SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena Joget Sadbor sedang menghebohkan dunia TikTok. Gunawan (38 tahun) adalah sosok di baliknya. Dia merupakan kreator konten asal Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Aksi unik ini menginspirasi banyak pihak untuk membuat video serupa.
Joget Sadbor pertama kali digagas Gunawan yang bertempat tinggal di Kampung Babakan Baru, Desa Bojongkembar. Laki-laki yang dulunya penjahit keliling di Jakarta ini menyiarkan secara langsung atau live konten tersebut melalui akun @sadbor89. Kini, sebanyak kurang lebih 300 warga bergabung dengan Gunawan.
Konten Joget Sadbor terkenal karena kesederhanaan dan unsur komedinya. Bergaya santai dengan humor khas pedesaan, mereka kadang mengajak penontonnya melihat sisi unik kehidupan desa seperti interaksi sehari-hari. Tidak heran apabila akunnya semakin banyak pengikut yang selalu menantikan kontennya.
Baca Juga: Pandangan Akademisi soal Fenomena Joget Sadbor Sukabumi Viral di TikTok
“Selama tidak melanggar hukum di negara kita ya sah-sah saja, karena aplikasi sudah menyediakan media, tinggal kreatif dari penggunanya,” kata Dedi Suhendra (50 tahun), pegiat media sosial atau medsos di Sukabumi kepada sukabumiupdate.com, Rabu, 30 Oktober 2024.
“Keberadaan aplikasi tersebut dilegalkan oleh negara. Artinya, sebagai penduduk Republik Indonesia, boleh menggunakan aplikasi itu dan menggunakannya sesuai aturan negara UU ITE dan aturan dari aplikasinya,” tambah dia.
Dedi menegaskan apa yang dilakukan Gunawan adalah sesuatu yang benar karena tidak ada laporan pelanggaran hukum terkait aktivitas itu. “Tidak pernah ada laporan pelanggaran yang dilakukan mereka dari aplikasinya, berarti apa yang mereka lakukan sudah benar,” katanya.
Dedi juga menyebut perbedaan pandangan di masyarakat mengenai viralnya Joget Sadbor adalah hal wajar. “Setiap orang berhak berpendapat, meski berbeda. Sah-sah saja karena kita negara bebas demokrasi, (soal baik dan buruk) tergantung sudut pandang mana kita melihatnya."
Lebih lanjut, Dedi menjelaskan viralnya Joget Sadbor dapat menjadi salah satu alternatif pekerjaan di masa yang akan datang dengan mengadaptasi perkembangan zaman.
“Bisa saja, karena ke depannya ada banyak hal kreatif muncul dari hal-hal yang sebelumnya belum kita ketahui. Generasi nanti akan menyesuaikan dengan perkembangan yang ada dan kita yang hidup di zaman ini pun harus menyesuaikan dengan keadaan,” ungkapnya.
Kepala Desa Bojongkembar, Solehudin Wahid (32 tahun), memberikan dukungan penuh kepada pengikut aksi Joget Sadbor yang dianggap kreatif dalam membantu membangun ekonomi masyarakat. “Saya mendukung penuh, karena selain membantu ekonomi, ada kreativitas dari pemuda-pemuda yang ikut. Mungkin berbagai macam cacian dari orang atau disebut haters banyak juga, tapi menurut saya itu disebut ekonomi kreatif digital, lebih baik juga,” ujarnya.
Soleh menambahkan bahwa ada dampak positif yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilakukan oleh Gunawan. Dia menyebut konten Joget Sadbor ikut membantu membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. “Alhamdulillah, yang terhalang kerja oleh ijazah karena ijazahnya mungkin (hanya sampai pada jenjang) SMP, bisa ikut jadi konten kreator di TikTok, bahkan sekarang sudah merambah main YouTube juga,” kata dia.
Menurut Soleh, anggota Joget Sadbor sebelumnya mayoritas pekerja UMKM dan petani. “Mata pencahariannya ini ada di UMKM, sebagai pekerja pembuat enye atau kecimpring, khususnya di kampung ini. Tetapi kalau di luar kampung ada yang sebagai petani kebanyakan,” lanjutnya.
“Hal yang sangat wajar saja karena mungkin hidup ini pilihan, di mana nyamannya bekerja itu haknya mereka, tapi saya dukung. Sangat mendukung dengan adanya konten-konten kreator,” tambah Soleh, menanggapi para pekerja UMKM dan petani yang kini beralih profesi menjadi konten kreator Joget Sadbor.
Soleh mengatakan dari 11 ribu orang di desanya, kurang lebih ada seratus orang yang menjadi anggota Joget Sadbor. “Dari sekitar 11 ribu jiwa, kurang lebih seratus orang ada gitu. Tapi kan enggak terfokus di kampung itu, ada juga yang dari kampung Jisonggong dan Kampung Sukatani. Kalau (lokasi) Joget Sadbor itu nama kampungnya Babakan Baru,” ungkapnya.
Soleh mengungkapkan rasa syukurnya terhadap Joget Sadbor dan anggota konten kreatornya karena telah memberikan sumbangsih kepada desa dan masyarakat sekitar.
“Dampak baiknya, konten-konten kreator itu kalau ada kegiatan hari nasional atau hari besar Islam, mereka selalu sumbangsih dan selalu support. Begitu pun kalau misal ada yang meninggal di kampung tersebut, mereka selalu support dari uang-uang, dari penghasilan konten kreator ini,” kata dia.
Reporter: Turangga Anom (Magang)