SUKABUMIUPDATE.com - Orang Amerika Serikat Makin Kaya di Tengah Pandemi COVID-19. Bukannya makin terpuruk, banyak orang AS malah makin kaya raya.
Melansir dari Bloomberg, pandemi COVID-19 memang membuat dampak mengerikan bagi perekonomian di seluruh dunia tak terkecuali di Amerika Serikat (AS) yang notabene sebuah negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Karena pandemi COVID-19, banyak orang menjadi pengangguran, kelaparan dan tunawisma.
Namun, pemerintah AS mengeluarkan serangkaian kebijakan kontroversial yang terbukti ampuh membantu para warga negaranya yang kaya. Bagi beberapa warga AS yang memiliki penghasilan di atas rata-rata, dengan terjadinya pandemi ini justru membantu mereka menjadi lebih kaya. Bahkan, 20 persen orang berpenghasilan tinggi tak terlalu mengkhawatirkan hal buruk akibat dari pandemi COVID-19 ini.
1. Kebijakan Pemerintah AS
Orang-orang kaya di Amerika Serikat ternyata cukup terbantu perekonomiannya dengan sejumlah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah selama masa pandemi COVID-19 ini. Salah satunya adalah pemangkasan suku bunga acuan menjadi nol yang dilakukan oleh Bank Sentral the Federal Reserve (The Fed).
Kebijakan ini membuat dompet orang kaya semakin tebal, mereka (orang kaya) bisa membiayai kembali hipotek hingga harga yang rendah, mereka juga bisa membeli rumah kedua lalu menyaksikan nilai saham dan obligasi rekening investasi mereka mengalami lonjakan pesat yang signifikan.
2. Membuat Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Dilansir dari Washington Post, presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden berjanji akan menyuntikkan lebih banyak bantuan untuk untuk 'warga AS' guna memerangi pandemi COVID-19.
Namun, sejumlah pakar ekonomi memperingatkan akan adanya bahaya konsekuensi sosial dan politik yang mengerikan. Ini disebabkan semakin melebarnya kesenjangan antara orang kaya dan miskin. Para pakar ekonomi tersebut menilai, pandemi ini jadi waktu yang tepat untuk menjadi orang kaya di AS.
“Banyak kebijakan yang mereka (pemerintah AS) buat memungkinkan orang kaya akan mengalami pemulihan ekonomi paling cepat saat ini," ungkap seorang profesor dari Universitas William & Mary Amerika Serikat bernama Peter Atwater.
3. Orang Kaya Makin Kaya Orang Miskin Makin Miskin
Dampak pandemi COVID-19 membuat banyak bisnis tutup secara permanen, lebih dari 10 juta orang di Amerika Serikat menjadi pengangguran dan menyebabkan banyaknya kasus kelaparan pada malam hari di negara paman Sam tersebut.
Sementara itu, kekayaan bersih sejumlah sektor perusahaan swasta melonjak naik ke rekor baru. Selama 10 bulan terakhir, orang-orang yang memiliki penghasilan lebih tinggi dari rata-rata berhasil melalui pandemi dengan cukup baik.
Orang yang berpenghasilan lebih dari 60.000 USD, selama setahun terakhir mengalami pemulihan ekonomi.
Mengutip data dari Opportunity Insights, ketika lockdown terjadi di AS, lebih dari jutaan orang terutama orang-orang yang berada di level atas tangga sosio-ekonomi Amerika Serikat, berhasil menyisihkan uang dari pendapatan mereka untuk foya-foya seperti makan-makan, hiburan dan jalan-jalan ke luar negeri lalu sisanya dialihkan untuk dana tabungan atau investasi.
Faktor yang menyebabkan semua itu terjadi adalah adanya peran The Fed untuk menopang ekonomi negara. Saham bisnis AS mengalami lonjakan dengan rekor tertinggi setelah pandemi.
Direktur kebijakan di Washington Center for Equitable Growth bernama Amanda Fischer menuturkan, jika kekayaan yang dimiliki berbentuk aset keuangan, maka orang tersebut akan segera bangkit dari keterpurukan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 ini.
“Sedangkan orang-orang yang memiliki penghasilan rendah dianggap menjadi penghalang untuk para pendaki (orang-orang kaya),” pungkasnya.