SUKABUMIUPDATE.com - Tren Keuangan kini mulai bergeser menjadi investasi mulai dari saham hingga reksadana.
Meski baik saham atau reksadana, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
IHSG adalah salah satu jenis indeks saham yang kini ramai diperbincangkan terutama ketika harganya turun per hari ini, Jumat (6/1/2023).
Mengutip situs resmi Otoritas Jasa Keuangan di alamat sikapiuangmu.ojk.go.id, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang mengukur kinerja harga semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Investor yang masuk ke dalam Bursa Efek Indonesia atau ketika membuka aplikasi investasi biasanya akan terlihat grafik IHSG tersebut.
Baca Juga: 7 Perbedaan Saham dan Reksadana Saham, Jangan Salah Pilih!
Di pasar global, IHSG dikenal sebagai Indonesia Composite Index (ICI) atau IDX Composite. IHSG dihitung dengan menggunakan rata-rata berimbang berdasarkan jumlah saham di bursa atau Market Value Weighted Average Index.
Data tersebut dihitung setiap hari bursa yaitu Senin sampai Jumat pukul 09.00-16.00 WIB, sehingga menghasilkan pembaruan data terkini.
Ada banyak fungsi dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pertama, IHSG dapat digunakan untuk mengukur kinerja portofolio yang mana portofolio saham adalah kumpulan aset investasi saham yang dimiliki perorangan atau perusahaan.
Misalnya Updaters memiliki saham dari perusahaan A, B, dan C, kumpulan saham ini disebut sebagai portofolio. Selanjutnya dengan melihat kinerja IHSG, kamu dapat membuat estimasi keuntungan dari portofolio saham yang dimiliki.
Fungsi IHSG yang kedua adalah sebagai indikator pergerakan pasar modal.
Mengingat bahwa IHSG dihitung dari rata-rata harga saham di bursa secara real time, maka IHSG dapat menjadi indikator pergerakan pasar modal terkini.
Apabila tren IHSG sedang meningkat, maka dipastikan harga saham dalam pasar modal juga turut meningkat. Sebaliknya, jika indeks harga sedang lemah, maka harga saham juga ikut menurun.
Namun demikian, perlu diingat nilai ini merupakan nilai rata-rata, sehingga kemungkinan ada saham yang harganya outlier atau berbeda jauh dari IHSG.
Baca Juga: Elon Musk Akhirnya Akuisisi Saham Twitter Senilai Rp 683 Triliun
Fungsi ketiga IHSG adalah untuk melihat perkembangan kondisi ekonomi suatu negara seperti aliran modal, pertumbuhan ekonomi, dan penerimaan pajak negara.
IHSG berperan besar karena semakin tinggi investasi yang ada dalam negara, maka aliran modal juga akan semakin besar. Modal yang besar membuat perekonomian akan bergerak dan meningkatkan pertumbuhan maupun penerimaan negara lewat pajak yang dibayar oleh perusahaan.
Nah, dari pajak inilah pemerintah bisa membuat kebijakan baru untuk kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Triwulan III 2022: Investasi di Kabupaten Sukabumi Rp 3,5 Triliun, Serap 552 Pekerja
Seperti diketahui, IHSG hari ini mengalami penurunan lagi di awal perdagangan, Jumat (6/1/2023). IHSG bahkan telah turun selama tiga hari berturut-turut.
Hari ini, Jumat (6/1/2023) pukul 9.03 WIB, IHSG tergerus 0,68% ke 6.610 dengan hampir seluruh indeks sektoral turun bersama dengan IHSG. Hanya sektor properti dan teknologi yang bergerak antara zona merah dan hijau.
Sementara sektor infrastruktur memimpin pelemahan 1,23%. Sektor keuangan terjun 0,89%. Sektor transportasi dan logistik melorot 0,90%. Sektor barang konsumsi primer tergerus 0,84%.
Sektor kesehatan melemah 0,58%. Sektor barang baku terkoreksi 0,57%. Sektor barang konsumsi non primer turun 0,33%. Sektor energi terkoreksi 0,13%.
Berdasarkan catatan keuangan digital untuk Top 3 gainers LQ45 pagi ini (6/1) adalah:
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar 1,61%
- PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) sebesar 1,06%
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sebesar 0,96%
Sementara Top 3 losers LQ45 meliputi:
- PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebesar -5,50%
- PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) sebesar -3,67%
- PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) sebesar -1,84%
IHSG mengakumulasi penurunan 3,41% dalam sepekan terakhir. Dalam sebulan, IHSG melemah 1,47%.
Sumber : berbagai sumber