SUKABUMIUPDATE.com - DDoS bagi sebagian dari kita yang awam cukup asing di telinga. Namun, bagi pegiat IT DDoS sudah cukup dikenal dan sering dihadapi.
DDoS sendiri menjadi salah satu momok bagi pemilik website, sebab bisa menyebabkan server kelebihan muatan alias overload serta akses menjadi lebih lambat.
Untuk kamu yang ingin terjun ke bidang IT, wajib mengenali berbagai serangan siber salah satunya adalah DDoS. Pada artikel kali ini, kamu akan mengetahui pengertian DDoS serta dampak akibatnya.
Baca Juga :
Mengenal DDoS
DDoS merupakan singkatan dari Distributed Denial of Service atau Penolakan Layanan Secara Terdistribusi.
Melansir cloudflare.com, DDoS merupakan serangan siber dengan cara membanjiri lalu lintas internet pada server, layanan atau jaringan yang ditargetkan sehingga terjadi overload dan kelambatan akses.
Serangan DDoS mencapai efektivitas dengan memanfaatkan beberapa sistem komputer yang disusupi sebagai sumber serangan lalu lintas internet. Perangkat yang dieksploitasi untuk terlibat dalam serangan DDoS dapat mencakup komputer dan sumber daya jaringan lainnya seperti perangkat IoT.
Cara kerja DDoS
Melansir cloudflare.com, DDoS dapat bekerja bilamana jaringan komputer atau perangkat IoT terhubung dengan internet. Sebelumnya komputer atau perangkat IoT tersebut telah terinfeksi malware yang ditanamkan si penyerang (pelaku DDoS).
Komputer atau perangkat IoT yang telah terinfeksi malware bisa dikendalikan oleh pelaku DDoS dari jarak jauh. Perangkat-perangkat yang dikendalikan penyerang disebut sebagai komputer bot atau zombie.
Untuk melancarkan DDoS, penyerang akan melakukan instruksi kepada komputer-komputer bot untuk meminta alamat IP target. Akibatnya server suatu website berpotensi mengalami kebanjiran traffic dan penolakan layanan bila sudah overload.
Server tidak dapat memisah lalu lintas internet yang normal dan yang berasal dari bot, sebab perangkat bot juga dianggap sah.
Berikut ini tanda-tanda serangan DDoS pada suatu website:
- Jumlah traffic internet yang mencurigakan, terutama jika berasal dari satu alamat IP.
- Banjir traffic internet dari profil pengakses yang sama meliputi perangkat, browser dan lokasi akses.
- Pola traffic internet yang tidak lazim.
- Server tiba-tiba menjadi lambat dan sulit diakses hingga tidak tersedia.
Cara mengatasi serangan DDoS
Setiap permasalahan pasti ada solusinya, begitu pula dengan serangan DDoS. Melansir esecurityplanet.com, ada empat cara yang bisa dilakukan untuk menangani serangan DDoS, diantaranya:
1. Identifikasi serangan DDoS sedini mungkin
Bila kamu mengelola suatu website, maka kamu harus membiasakan diri untuk memahami pola traffic internet, sehingga kamu bisa bisa menyadari adanya serangan DDoS. Semakin cepat anda menyadari adanya serangan DDoS, maka semakin mudah pula penanganannya.
Buat kamu yang pertama kali mengelola website, kamu perlu waspada bila ada lonjakan signifikan traffic internet secara tidak wajar.
2. Menambah kapasitas server
Sejatinya cara ini hanyalah pencegahan agar tidak mengalami gangguan ketika traffic tinggi atau adanya serangan DDoS, namun cara ini juga perlu dipertimbangkan kembali dengan dana yang dimiliki.
Sebesar apapun kapasitas server, serangan DDoS tetap memiliki potensi mengganggu layanan. Namun, kapasitas server yang besar setidaknya bisa memberikan tambahan waktu untuk menangani serangan DDoS.
3. Hubungi ISP atau penyedia layanan hosting
Langkah ini dilakukan bilamana kamu tidak melakukan hosting sendiri. Ketika mengalami serangan DDoS, kamu bisa menghubungi ISP atau penyedia layanan hosting untuk meminta bantuan.
Tentunya peluang mengatasi DDoS lebih tinggi bilamana meminta bantuan dari pihak penyedia hosting.
4. Hubungi pihak spesialis mitigasi DDoS
Langkah ini bisa dilakukan jika serangan DDoS benar-benar tinggi dan pihak penyedia hosting pun kewalahan menanganinya.
Pihak mitigasi DDoS biasanya memiliki infrastruktur berskala besar serta memiliki teknologi canggih pembersihan data yang berfungsi untuk menjaga website mu tetap aman di akses.
Pihak mitigasi DDoS biasanya berdiri sendiri sebagai perusahaan jasa, namun ada juga yang bekerjasama dengan pihak penyedia hosting, sehingga bila penyedia hosting tidak menangani DDoS maka akan diserahkan pihak mitigasi.