SUKABUMIUPDATE.com - Riba adalah praktik keuangan yang melibatkan pengambilan atau pembayaran bunga atau keuntungan atas pinjaman uang atau aset dengan cara yang tidak adil atau eksploratif.
Praktik riba dilarang dalam Islam atau dianggap haram, bahkan banyak negara dan budaya memiliki pandangan negatif terhadap Riba.
Khawatirnya, Riba dapat menimbulkan permusuhan sekaligus mengurangi semangat kerjasama/saling menolong dengan sesama manusia. Adanya tambahan bunga keuangan kepada peminjam akan menimbulkan perasaan bahwa peminjam tidak tahu kesulitan dan tidak mau tahu kesulitan orang lain.
Baca Juga: Ini 10 Ciri Orang yang Suka Cari Muka, Sikapnya Pura-pura Baik!
Ada banyak dampak buruk riba terhadap keuangan individu dan masyarakat secara umum. Merangkum dari berbagai sumber simak ulasannya serta mari hindari riba dan berhutang!
Dampak Buruk Pinjam Uang dengan Bunga Tinggi
1. Beban Keuangan Tinggi
Dampak buruk riba terhadap keuangan yang pertama yakni seringkali menyebabkan beban keuangan yang tinggi bagi peminjam. Bunga yang harus dibayar atas pinjaman uang dapat membuat jumlah yang harus dikembalikan jauh lebih besar daripada jumlah yang dipinjamkan awalnya.
2. Siklus Hutang Berkelanjutan
Dampak buruk riba terhadap keuangan dapat mengakibatkan peminjam terjebak dalam siklus utang yang berkelanjutan. Mereka mungkin terus meminjam uang untuk membayar pinjaman yang ada, yang berpotensi memperburuk situasi keuangan mereka.
3. Resiko Keuangan Meningkat
Tingginya bunga pada pinjaman dapat meningkatkan risiko keuangan bagi individu. Jika suku bunga tiba-tiba naik, mereka mungkin kesulitan membayar pinjaman mereka.
Baca Juga: Atlet Amputasi Sukabumi Diki Japarudin Sempat Sakit, Apa Itu Kanker Testikular?
Hati-hati inilah salah satu Dampak buruk riba terhadap keuangan yang harus diwaspadai.
4. Akses Kredit Sulit
Bagi individu yang memiliki riwayat hutang dengan bunga yang tinggi, mengakses kredit dengan suku bunga yang lebih rendah di masa depan bisa menjadi lebih sulit. Dampak buruk riba terhadap keuangan ini dapat membatasi kemampuan mereka untuk membeli rumah, mobil, atau investasi lainnya.
Praktik keuangan yang dilarang dalam Islam ini dapat mengalihkan uang dari investasi produktif ke pembayaran bunga riba.
Dampak buruk riba terhadap keuangan juga bisa mengurangi kemampuan seseorang untuk mengembangkan bisnis, berinvestasi dalam pendidikan, atau merencanakan masa depan yang lebih baik.
6. Kesenjangan Ekonomi
Riba dapat memperbesar kesenjangan ekonomi antara individu yang memiliki akses ke pinjaman dengan bunga rendah atau yang tidak membutuhkan pinjaman, dan mereka yang terjebak dalam hutang dengan bunga tinggi.
7. Tekanan Emosional
Beban hutang dan pembayaran bunga yang tinggi dapat menyebabkan tekanan emosional yang signifikan bagi individu dan keluarga mereka. Dampak buruk riba terhadap keuangan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan fisik.
Baca Juga: 10 Ciri Anak Laki-laki Kurang Kasih Sayang Orang Tua, Ada Masalah Emosional
8. Sikap Konsumtif yang Tidak Sehat
Riba dapat mendorong perilaku konsumtif yang tidak sehat, karena orang mungkin cenderung meminjam uang untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan, hanya karena ketersediaan akses ke kredit.
9. Ketidakstabilan Ekonomi
Praktik riba yang besar-besaran dalam masyarakat dapat berkontribusi pada ketidakstabilan ekonomi, terutama ketika tingkat bunga sangat fluktuatif. Itulah salah satu alasan mengapa Islam melarang riba dalam praktik transaksi keuangan.
10. Dampak Sosial
Faktor sosial dan etika juga perlu dipertimbangkan sebagai salah satu Dampak buruk riba terhadap keuangan. Riba sering dianggap tidak adil karena mengambil keuntungan dari mereka yang berada dalam situasi finansial yang sulit.
Baca Juga: 8 Ciri Orang yang Terlihat Baik-Baik Saja Padahal Banyak Masalah Hidup
Karena dampak buruk tersebut, banyak orang dan lembaga keuangan memilih untuk menghindari atau membatasi penggunaan riba dalam keuangan mereka. Islam juga melarang umatnya untuk terlibat riba karena dapat merugikan manajemen finansial seseorang.
Selain riba, sebagian orang memilih untuk mencari alternatif seperti investasi berdasarkan prinsip syariah. Mereka juga berupaya mengelola keuangan mereka dengan bijak untuk menghindari terjebak dalam hutang bunga tinggi.
Sumber: Berbagai Sumber.