SUKABUMIUPDATE.com - WhatsApp mendorong pengguna untuk memperbarui aplikasi ke versi terbaru setelah menemukan kerentanan yang memungkinkan spyware disuntikkan ke ponsel pengguna melalui fungsi panggilan telepon aplikasi.
Laman Thetelegraph, Selasa, 14 Mei 2019, menyebutkan, spyware ini dikembangkan oleh perusahaan intelijen cyber Israel NSO Group. Spyware menggunakan panggilan telepon yang terinfeksi untuk mengambil alih fungsi sistem operasi.
Penyerang dapat mengirimkan kode berbahaya ke perangkat target dengan memanggil pengguna dan menginfeksi panggilan apakah penerima menjawab panggilan atau tidak. Log panggilan masuk sering dihapus.
"Kerentanan itu ditemukan bulan ini, WhatsApp dengan cepat mengatasi masalah dalam infrastrukturnya sendiri. Pembaruan untuk aplikasi ini diterbitkan mulai Senin kemarin, dan mendorong pengguna untuk tetap waspada," ujar Juru Bicara WhatsApp seperti dilansir lamanFinancial Times.
WhatsApp menyatakan akan mengambil langkah hukum atas kasus serangan ini.
Spyware ini bermula dari upaya serangan terhadap telepon seorang pengacara Inggris. Pengacara itu, yang tidak disebutkan namanya, terlibat dalam gugatan terhadap NSO yang diajukan oleh sekelompok wartawan Meksiko, kritikus pemerintah, dan seorang pembangkan Arab Saudi yang menetap di Kanada. Gugatan diajukan karena NSO dianggap ikut bertanggung jawab atas penyalahgunaan perangkat lunaknya oleh klien.
WhatsApp menyatakan sebuah tim bekerja keras di San Fransisco dan London untuk menutup celah ini. Tim berhasil melokalisir serangan pada Jumat lalu dan mengeluarkan pembaruan aplikasi pada Senin, 13 Mei 2019.
NSO mengatakan telah memeriksa pelanggan dengan hati-hati dan menyelidiki setiap penyalahgunaan. Ditanya tentang serangan WhatsApp, NSO mengatakan sedang menyelidiki masalah tersebut.
"Dalam situasi apa pun NSO tidak akan terlibat dalam operasi atau identifikasi target teknologinya, yang hanya dioperasikan oleh badan intelijen dan penegak hukum, "kata NSO Group kepada Financial Times.
"NSO tidak akan, atau tidak bisa, menggunakan teknologinya dengan haknya sendiri. Untuk menargetkan orang atau organisasi apa pun, termasuk orang ini."
Produk andalan NSO adalah Pegasus, sebuah program yang dapat menyalakan mikrofon dan kamera ponsel, menjaring email dan pesan dan mengumpulkan data lokasi.
Kemampuan spyware hampir absolut. Setelah diinstal pada ponsel, perangkat lunak dapat mengekstraksi semua data yang ada di perangkat (pesan teks, kontak, lokasi GPS, email, riwayat browser, dll), selain membuat data baru dengan menggunakan mikrofon dan kamera ponsel untuk merekam lingkungan dan suara sekitar pengguna, demikian menurut laporan New York Times .
WhatsApp memiliki sekitar 1,5 miliar pengguna di seluruh dunia. Aplikasi olah pesan ini menggunakan enkripsi ujung ke ujung, membuatnya populer dan aman untuk para aktivis.
Sumber: Tempo