AMSI Gelar Diskusi Bahas Monetisasi Konten Cek Fakta

Minggu 03 November 2024, 15:27 WIB
Diskusi cara memotisasi konten Cek Fakta | Foto : Capture zoo meeting AMSI

Diskusi cara memotisasi konten Cek Fakta | Foto : Capture zoo meeting AMSI

SUKABUMIUPDATE.com - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bersama anggota Koalisi Cek Fakta lain, AJI dan Mafindo, didukung oleh Google News Initiative Road to Indonesia Fact Checking Summit (IFCS) menggelar diskusi “Cara Memonetisasi Konten Cek Fakta”, Jumat (1/11/ 2024).

Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan pemanasan menuju Indonesia Fact Checking Summit yang akan diselenggarakan pekan depan, pada tanggal 7 November 2024.

Wahyu mengungkapkan bahwa beberapa bulan lalu sempat menjadi isu di Gerakan Cek Fakta, terutama teman-teman yang baru bergabung di 100 media di daerah-daerah ingin tahu bagaimana caranya kita mendatangkan monetisasi. Ia pun menilai pertanyaan tersebut sebagai hal yang wajar mengingat karena dasarnya kita adalah industri media.

"Kita adalah bagian dari bisnis media dan di dalam kegiatan kita memang kita menciptakan nilai dan mengambil nilai, jadi kita dalam memproduksi informasi sehari-hari menciptakan manfaat kepada para pengguna kita dan kita sebagai perusahaan harus bisa mengubah manfaat itu menjadi keuntungan. Kenapa itu penting? Agar kegiatan Cek Fakta ini bisa berkelanjutan, tidak tergantung pada pihak ketiga tetapi tergantung pada kemampuan kita membuat manfaat produksi konten kita kemudian menjadi pendapatan” Ungkap Wahyu Dhyatmika.

Pemred Liputan6.com, Elin Kristanti menjelaskan bahwa banyak tantangan yang ada di ruang redaksi dan ruang redaksi tidak sama. Ada media besar dan ada yang kecil tapi kalau dirangkum tantangannya di Indonesia tentu saja sumberdaya, manusia maupun dana. Tidak hanya di Indonesia saja, berdasarkan survey dari IFCN tahun 2023 baik itu media dan CSO’s yang paling menantang adalah bagaimana mendanai dan menghasilkan monetisasi kegiatan Cek Fakta.

Baca Juga: Cek Fakta, MV3 Garuda Limousine Mirip Dengan Mobil Rexton Summit Korea Selatan?

Baca Juga: AMSI Jabar Gelar Pelatihan Cek Fakta, Upaya Cegah Mis-Disinformasi Jelang Pilkada

Survey tersebut juga menyebutkan bahwa ada 10% lebih dari anggota IFCN yang menjalankan program Cek Fakta dengan dana yang cenderung minimum. Tapi ada pendapatan dari Meta Third Party Fact Checking Program, beberapa mendapatkan program tersebut, kemudian Grant dan kemudian ada kegiatan pelatihan dan membership/donasi

“Untuk Liputan6.com sendiri sejak tahun 2018 sudah menjadi anggota IFCN bersama lima media lain dan MAFINDO dan setelah menjadi anggota IFCN kami sudah berpartner dengan beberapa program termasuk third party fact checking Meta dan kalau tidak ada peluang pendanaan, ada grant. Dari IFCN dan Meta banyak sekali peluang tapi untuk mendapatkan status keanggotaan IFCN bukan hal yang mudah karena setiap tahun kita harus melaporkan, memperbarui keanggotaan dan lain-lain.

Mungkin ada banyak peluang pendanaan yang bisa kita eksplorasi terutama grant dan program Meta, pelatihan dan training kemudian membership/donasi. Untuk Liputan6.com untuk membership/donasi sayangnya belum karena orang Indonesia tidak biasa membayar untuk berita.” Ujar Elin Kristanti

Bayu Galih dari Kompas.com, menjelaskan pengalaman Kompas.com dalam memonetisasi program Cek Fakta. Pengalaman Kompas.com dalam mengupayakan program Cek Fakta berkelanjutan. "Dalam monetisasi pendapatan kita lumayan, hanya yang lebih terpenting lagi adalah dengan model bisnis media yang sekarang ada ini yang dipikirkan lebih ke keberlanjutan. Bagaimana caranya agar bisa tetap bertahan dengan tetap mengedepankan etika jurnalistik," kata Galih.

