SUKABUMIUPDATE.com - Setelah WannaCry, sekarang ransomware Petya menyerang jaringan komputer global. Virus ini mulai menyerang sejak, Selasa pagi.
Seperti dilansir laman berita Reuters, Rabu, 28 Juni 2017, sudah banyak yang menjadi korban. Di antaranya, yaitu perusahaan minyak di Rusia, bank-bank di Ukraina, pabrik cokelat di Australia, dan perusahaan pengelola peti kemas di India.
Jaringan sistem komputer tersebut lumpuh. Agar bisa mengaktifkannya kembali perusahaan harus membayar tebusan sebesar US$ 300, atau setara Rp 4 juta.
"Serangan siber dapat menghancurkan kita dengan mudah ketimbang serangan militer secara fisik," ucap bos perusahaan keamanan digital Secure Ideas, Kevin Johnson.
Seperti WannaCry, ransomware Petya alias GoldenEye ini mengunci akses ke data apapun pada komputer yang menggunakan sistem operasi Windows.
Menurut Johnson, seluruh komputer Windows bisa berpotensi terinfeksi ransomware Petya. Termasuk, kata dia, komputer yang sudah diupdate. Dia menjelaskan, virus ini masuk melalui WMIC (Windows Management Instrumentation Command Line) dan PSEXEs, penghubung ke jaringan Internet untuk Windows.
Ransomware Petya hanya butuh satu komputer yang punya akses administrator untuk masuk ke dalam jaringan. Selain itu, virus ini juga bisa menyebar melalui e-mail phising.
Namun, menurut dia, jangan terlalu banyak berharap dengan antivirus meski sudah update. Sebab, ransomware Petya akan selalu mengubah dirinya agar menghindari deteksi. "Yang penting adalah selalu backup data Anda," ujar Johnson.
Dalam dua hari ini, di media sosial Twitter banyak orang yang mengunggah foto komputer mereka yang terinfeksi.
Teks yang ditampilkan hacker berbunyi begini, "Jika Anda melihat ini, file Anda sudah tidak bisa diakses kembali. Tapi jangan buang waktu Anda untuk memulihkan file karena tak ada yang bisa selain kami."
Salah satu korban ransomware Petya adalah perusahaan kilang minyak milik Rusia, Rosneft. "Kami diserang dua jam yang lalu, kami harus mematikan semua komputer agar virus tidak semakin menyebar," kata juru Kyivenergo Power Company. "Kami menunggu izin dari Dinas Keamanan Ukraina (SBU) untuk mengaktifkannya kembali."
Ada laporan bahwa hacker juga menyerang Bank Nasional Ukraina (NBU) dan Oschabank menggunakan Petya. Selain itu, ada juga perusahaan raksasa di dunia yang dikabarkan diserang Petya. Juga, pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl.
Â
Sumber: Tempo