Mahasiswa Sukabumi Bicara Soal Kampus Mengajar 7 yang Ramai Disorot

Rabu 29 Mei 2024, 17:35 WIB
Program Kampus Mengajar Kemendikbud Ristek (Sumber: akun kampus mengajar)

Program Kampus Mengajar Kemendikbud Ristek (Sumber: akun kampus mengajar)

SUKABUMIUPDATE.com - Akhir-akhir ini jagad media sosial ramai menyoroti Kampus Mengajar. Akun instagram @kampusmengajar dipenuhi komentar oleh para peserta program kampus mengajar 7 yang mempertanyakan soal bantuan biaya hidup atau BBH dan pemotongan UKT (Uang Kuliah Tunggal).

Program besutan Kemendikbud Ristek ini sejatinya adalah kanal pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus selama satu semester. Dirancang untuk melatih kemampuan menyelesaikan permasalahan yang kompleks dengan menjadi mitra guru untuk berinovasi dalam pembelajaran, pengembangan strategi, dan model pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

Jika edisi 1 sampai 6 berjalan lancar, tidak dengan kampus mengajar 7 yang memicu banyak pertanyaan soal BBH dan kebijakan UKT. Sejumlah peserta Kampus Mengajar 7 dari berbagai lembaga pendidikan di Sukabumi coba memberikan penjelasan kenapa banyak yang mempertanyakan kedua hal tersebut.

Anisa, peserta kampus mengajar 7 dari salah satu kampus swasta di Sukabumi menyebut ada keterlambatan pencarian BBH, dimana termin 1 baru cair setelah 3 bulan program berjalan. “Ini tuh terbilang telat karena seharusnya BBH termin 1 itu cair setelah 2 bulan program berjalan,” ucapnya kepada tim liputan sukabumiupdate.com, Kamis 23 Mei 2024. Hal tersebut lanjut Anisa berdampak pada pelaksanaan proker. Dimana banyak proker perlu pendanaan sedangkan BBH telat cair.

Banyak peserta Kampus Mengajar yang mengeluhkan terlambatnya pencairan BBH karena banyak proker yang belum terlaksana. Keterlambatan tersebut juga dibenarkan oleh Koordinator PT kampus mengajar Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Tidak hanya terjadi pada mahasiswa ternyata hal ini juga dialami oleh Koordinator PT dan DPL (Dosen Pendamping Lapangan).

Masalah tambah runyam karena dan bikin kecewa peserta karena ketidakkonsistenan informasi yang mereka dapatkan dari pembina, email, maupun sistem.

“Di awal pembinaan banyak pemateri yang bilang kita tuh dapet Rp 7,2 juta selama 4 bulan. Tapi di bulan April 2024 kita menerima email yang menjelaskan cuma dapet Rp 6 juta. Kan gak jelas ya, gak ada transparansi kalau berkurang tuh karena apa,” ungkap Rendi, mahasiswa universitas swasta lainnya di Sukabumi, yang juga menjadi peserta kampus mengajar 7.

Menurut dia, penyelenggara Kampus Mengajar kurang konsisten dalam menyampaikan informasi terutama soal BBH,.sehingga para peserta kampus mengajar 7 dibuat kebingungan.

Dari sejumlah peserta terungkap bahwa pada Desember 2023, informasi BBH yang akan terima adalah Rp 6 juta, walaupun di awal pembinaan peserta banyak pemateri yang menyampaikan jumlah BBH Rp 7,2 juta. Ini kemudian divalidasi oleh sistem pusat bantuan kampus merdeka, helpdesk, 19 Maret 2024. 18 April 2024 seluruh peserta Kampus Mengajar 7 serentak mendapatkan email yang meluruskan informasi soal BBH yang diterima oleh peserta. Yaitu Rp 6 juta atau Rp 1,5 juta per bulan.

Adanya miskomunikasi dari kampus mengajar membuat informasi yang menyebar menjadi simpang siur. Dimana Setiap angkatan penyelenggara Kampus Merdeka selalu memperbarui kebijakannya. Dimana pada Kampus mengajar angkatan 2, 3 dan 5 menerima total bantuan biaya hidup sebesar Rp 7,2 juta. Sementara itu, angkatan setelahnya mendapatkan Rp 6 juta.