“Perkembangan Cek Fakta di Kompas.com sebenarnya prosesnya cukup panjang. Awalnya ada tim pemantau isu viral di media social tapi belum ada tim khusus, hingga kemudian dibentuk tim Media Sosial di Solo pada tahun 2017 dengan merekrut empat reporter. Ketika tim medsos makin berkembang dan sejumlah media mulai bergabung di IFCN, Kompas.com juga berusaha bergabung dengan IFCN karena kolaborasi ini menarik melibatkan media dari berbagai negara dan dapat memperkuat model bisnis media. Kemudian dibuat desk khusus Cek Fakta pada awal tahun 2022.” teragnya.

Produk Cek Fakta yang dihasilkan Kompas.com, kata dia, diantaranya adalah artikel debunking yaitu membongkar hoaks yang tersebar di media social. Yang paling sulit adalah mencari hoaksnya. Yang menarik dari artikel debunking ini adalah Meta third party akan memberikan tools yang dibutuhkan seperti dashboard monitoring. Kerja sama dengan Meta ini cukup membiayai program-program Cek Fakta yang ada di Kompas.com
Artikel Prebunking.

Artikel prebunking berbeda dengan debunking. Kalau debunking hoaksnya sudah muncul, kalau prebunking kita memberikan informasi sebelum hoaks tersebut muncul. Ini penting karena artikel prebunking ini bisa jadi pintu masuk jika kita ingin melakukan kampanye ke masyarakat, dan banyak entitas-entitas sipil atau pemerintah yang bisa mendukung kegiatan-kegiatan ini.

Karena secara umum sekarang trennya daya tahan masyarakat untuk membaca sudah semakin berkurang, maka perlu disajikan juga dalam bentuk infografik dan video. Format video pendek juga sekarang menarik untuk didalami dan media social ini penting untuk didalami karena salah satu model bisnis media social adalah memonetisasi dari platform media social.

Pemred Solopos, Rini Yustiningsih, yang bertindak sebagai moderator diskusi menyimpulkan bahwa menjadikan konten cek fakta tidak hanya sekedar konten tetapi ada ruang – ruang potensial diantaranya adalah dengan mendapatkan pembiayaan dari grant atau Meta Third Party dan lainnya yang menarik adalah melakukan kolaborasi dengan event – event.

Maka Cek Fakta tidak hanya sekedar konten tetapi ada event – event lanjutan yaitu masih terkait dengan Cek Fakta baik itu berupa pelatihan, sosialisasi maupun kampanye ke masyarakat. Kemudian yang terkait dengan isu hoaks, kembali ke ruang redaksi masing – masing bagaimana menempatkan Cek Fakta ini sebagai salah satu konten penting dalam ruang redaksinya masing-masing.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat08 November 2024, 19:00 WIB

Keterlambatan Bicara, Apakah Speech Delay Berhubungan dengan Kesehatan Mental?

Anak yang mengalami stres atau kecemasan mungkin menunjukkan penurunan dalam kemampuan berbicara mereka.
Ilustrasi. Anak yang mengalami keterlambatan bicara mungkin merasa kesulitan untuk menyampaikan perasaan, keinginan, dan kebutuhan mereka (Sumber : Freepik/@freepik)
Nasional08 November 2024, 18:29 WIB

Komisi III DPR RI Bahas Nasib Sadbor Sukabumi Tersandung Promosi Judol, Beda Dengan Publik Figur

Martin meminta penegak hukum untuk transparan dalam mengusut tuntas kasus judi online. Menurutnya, jangan sampai ada pandang bulu.
Joged Sadbor asal Sukabumi viral di tiktok | Foto: @sadbor86
Sukabumi Memilih08 November 2024, 18:22 WIB

