SUKABUMIUPDATE.com - Berinvestasi di pasar modal dengan cara membeli saham, obligasi atau reksadana merupakan kegiatan yang semakin populer di kalangan investor muda akhir-akhir ini.
Viralnya investasi yang dilakukan para influencer di pasar modal semakin memotivasi anak muda untuk mengikuti aktivitas ini.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua orang bisa mengikuti strategi investasi para influencer ini.
Jangan juga sembarang pasang modal, calon investor setidaknya harus mengenali risiko sebelum berinvestasi di pasar modal.
Tapi sebelumnya, apakah Anda sudah mengetahui apa itu Pasar Modal?
Baca Juga :
Menurut Srie Isnawaty Pakaya, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Pasar Modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya.
Selain itu pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan menanamkan dana dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya.
Sementara itu dilansir dari laman resmi OJK, pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena Pasar Modal menjalankan dua fungsi yaitu:
Sebagai sarana pendanaan usaha atau sarana perusahaan untuk mendapatkan dana dari investor, dan
Sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan.
Hadirnya lembaga pasar modal di indonesia menambah deretan alternatif bagi kalangan masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan berminat untuk melakukan berinvestasi untuk menanamkan dananya.
Pasar Modal sangat bermanfaat bagi para investor dan dunia usaha pada umumnya.
Pasar modal berperan sebagai sumber dana yang bersifat jangka panjang, alternatif investasi, wahana untuk melakukan restrukturisasi permodalan perusahaan, dan media untuk melakukan divestasi.
Manfaat pasar modal bagi investor adalah memberikan kesempatan atau hak kepada masyarakat untuk memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik dimasa depan.
Semua itu merupakan alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan.
Sedangkan manfaat pasar modal bagi dunia usaha adalah membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha serta memberikan akses kontrol sosial bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Pasar modal juga dapat mendorong pemanfaatan manajemen profesional dalam pengelolaan perusahaan, wahana untuk melakukan investasi dalam jangka pendek (likuiditas) mapun jangka panjang (growth) dan merupakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi perusahaan.
Terdapat dua tujuan investor dalam berinvestasi di pasar modal, yaitu deviden dan keuntungan modal (capital gain).
Menurut Srie, keduanya harus lebih besar atau paling tidak sama dengan tingkat pendapatan yang diharapkan.
Agar harga saham-saham yang tercatat di pasar modal menunjukkan nilai yang sebenarnya, dibutuhkan suatu kondisi pasar modal yang efisien.
Risiko Investasi di Pasar Modal
Akan tetapi risiko akan selalu ada dalam setiap investasi, karena investor harus memproyeksikan berapa besarnya cash flow atau penerimaan yang akan diterima selama usia investasi.
Estimasi penerimaan yang diharapkan tersebut belum tentu sama dengan kenyataannya karena adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya.
Apabila faktor-faktor tertentu tersebut bisa diramalkan sebelumnya disebut sebagai suatu risiko. Tetapi bila keadaan yang akan dihadapi tidak dapat diramalkan sebelumnya disebut ‘ketidak pastian’.
Kemudian dalam tulisan ilmiahnya, Sri menyebut bahwa memprediksi risiko dalam investasi merupakan hal yang cukup kompleks.
Risiko investasi di pasar modal pada prinsipnya semata-mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga (price volatility).
Dikutip dari buku Manajemen Keuangan yang ditulis Agus Martono dan Harjito (2002), ada beberapa risiko yang berpotensi terjadi dalam berinvestasi di pasar modal yang harus Anda tahu, antara lain:
1. Risiko Daya Beli (Purchasing Power Risk)
Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.
2. Risiko Bisnis (Business Risk)
Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya kemampuan perusahaan memperoleh laba, sehingga pada gilirannya mengurangi pula kemampuan perusahaan membayar bunga dan deviden.
3. Risiko Tingkat Bunga
Naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan harga surat-surat berharga, sehingga biasanya harga surat berharga akan turun.
4. Risiko Pasar (Market Risk)
Apabila pasar bergairah (bullish) pada umumnya harga saham akan mengalami kenaikan, tetapi bila pasar lesu (bearish) maka harga cenderung turun.
5. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.
Faktor Munculnya Risiko
Risiko tidak bisa dihindari, sehingga dikutip dari buku Fundamentals Of Financial Management karya Brigham dan Houston (2004), pada umumnya risiko muncul dari tiga kemungkinan, yaitu:
a. Besarnya investasi
Suatu investasi yang besar lebih baik dibanding investasi kecil, terutama dari unsur kegagalannya.
Apabila proyek dengan investasi besar gagal, maka kegagalannya bisa mengakibatkan perusahaan menjadi bangkrut, sedang investasi kecil mempunyai risiko yang kecil.
Artinya tidak terlalu banyak mengganggu operasional perusahaan secara keseluruhan.
b. Penanaman kembali dari cash flow
Apakah perusahaan akan menerima proyek investasi dengan 24 persen selama 2 tahun atau yang mendatangkan keuntungan 20 persen selama 4 tahun?
Jawabannya adalah seberapa besar kemungkinan hasil dari penanaman kembali investasi dengan hasil 24 persen.
Apabila risiko dari penanaman kembali proyek pertama tersebut besar, maka proyek dengan hasil 20 persen lebih diutamakan.
c. Penyimpangan dari cash flow
Seperti diuraikan di atas bahwa cash flow perusahaan didapat dari penerimaan keuntungan di masa yang akan datang.
Cash flow tersebut untuk masing-masing proyek investasi tidak sama, ada yang variasinya besar dan ada yang variasinya kecil.
Bila variasi penerimaan besar maka risikonya juga besar, demikian sebaiknya bila variasinya kecil, risiko yang dihadapi juga kecil.
Itulah beberapa risiko yang berpotensi terjadi dalam berinvestasi di pasar modal.
Jika Anda nantinya telah menjadi pelaku pasar yang sudah menemukan saham yang layak diinvestasikan, risiko investasi perlu diperhatikan dengan bagaimana memaknai risiko tersebut dan mengantisipasi risiko tersebut.