SUKABUMIUPDATE.com - Naiknya harga kedelai impor diambang tahun 2021 ini membuat para produsen tahu dan tempe menjadi kian sulit dan dilematis dalam menjalankan usahanya. Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) memiliki catatan untuk pemerintah soal kenaikan kedelai ini.
Sebelumnya harga kedelai impor berada dikisaran harga Rp 7.000 per kilogram (Kg) dan kini naik sampai menyentuh harga Rp 10 ribu. Kondisi ini disiasati dengan mogok produksi bersama yang dilakukan oleh para pengrajin tempe dan tahu pada 1 hingga 3 Januari untuk membuat satu momentum pengingat tentang kenaikan harga tempe di pasaran saat ini.
Sekjen Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) Ayep Zaki mengungkapkan naiknya harga kedelai hingga 30 persen ini merupakan dampak dari lonjakan permintaan pembelian dari Cina.
Selama ini, hampir 90 persen kebutuhan kedelai Indonesia dipenuhi dari impor. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk mencari solusi pemenuhan kebutuhan pokok bangsa yang selalu import-oriented, khususnya kedelai.
Ayep Zaki yang juga aktif dalam pemberdayaan UMKM tempe di Indonesia menyatakan sudah saatnya melakukan kolaborasi antara pengrajin tempe tahu dengan petani kedelai lokal, hal ini sedang diupayakan oleh KITA dengan membangun komunikasi kerjasama melalui dinas dinas terkait di beberapa daerah seperti Sumatera Utara, Sukabumi dan Sigi Sulawesi Tengah.
Ayep Zaki menambahkan bahwa upaya yang dilakukan oleh KITA adalah suport kepada pemerintah selain himbauan untuk segera memberikan solusi solusi untuk menjaga stabilitas harga kedelai. Kedaulatan Indonesia di berbagai bidang harus terus diperjuangkan, sesuai dengan harapan para founding fathers; Indonesia harus mandiri, berdikari, dan berdaulat.