Tidak hanya mahasiswa sebagai peserta, koordinator PT dan DPL (Dosen Pendamping Lapangan), juga menegaskan ada keterlambatan informasi dari pihak kampus mengajar yang harus diperbaiki kedepannya. Firman, Koordinator PT Kampus Mengajar Universitas Muhammadiyah Sukabumi, juga menegaskan bahwa pembayaran honorarium bagi koordinator PT dan DPL juga terlambat.

“Di kampus mengajar 6 ada pemberitahuan akan cair setelah kegiatan selesai baik termin 1 dan 2. Namun di kampus mengajar 7 ini tidak ada pemberitahuan mengenai hal itu. Jadi kalau kami mah tidak merasa heran kalo mengalami keterlambatan seperti itu. Sementara untuk BBH peserta kampus merdeka (mahasiswa) saya juga tidak tahu, karena bukan bukan ranah koordinator. Jawaban panitia maupun sistem menjawab agar mahasiswa bersabar dan menunggu info selanjutnya mengenai BBH,” jelasnya kepada sukabumiupdate.com

Deden Ahmad Supendi, mantan Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Kampus Mengajar 2 dan 3 coba menjelaskan hal ini. Dosen Universita Muhammadiyah Sukabumi ini menyebut tingginya antusiasme mahasiswa pada kampus mengajar membuat lonjakan jumlah peserta, dan hal itu bisa berdampak nominal bantuan biaya hidup yang diterima para peserta.

“Pengalaman saya di kampus mengajar 2 dan 3. Mahasiswanya jauh-jauh, ada yang dari Yogyakarta, Ciamis, dan Karawang. Kebijakan sekarang berubah ya, sesuai domisili. Mungkin itu juga yang menjadi daya tarik bagi mahasiswa untuk ikut serta,” bebernya.

“Peserta bertambah, DPL juga bertambah. Jadi pemerintah mungkin merasa perlu mengubah kebijakannya untuk menyesuaikan dana yang dikeluarkan,” sambung Deden.

Selain soal BBH, Deden juga mengungkapkan bahwa perubahan juga terjadi pada kebijakan bantuan UKT bagi mahasiswa peserta Kampus Mengajar. Dimana pada Kampus Mengajar angkatan 2,3 dan 5, selain BBH Rp 4,8 juta selama 4 bulan program berjalan, ada bantuan UKT sebesar Rp 2,4 juta.

Kebijakan ini menurut Deden Ahmad Supendi berubah pada kampus mengajar angkatan 6, dimana ada pemangkasan jumlah bantuan UKT yang semula Rp 2,4 juta menjadi Rp 1,2 juta.

Baca Juga: Cerita 2 Siswi di Sukabumi, Motor Nyaris Dibegal Modus Asuransi Kendaraan

Terlepas dari komentar-komentar negatif, kampus mengajar ini menurut Deden merupakan program Kemendikbud Ristek yang mendukung mahasiswa untuk mengeksplor pengalamannya di luar kampus. Ada banyak program yang memungkinkan mahasiswa mengeksplor pengalamannya, tidak hanya program kampus mengajar saja.

Ia mendorong mahasiswa (peserta) fokus eksplor pengalamannya, karena BBH itu hanya bonus. “Menurut saya, kampus mengajar itu sangat bagus. Apalagi di kurikulum MBKM ini memberi kesempatan pada mahasiswa untuk belajar di luar kampus. Minimal 1 semester. Pengalaman itu justru penting bagi mahasiswa. Jadi menurut saya, jangan terlalu dihiraukan komentar-komentar negatif,” pungkasnya.

Tim liputan PKL UMMI 2024 (Jelsa, Alfin, Rita)

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Inspirasi23 November 2024, 15:00 WIB

Loker Sales Executive/Pramuniaga Minimal SMA/SMK, Penempatan Kota Sukabumi

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini segera daftarkan diri sekarang juga!
Loker Sales Executive/Pramuniaga Minimal SMA/SMK, Penempatan Kota Sukabumi (Sumber : Freepik/sastock)
Sukabumi23 November 2024, 14:47 WIB

21 Raperda, Usulan Propemperda Kabupaten Sukabumi 2025 Mulai Dibahas

PROPEMPERDA Kabupaten Sukabumi tahun 2025 sebanyak 21 (dua puluh satu) Raperda. 12 (dua belas) Raperda usul prakarsa DPRD sebagaimana usulan dari komisi-komisi dan BAPEMPERDA dan 9 (sembilan) Raperda usulan Pemerintah
Bupati Sukabumi Marwan Hamami menghadiri Rapat Paripurna DPRD dalam rangka Penetapan Propemperda Tahun 2025 (Sumber: dokpim Kabupaten Sukabumi)
Entertainment23 November 2024, 14:27 WIB

