SUKABUMIUPDATE.com - Menjelang perhelatan akbar kirab Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada 22 Oktober 2018 mendatang, panitia mulai melakukan berbagai persiapan. Salah satu tema besar hari HSN adalah bagaimana santri berikut institusi pondok pesantren menjadi benteng utama masyarakat, terutama pemuda dari perilaku negatif dan menyimpang.
"Melalui momentum ini, kita jadikan santri sebagai antitesis dari berbagai perilaku menyimpang seperti LGBT yang hari ini ramai dibicarakan. Apalagi di media sosial sudah ada itu semacam komunitasnya, sesama LGBT. Itu yang harus kita pikirkan solusinya dari sekarang," ungkap Ketua Pelaksana HSN 2018, Rizal Yusuf kepada sukabumiupdate.com, Senin (15/10/2018).
BACA JUGA: Santri Kota Sukabumi Dapat Jatah 530 Ribu Kali Baca Shalawat Nariyah
Selain LGBT, kata Rizal, persoalan hoaks juga masih menjadi PR bersama. Melalui momentum ini pula, lanjutnya, santri sebagai benteng ulama mampu menangkal berita-berita hoaks yang hari ini sudah terlalu bertebaran, terutama di media sosial dan dengan mudahnya menjadi konsumsi masyarakat.
"Kita jawab dengan HSN tahun ini. Artinya tidak ada jalan lain kecuali memperkuat keberadaan santri dan membuka ruang untuk keterlibatan santri di segala bidang. Baik itu LGBT, hoaks, kenakalan remaja, maupun perilaku lainnya. Kita juga tingkatkan kesadaran masyarakat tentang keberagaman supaya tidak mudah diserang hoaks," tandas Rizal.