SUKABUMIUPDATE.com - Anggaran pembangunan proyek Bukit Algoritma di wilayah Cibadak dan Cikidang Kabupaten Sukabumi senilai Rp 18 triliun dipastikan berasal dari pihak swasta atau investor. Proyek ini disebut akan dibangun seperti Silicon Valley di Amerika Serikat.
Informasi tersebut diperoleh dari External Affairs PT Amarta Karya Hilmi Dzakwan Shodiq. Badan Usaha Milik Negara atau BUMN konstruksi PT Amarta Karya sendiri telah menandatangani kontrak pekerjaan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK pengembangan teknologi dan industri 4.0 ini pada Rabu, 7 April 2021.
"Investor lokal dan luar negeri," kata Hilmi kepada sukabumiupdate.com, Senin, 12 April 2021.
Hilmi juga membagikan rencana desain Bukit Alogritma. Meski ia mengaku belum bisa mempublikasikan secara rinci lokasi apa saja yang nanti ada di kawasan ini, namun dalam desain yang diterima tampak lanskap yang dipenuhi dengan sejumlah bangunan modern berukuran luas dan replika ikon dunia seperti menara Eiffel.
Selain itu ada pula semacam kompleks taman hiburan berserta danau buatan yang terlihat megah di kawasan itu. "Untuk pemetaan rincian lokasi apa aja di Bukit Algoritma masih rahasia jadi belum bisa dipublikasikan," katanya.
Sebelumnya PT Amarta Karya telah menandatangani kontrak pekerjaan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK pengembangan teknologi dan industri 4.0 di Sukabumi dengan nama Bukit Algoritma.
Dikutip dari website resmi PT Amarta Karya, penandatanganan kontrak kerja sama ini dilakukan langsung oleh Direktur Utama PT Amarta Karya Nikolas Agung, Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko, dan Direktur Utama PT Bintang Raya Dani Handoko di Jakarta, Rabu, 7 April 2021.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula Direktur Keuangan PT Amarta Karya Hidayat Wahyudi, Corporate Secretary Brisben Rasyid, Kepala Divisi Keuangan Pandhit Seno Aji, dan Business Development Advisor PT Amarta Karya Oki Fahreza.
Direktur Utama PT Amarta Karya Nikolas Agung mengatakan pembangunan proyek ini akan dilakukan di atas lahan seluas 888 hektare yang berlokasi di Kecamatan Cikidang dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
"PT Amarta Karya dipercaya sebagai mitra infrastruktur "Bukit Algoritma" pada tahap pertama selama tiga tahun ke depan, dengan nilai total diperkirakan 1 miliar euro atau setara Rp 18 triliun," katanya.
Proyek ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas ekonomi 4.0, peningkatan pendidikan dan penciptaan pusat riset dan development untuk menampung ide anak bangsa terbaik demi Indonesia bangkit, serta meningkatkan sektor pariwisata di kawasan setempat.
Selain itu, pengembangan KEK Sukabumi ini pun diharapkan dapat meningkatkan infrastruktur pertumbuhan tangguh berkelanjutan dan pembangunan sumber daya manusia berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan salah satu alat dukung penuh pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Nikolas, optimalisasi bonus demografi Indonesia menjelang tahun 2045 serta partisipasi dalam upaya mitigasi middle income trap dapat ditempuh melalui peningkatan daya saing, produktivitas inovasi, dan penguatan sumber daya manusia.
"Sebab itu, PT Amarta Karya berkomitmen untuk mengambil peran dan andil yang besar dalam rencana proyek pengembangan KEK Sukabumi ini," ucapnya dalam keterangan tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko mengatakan Bukit Algoritma merupakan proyek laksana Silicon Valley di Amerika Serikat yang diharapkan dapat menjadi pusat research and development dan pengembangan sumber daya manusia di masa depan.
"Muda mudi anak bangsa telah banyak yang menorehkan prestasi dan menciptakan inovasi di kancah global. Kelak, kawasan ini akan menjadi salah satu pusat untuk pengembangan inovasi dan teknologi tahap lanjut, seperti misalnya kecerdasan buatan, robotik, drone (pesawat nirawak), hingga panel surya untuk energi yang bersih dan ramah lingkungan," jelas Budiman.
Proyek ini disebut menjadi mimpi jangka panjang. Untuk tahap pertama selama tiga tahun, PT Amarta Karya menjadi mitra kepercayaan untuk membangun infrastruktur, termasuk akses jalan raya, fasilitas air bersih, pembangkit listrik, gedung konvensi, dan sejumlah fasilitas lainnya.
Business Development Advisor PT Amarta Karya Oki Fahreza menambahkan pembangunan KEK Sukabumi sangat strategis karena memiliki infrastruktur pendukung, seperti akses Tol Bocimi (seksi II Cibadak), Pelabuhan Laut Pengumpan Regional atau PLPR wisata dan perdagangan Palabuhanratu, bandara Sukabumi Cikembar yang akan dibangun, dan double track kereta api Sukabumi.
"Karena itu kami akan melakukan best effort dan best practice, serta bergandengan tangan dengan pihak-pihak yang berkepentingan agar proyek yang dipercayakan pada PT Amarta Karya ini bisa dilaksanakan dengan lancar."
Dilansir dari laporan BBC, Silicon Valley adalah tempat Apple, Google, Facebook, Netflix, dan banyak perusahaan serupa berada, yang jika digabung nilai mereka bisa mencapai triliunan dolar.
Jika dilihat dari data, Valley adalah kawasan seluas 4.801 kilometer persegi dengan tiga juta orang, di mana 38 persen di antaranya dilahirkan di luar Amerika Serikat. Dihitung per kapita, Silicon Valley adalah salah satu tempat terkaya di dunia, lebih kaya dari banyak negara.
Penduduknya rata-rata menghasilkan $125.580 per tahun atau sekira Rp 1,7 miliar. Pada 2015, kawasan ini berada di nomor tiga, setelah Zurich dan Oslo, dari sisi produk domestik bruto.