SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah melalui Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dimulai Januari 2025 memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia menjelaskan semua daerah dipasok bahan baku oleh pemasok dan dibayar melalui dana APBN.
“Makan bergizi gratis 2025 dimulai Januari dan sudah masuk APBN 2025. Jadi mekanisme pertanggungjawaban biasa,” kata Dadan pada Selasa, 7 Januari 2025.
Diketahui, pelaksanaan MBG telah dimulai pada Senin, 6 Januari 2025. Khusus di Kota Sukabumi, sasaran awal program ini adalah empat sekolah dasar atau SD dan satu sekolah menengah pertama atau SMP dengan total penerima 1.686 pelajar. Sementara di Kabupaten Sukabumi, menjangkau 26 sekolah dengan penerima 3.611 murid.
Mengutip tempo.co, Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia Hasan Nasbi mengakui sejumlah daerah masih menggunakan uang pribadi Presiden Prabowo Subianto untuk program MBG. “Yang di Kendari memang itu dia masih punya sisa anggaran uji coba dari yang diberikan oleh Pak Prabowo sebelumnya. Jadi mereka masih menggunakan dana yang itu,” kata dia, Senin.
Baca Juga: Menu Hari Kedua Makan Bergizi Gratis di Kota Sukabumi, Disdikbud: Susu Tak Setiap Hari
Baca Juga: Baru 26 Sekolah Dapat Makan Bergizi Gratis di Kabupaten Sukabumi, Ini Harapan Disdik
Hasan mengatakan setelah uang tersebut habis terpakai, MBG akan menggunakan anggaran Rp 71 triliun dari alokasi APBN. MBG adalah program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Anggaran program ini mencapai Rp 71 triliun dari APBN 2024. MBG menyasar sekitar 19,47 juta anak, ibu hamil, dan kelompok rentan lainnya.
BGN, lembaga yang menangani program ini, meluncurkan MBG perdana di 190 titik SPPG. SPPG ini menjadi dapur umum yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah titik lokasi SPPG terbanyak dengan total 57 titik lokasi SPPG yang dioperasikan. Tiga dapur berada di Kota dan Kabupaten Sukabumi yaitu di Ciracap, Warungkiara, dan Cibeureum. Dapur itu bekerja sama dengan satuan koperasi, yayasan, hingga perusahaan perseroan terbatas.
SPPG bekerja sama dengan seorang ahli gizi dan akuntan untuk memastikan pengawasan ketat terhadap kualitas gizi dan kelancaran distribusi makanan. Selain memastikan kecukupan gizi dalam setiap porsi MBG, SPPG juga bertugas mengawasi standar kebersihan, pengelolaan gizi, dan pengolahan limbah di setiap dapur dengan ketat.
Sumber: Tempo.co