SUKABUMIUPDATE.com - Perusahaan induk Google, Alphabet, dikabarkan berencana melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK besar-besaran terhadap 10.000 karyawannya.
Dilansir dari Independent.co.uk dikutip dari Bisnis lewat Tempo.co, PHK ini akan menyasar kepada karyawan yang berperforma buruk. Alphabet dikabarkan mempunyai sistem manajemen kinerja terbaru yang dapat membantu manajer memecat ribuan karyawannya yang berkinerja buruk mulai awal tahun depan.
Di bawah sistem baru, para manajer telah diminta untuk mengkategorikan 6 persen tenaga kerja Alphabet atau setara dengan sekitar 10.000 karyawan yang berkinerja buruk. Sistem ini juga dapat mengurangi jumlah insentif dan penghargaan saham yang diberikan kepada karyawan.
Adapun, Alphabet menghadapi beberapa tantangan di tahun ini, mulai dari dampak pandemi hingga inflasi yang merajalela. Alphabet menunjukkan penurunan laba 27 persen pada kuartal III/2022 dibandingkan tahun lalu, dengan pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan analisis sebelumnya.
“Jelas kami menghadapi lingkungan makro yang menantang dengan lebih banyak ketidakpastian di masa depan,” kata CEO Google Sundar Pichai pada bulan Juli.
Dia pun telah mendesak karyawan sejak bulan-bulan sebelumnya untuk meningkatkan produktivitas.
“Dengar, saya harap Anda semua membaca berita, secara eksternal. Fakta bahwa Anda tahu, kami menjadi sedikit lebih bertanggung jawab melalui salah satu kondisi ekonomi makro terberat yang sedang berlangsung dalam dekade terakhir. Saya pikir penting bahwa sebagai sebuah perusahaan, kami bekerja sama untuk melewati saat-saat seperti ini," katanya dalam sebuah pertemuan dengan karyawan.
Pada awal tahun ini, dia memperkenalkan upaya yang disebut “Simplicity Sprint” sebagai tanggapan atas kekhawatiran bahwa produktivitas perusahaan secara keseluruhan tidak sesuai dengan jumlah karyawan yang dimiliki.
Pada bulan Juli, dia meminta karyawan dalam memo internal untuk menjadi “lebih berjiwa wirausaha” dan menunjukkan “urgensi yang lebih besar serta fokus yang lebih tajam.
Bukan hanya Google, beberapa perusahaan teknologi yang berkantor pusat di AS telah merumahkan karyawan tahun ini untuk menghemat biaya.
Pekan lalu, The New York Times melaporkan bahwa Amazon sedang bersiap untuk memberhentikan 10.000 karyawan dari organisasi perangkat, divisi ritel, serta divisi sumber daya manusia.
Sumber: Tempo.co
#SHOWRELATEBERITA