri yang dinyatakan negatif, saat itu langsung dipulangkan.
Dalam penanganan kasus Covid-19 ini, Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan secara sigap melakukan koordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukabumi. Alhasil, dibentuklah posko darurat di pondok pesantren itu yang berfungsi sebagai media intervensi penanganan.
Heriyanto mengungkapkan bahwa selama masa isolasi di dalam pesantren, para santri tetap ditekankan soal pentingnya penerapan protokol kesehatan. Saat menjalani isolasi, para santri pun rutin melakukan aktivitas keagamaan sebagai ikhtiar spiritual untuk meningkatkan semangat dan optimisme mereka dalam melawan Covid-19 ini.
Update Talk di kantor redaksi sukabumiupdate.com, Kamis (26/11/2020). Sumber foto: Youtube/Sukabumiupdate.com
Kekhawatiran sempat menyelimuti orang tua ketika mengetahui anaknya terpapar virus corona. Namun pihak pondok pesantren berupaya memberikan penjelasan ihwal skema penanganan yang akan dilakukan bersama satuan tugas tingkat kabupaten.
"Kita siapakan, semua asrama kita manfaatkan. Aktivitas yang kami lakukan sesuai petunjuk dari satuan tugas, anak-anak disenangkan hatinya, psikoligis-nya dijaga, dan hubungan dengan Allah tetap dikuatkan. Di samping asupan multivitamin, makanan, berjemur, dan berolahraga kita lakukan setiap hari," jelas Heriyanto. "Ketika ada anak yang merasa jenuh, maka guru BK (bimbingan konseling) segera mendampingi. Keadaan inilah yang memicu anak-anak bisa melewati masa isolasi ini dengan baik," tambahnya.
Berdasarkan informasi yang didapat, dalam isolasi mandiri di Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan juga dilakukan pengklasifikasian berdasarkan gejala yang dialami pasien, mulai dari kehilangan indera penciuman, pilek, sesak nafas, demam, hingga pasien tanpa gejala alias OTG.
Belajar dari Pondok Pesantren Unggul Al-Bayan, Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukabumi Bidang Penanganan Kesehatan Rika Mutiara dalam talkshow yang sama berujar, pihaknya akan terus melakukan monitoring terhadap lembaga pendidikan lainnya yang akan melakukan pembelajaran tatap muka di Januari 2021.
"Persiapan dari kami harus memonitoring sekolah yang akan buka. Ingat Covid-19 pertama ditemukan di Wuhan itu bulan November tanggal 17 atau 18, artinya virus corona ini sudah ulang tahun. Makanya di Januari itu anak-anak harus sudah menerapkan gaya hidup baru dengan menerapkan protokol kesehatan," tambahnya.
Simak selengkapnya di sini.
Ingat pesan ibu:
Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.