SUKABUMIUPDATE.com - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Sukabumi melakukan evaluasi capaian indikator ekonomi tahun 2024. Evaluasi yang diikuti seluruh perangkat daerah di lingkungan ini sekaligus menyusun rekomendasi strategi perbaikan dan langkah akselerasi pencapaian indikator ekonomi tahun 2025.
Kepala BAPPEDA Kota Sukabumi Asep Suhendrawan mengungkapkan kegiatan ini bertujuan melakukan evaluasi capaian indikator ekonomi Kota Sukabumi di 2024, kemudian mengidentifikasi tantangan dan kendala dalam mencapai target indikator ekonomi, menyusun rekomendasi strategi perbaikan dan langkah akselerasi pencapaian indikator ekonomi tahun 2025, dan meningkatkan sinergi dan koordinasi antara OPD, sektor swasta, akademisi, dan komunitas.
"Alhamdulillah, pertumbuhan ekonomi kita selalu menunjukkan tren positif. Semoga begitu juga diharapkan untuk tahun perhitungan 2024 yang akan dirilis BPS pada awal tahun 2025," kata Asep didampingi Kabid Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Erni Agus Riyani, setelah Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi Pencapaian Indikator Ekonomi 2024, Selasa, 3 Desember 2024, dikutip dari neraca.co.id.
Baca Juga: FGD Bappeda: Membangun Kota Inklusif dan Ramah pada Kelompok Rentan di Sukabumi
Asep menambahkan, untuk capain positif dari tingkat pengangguran terbuka (TPT), dari tahun ke tahun cukup fluktuatif. Di mana TPT tertinggi selama sepuluh tahun terakhir terjadi pada tahun 2014 sebesar 11,64% dan 2020 mencapai 12,17%. Pada 2020 lonjakan TPT terjadi karena adanya pandemi Covid-19 sehingga masyarakat banyak yang tidak bisa bekerja karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Kemudian, sambung Asep, di 2023, TPT Kota Sukabumi sebesar 8,53% dan mencapai target yang ditetapkan di bawah 8,83%. "Namun demikian angka tersebut masih diatas angka Provinsi dan Nasional," jelas Asep.
Asep mengatakan, pencapaian indikator ekonomi menjadi salah satu parameter penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan di Kota Sukabumi. Evaluasi terhadap indikator ekonomi pada 2024 bertujuan untuk menilai kinerja, mengidentifikasi tantangan, dan merumuskan strategi lanjutan.
"Rakor ini diharapkan dapat menjadi platform untuk mempertemukan seluruh pemangku kepentingan, mengevaluasi data capaian, serta menyepakati langkah strategis demi mewujudkan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," katanya. (ADV)