Menanti Teater Musikal Sri Asih Sukabumi, Bangkit Dari Kubur Setelah Puluhan Tahun Mati

Yup, Sri Asih sebagai entitas seni pertunjukan di Kota Sukabumi akan lahir kembali dalam format kekinian yaitu teater musikal. Kelompok
Aktor atau pelakon Sri Asih 1989 akan mencoba menghidupkan kembali Seni Pertunjukkan Sri Asih di Sukabumi (Sumber: su/fit)
Sukabumi23 November 2024, 13:55 WIB

Longsor di Sukabumi, Jalan Sagaranten Kalibunder Tertutup Tanah dan Batu

Akses penghubung Kecamatan Sagaranten dan Kecamatan Kalibunder, di Kampung Cisagu RT. 001/002 Desa Mekarsari Kecamatan Sagaranten, tidak dapat dilintasi kendaraan. Longsor terjadi sekitar pukul 22.30 WIB malam
Jalan Sagaranten Kalibunder Kabupaten Sukabumi tertutup longsor, Jumat malam (22/11/2024) (Sumber: istimewa)
Food & Travel23 November 2024, 13:00 WIB

Danau Biru Cibanten, Wisata Gratis di Banten yang Mata Airnya Tidak Pernah Mengering

Dengan suasana yang tenang dan fasilitas yang cukup lengkap, Danau Biru Cibanten akan memberikan pengalaman liburan yang menyenangkan.
Danau Biru Cibanten adalah destinasi wisata yang cocok untuk Anda yang ingin menikmati keindahan alam yang masih asri dan menyegarkan pikiran. (Sumber : Instagram/@prasetiarm).
Bola23 November 2024, 12:00 WIB

Prediksi Persik Kediri vs PSIS Semarang di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persik Kediri vs PSIS Semarang akan tersaji sore ini mulai pukul 15.30 WIB.
Persik Kediri vs PSIS Semarang akan tersaji sore ini mulai pukul 15.30 WIB. (Sumber : X/@psisfcofficial/@persikfckediri).
Sukabumi Memilih23 November 2024, 11:16 WIB

Tak Progresif Soal Masalah Agraria di Sukabumi, 3 Catatan SPI Usai Nonton Debat Publik II Pilkada 2024

Ada tiga catatan yang diberikan SPI setelah melihat pemaparan paslon 01 Iyos - Zainul dan paslon 02 Asep Japar - Andreas tentang masalah agraria.
Ilustrasi.  Serikat Petani Indonesia atau SPI memberikan 3 catatan penting usai debat publik II pilkada Kabupaten Sukabumi, yang berlangsung di Kabupaten Bandung Jumat 22 November 2024. (Sumber: istimewa)
Food & Travel23 November 2024, 11:00 WIB

5 Rekomendasi Pantai Terindah di Ujunggenteng Sukabumi, Wajib Kesini!

Pantai-pantai Ujunggenteng di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, adalah sebuah permata tersembunyi yang menawarkan keindahan alam yang masih sangat alami.
Pantai Tenda Biru - Ujung Genteng adalah destinasi wisata yang sempurna bagi Anda yang ingin melepas penat dan menikmati keindahan alam. (Sumber : Instagram/@mutiaraantini).
Nasional23 November 2024, 10:41 WIB

Bantu Ekosistem PPMI, Kementerian BUMN Dukung Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

Kementerian BUMN menekankan pentingnya peran BUMN dalam memastikan fasilitas keberangkatan dan kedatangan pekerja migran di bandara serta program-program perlindungan lainnya.
Erick Thohir, Menteri BUMN.
Nasional23 November 2024, 10:09 WIB

Pemkab Sukabumi Buka Data, Anggota Komisi II DPR RI Minta Kemendagri Cek Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024

Kepala BKPSDM Kabupaten Sukabumi, Teja Sumirat menyebut apa yang disampaikan Heri Gunawan anggota Komisi II DPR RI tidak tepat.
Dok Rabu (28/8/2024) mutasi pejabat di lingkungan Pemkab Sukabumi (Sumber: dokpim Kabupaten Sukabumi)