SUKABUMIUPDATE.com - Dilansir dari suara.com, CEO Blibli.com, Kusumo Martanto mengatakan bisnis produk-produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau UMKM yang telah menggunakan sistem penjualan secara online, pada tahun 2021 akan mengalami tren peningkatan.
"Di masa pandemi ini bisnis penjualan online UMKM kita naik hingga tujuh kali lipat," ujar Kusumo Martanto, dalam event 2021: It’s Time to Win Back “Reimagine, Recover, Regain”, yang diselenggarakan oleh Inventure, beberapa waktu lalu.
Menurut Kusumo, pada tahun 2020 ini, secara umum transaksi belanja online di Indonesia tumbuh 25 persen bahkan sampai 30 persen. Karena itu, untuk tahun 2021, Kusumo optimistis pertumbuhan transaksi online masih akan mencapai double digit, khususnya bisnis UMKM.
Meskipun pada tahun 2021, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diprediksi masih defisit karena pandemi diramalkan belum tuntas meskipun vaksin sudah tersedia dan mulai dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat. Namun pendapatan e-commerce optimis akan meningkat.
Kusumo menambahkan, e-commerce pada tahun 2021 akan terus membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat.
"Jika di masa PSBB kemarin e-commerce tidak berperan, bisa dibayangkan masyarakat akan kesulitan memenuhi kebutuhannya," ucapnya.
Karena itu, di tengah pandemi ini e-commerce harus mengambil momen untuk menaikan skalanya. Tahun 2021 nanti bisnis UMKM yang melayani secara online maupun e-commerce potensi peningkatannya besar, syaratnya harus mampu memberikan alternatif yang tepat bagi konsumen dalam hal ini masyarakat.
Lebih jauh, UMKM haru memiliki pola pikir bahwa pergeseran teknologi yang terjadi saat ini adalah kebutuhan. Kalau pola pikir itu sudah kuat, maka tahun 2021 bisnis UMKM online bisa mendapat momentum pertumbuhan yang sangat bagus.
"Pertumbuhan bisnisnya juga akan dipengaruhi oleh pemahaman terhadap produk-produk yang dibutuhkan masyarakat, antara lain produk branded dan makanan," lanjutnya.
Hal sebaliknya diprediksi terjadi kepada Mal pada tahun 2021. Bisnis Mal diprediksi akan terus mengalami kelesuan. Hal ini diungkap oleh Inventure dalam penelitiannya kepada 629 responden, hasilnya hanya 38,3 persen responden menyatakan masih mau pergi ke mal, sisanya masih merasa khawatir.
"Pekerjaan rumah bagi para pengelola Mal yaitu memberikan jaminan rasa aman atas kesehatan masyarakat saat berada di Mal," ujar Managing Partner Inventure, Yuswohady.
Lebih lanjut, membangun customer confidence terkait cleanliness, healthiness, safety dan environment (CHSE) adalah jaminan yang dimaksud Yuswohady.
"cleanliness, healthiness, safety and environment branding akan menjadi penentu bangkit tidaknya bisnis Mal di tahun 2021," tandasnya.
Sumber: suara.com