Dewan Syuro PKB Kota Sukabumi Beralih Dukung AYEUNA, Ayep Zaki: Ini Amanah Akan Kami Jaga

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPC Kota Sukabumi misalnya, partai yang khas dengan warna hijau tersebut, mengalihkan dukungan dari Paslon nomor urut 1 Achmad Fahmi - Dida Sembada ke paslon nomor 2 Ayep Zaki - Bobby Maulana
Pasangan calon AYEUAN, Ayep Zaki - Bobby Maulana bersama Ketua Dewan Syuro DPC PKB Kota Sukabumi, KH Ismail Zarkasih | Foto : Dok. Ayeuna
Sehat08 November 2024, 18:00 WIB

Tunjukkan Cara Menghadapi Ketakutan, Bund Ajari Anak-Anak 3 Cara Menjadi Tangguh Secara Mental

Anak-anak yang tangguh secara mental akan mudah dan siap menghadapi tantangan dunia.
Ilustrasi cara menjadi tangguh secara mental (Sumber : Pexels.com/@jonas mohamadi)
Life08 November 2024, 18:00 WIB

Amalkan Sejak Dalam Kandungan, Doa Mohon Anak Sholeh dan Sholehah

Doa memohon anak yang sholeh dan sholehah adalah salah satu bentuk ikhtiar seorang hamba kepada Allah SWT.
Ilustrasi - Doa memohon anak yang sholeh dan sholehah adalah salah satu bentuk ikhtiar seorang hamba kepada Allah SWT.  (Sumber : Freepik)
Sukabumi Memilih08 November 2024, 17:51 WIB

Meski Pendatang Baru, Paslon AYEUNA Siap Hadapi Debat Publik Pilwalkot Sukabumi

Paslon AYEUNA yang merupakan pendatang baru dalam perhelatan Pilkada mengaku telah mempersiapkan materi dan bahan yang relevan dengan tema yang akan dibahas.
Ayep Zaki - Bpbby Maulana, Calon Walikota - Wakil Walikota Sukabumi pada Pilkada 2024 | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih08 November 2024, 17:47 WIB

Tanpa APK dan Massa Dibatasi, Berikut Tata Tertib Debat Pilkada Kota Sukabumi 2024

Ketua KPU Kota Sukabumi, Imam Sutrisno menyebut, hanya 75-80 tamu undangan saja yang diperbolehkan masuk ke dalam forum debat itu.
Debat Publik Pilkada Kota Sukabumi | Foto : Dok. KPU
Musik08 November 2024, 17:30 WIB

Prediksi Setlist Konser Radical Optimism Dua Lipa di Jakarta Besok

Penyanyi Dua Lipa akan menyapa penggemar Indonesia melalui konser Radical Optimism Tour yang digelar pada Sabtu, 9 November 2024 di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta Pusat.
Prediksi Setlist Konser Radical Optimism Dua Lipa di Jakarta Besok (Sumber : Instagram/@dualipa)
Sukabumi Memilih08 November 2024, 17:12 WIB

Suguhkan Solusi Persoalan di Kota Sukabumi, Paslon MAJU Optimis Kuasai Forum Debat

Paslon MAJU sebut isu-isu aktual di Kota Sukabumi saat ini akan menjadi garis besar yang akan dibahas dalam forum debat publik.
Paslon Muraz-Andri dapat nomor urut 3 di Pilkada Kota Sukabumi 2024. (Sumber : SU/Asep Awaludin)
Sehat08 November 2024, 17:11 WIB

5 Tahun Berteman Rantai Besi, Ekspresi ODGJ di Jampangtengah Sukabumi Menuju Marzoeki Mahdi

Kepala Puskesmas Jampangtengah, Sofyan Efendi mengatakan usai melakukan pemeriksaan medis dan mendalami kisah Aso dan keluarganya pada Kamis 7 November 2024, bersama Dinkes mendorong upaya perawatan lebih lanjut.
M Solihin, ODGJ warga Jampangtengah Sukabumi saat akan dibawa berobat ke RSJ Marzuki Mahdi (Sumber: su/ragil)