SUKABUMIUPDATE.com - Satu persatu industri padat karya di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat tumbang, digebuk krisis ekonomi global. Terbaru adalah pabrik garmen ekspor di Cicurug, yaitu PT Manito World.
Kabar tutupnya pabrik garmen full ekspor yang berada di jalan raya Siliwangi, Desa Benda Kecamatan Cicurug ini dibenarkan oleh Wakil Ketua I Sektor Industri Padat Karya DPK APINDO Kabupaten Sukabumi, David FC Dharmadjaja.
Kepada sukabumiupdate.com, Selasa (10/10/2023) David menyebut dampak krisis ekonomi global masih terus berlangsung. Sektor usaha yang cukup berat mengalami pukulan dari kondisi ini adalah, industri padat karya dengan orientasi ekspor ke Eropa dan Amerika Serikat.
"Iya terbaru tutup adalah PT. MW di Cicurug,” ucap David.
Baca Juga: 264 Karyawan di PHK Sepihak, PT KMS Parungkuda Sukabumi Didemo
Di perusahaan tersebut lanjut David, jumlah pekerja sebelum covid-19 mencapai 2.800 orang. “Sekarang sudah tutup perusahaannya.”
Kondisi ini menambah daftar panjang sejumlah perusahaan di Kabupaten Sukabumi yang harus tutup atau melakukan rasionalisasi akibat krisis ekonomi global.
Berdasarkan data terbaru dari DPK APINDO Kabupaten Sukabumi, sejak krisis ekonomi global hingga saat ini (10 Oktober 2023), sudah ada sekitar 24.000 karyawan yang dirumahkan. Dari banyak perusahaan, khususnya industri padat karya yang berada di Kabupaten Sukabumi.
“Angka ini yang PHK langsung ataupun tidak diperpanjang kontrak," ujar David.
Baca Juga: Buntut PHK, Warga Cijulang Sukabumi Demo Perusahaan Peternakan Ayam Telur
“Ini data sementara dan akan kembali direvisi setelah DPK APINDO Kabupaten Sukabumi, melakukan survey ke lapangan yang rencananya akan diselenggarakan bulan Oktober 2023 ini,” lanjutnya.
APINDO berencana mengumpulkan data dengan survei tentang kapasitas produksi sebelum Covid-19 (kondisi normal) dibandingkan saat ini. Tentu kondisi tersebut tidak diharapkan, dan Apindo tetap berusaha mengajak pemerintah untuk bersama mengurangi dampak dari kondisi ekonomi global yang mengalami krisis seperti saat ini.
"Keberpihakan pemerintah pada industri padat karya masih belum maksimal," pungkasnya.
Krisis ekonomi global membuat industri padat karya di Indonesia termasuk sukabumi kehilangan order.
Baca Juga: PHK Sepihak dan Tidak Bayarkan Pesangon, PT Jati Kawi Sukabumi di Somasi
“Jika tanpa solusi dan keberpihakan maka lama kelamaan makin banyak perusahaan yang tutup. Kita sangat berharap skema pengupahan di tahun 2024 mendatang, mengusung tema penyelamatan keberlangsungan sektor industri padat karya, yang selama ini menjadi sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak dan massal," ungkap David.