SUKABUMIUPDATE.com - Menggali terus potensi seni yang ada, termasuk mengembangkannya menjadi bentuk kesenian baru, seperti yang dilakukan grup musik etnik, Guay asal Desa Taman Jaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Bermodalkan lodong (wadah air atau tempat menyadap aren terbuat dari bambu), serta sawilahan (bilah bambu), grup musik Guay mencoba mengenalkan Ciletuh dari sisi yang lain.
BACA JUGA:Â Kenalkan Musik Tradisional Ciletuh Kabupaten Sukabumi, Sawarga Roadshow
Garapan musik yang mereka beri nama lodong ini termasuk kedalam musik eksperimental kental dengan nuansa etnik Sunda, khas Ciletuh. Dimana lodong yang identik dengan kehidupan para penyadap nira kelapa atau aren berubah fungsi menjadi alat musik perkusi, tanpa banyak merubah bentuk aslinya. Ditambah lagi dengan sawilahan, bilah bambu yang memiliki nada ini merupakan pengembangan, antara calung dan gamelan kedalam bentuk yang lebih sederhana.
Lodong sendiri pertama kali digagas Noer Ramlam, seniman asli kelahiran Desa Taman Jaya, terinspirasi para penyadap nira kelapa yang ada di kampungnya.
BACA JUGA:Â Seniman Kota Sukabumi Kembangkan Geopark Ciletuh Lewat Seni Budaya
“Tanpa harus membuat perubahan pada bentuk aslinya, lodong telah memiliki suara khas, jika ditepuk bagian atasnya. Dari situ, lalu saya coba membuat lodong sendiri, dengan berbagai ukuran, agar bisa mendapatkan variasi bunyi yang dihasilkan," ujar pria kelahiran 40 tahun silam ini saat ditemui sukabumiupdate.com di kediamannya, di Desa Taman Jaya, baru-baru ini.
“Saya tidak sendiri dalam mengembangkan seni lodong ini, teman-teman di Guay, semua memiliki peran dalam membuat kesenian," ujarnya merendah, seraya menjelaskan dalam perjalannya, sejak Agustus 2016, Guay telah berhasil menciptakan sejumlah lagu, bahkan seni lodong dalam usianya yang masih baru inipun telah diakui sebagai salah satu kesenian asli Ciletuh.
BACA JUGA:Â Festival Bebegig Waluran Kabupaten Sukabumi, Eksperimental Seni Geopark Ciletuh
"Saya berharap, seni lodong bisa terus hidup dan berkembang. Dan tak hanya menjadi milik Guay saja, tapi juga bisa benar-benar menjadi milik masyarakat Ciletuh, khususnya," harap Ramlan.