SUKABUMIUPDATE.com - Belasan mahasiswa ini meramaikan peringatan HUT RI ke-74 dengan cara yang unik, yakni Bola Sarungan. Bukan hanya itu, ada pula yang bermain bola sambil memakai daster ala ibu-ibu.
BACA JUGA: PMII Minta Kejadian Bentrok Mahasiswa Dengan Satpol PP Tidak Terjadi di Sukabumi
Bersama masyarakat, mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Sukabumi ini memainkan Bola Sarungan di Lapangan Kopeng RT 01/06 Kelurahan Karamat, Kecamatan Gunungpuyuh
"Ada banyak cara unik dan kreatif dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan. Seperti yang kita lakukan bersama masyarakat ini," ungkap Ketua Umum PC PMII Kota Sukabumi, Isep Ucu Agustina kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (17/8/2019).
BACA JUGA: Isep Ucu Agustina Nahkodai PC PMII Kota Sukabumi Periode 2019-2020
Disamping itu semua, lanjut Isep, dirinya beserta masyarakat meyakini, cara untuk memperingati kemerdekaan itu selalu bisa dilakukan dengan hal yang positi, sebagai warga negara yang baik.
"Tapi kita tidak lupa, bagaimana mengisi kemerdekaan dan melanjutkan perjuangan para pahlawan dulu. Kita bisa merdeka itu bukan dengan harga yang murah, tapi dengan harga yang mahal, nyawa para pejuang," ujarnya.
BACA JUGA: Sempat Renggang Pasca Pemilu 2019, PMII Ajak Pemuda Indonesia Rajut Persatuan
Isep menilai memperingati HUT RI dengan mengisi kemerdekaan itu dua hal yang berbeda. Memperingati itu cukup satu tahun sekali yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Sedangkan mengisi kemerdekaan itu tak mengenal batas waktu, apalagi tanggal.
"Mengisi kemerdekaan itu selamanya, selama hayat di kandung badan. Salah satunya, menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara. Menjaga NKRI dan Pancasila, merawat kebinekaan dan UUD 1945," paparnya.
BACA JUGA: Demo, Catatan Kritis PMII atas Program 100 Hari Kerja Duet Fahmi-Andri
Lanjut Isep, disamping harus menjaga palsapah negara sebagai salah satu cara untuk mengisi kemerdekaan itu, dirinya juga mengajak kepada masyarakat Kota Sukabumi untuk berperan aktif dalam membangun kepedulian antar sesama masyarakat.
"Jangan sampai, tetangga kita tidak ada yang makan. Perhatikan yatim dan jompo serta bantu jika ada anak yang putus sekolah. Insyallah, hal yang positif itu akan membuat leluhur kita bangga. Amin," tandas Isep.