SUKABUMIUPDATE.com - Jumlah buruh pabrik khususnya garmen di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat yang terkena dampak efisiensi akibat resesi ekonomi global terus bertambah. Data per Rabu, 21 September 2022, jumlah PHK sudah mencapai 11.335 karyawan.
Hal ini diungkap Sudarno, Ketua Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Kabupaten Sukabumi mengupdate data dampak resesi ekonomi global kepada dunia usaha.
"Sebagai informasi tambahan dapat saya sampaikan, update data per Rabu, 21-09-2022 Jam: 14.43 WIB, di Wilayah Kabupaten Sukabumi, Jumlah Karyawan Terkena PHK sebanyak 11.335 orang," ungkap Sudarno kepada sukabumiupdate.com lewat pesan singkat, dihari yang sama.
Belasan ribu buruh ini dari 23 perusahaan sektor industri padat karya seperti pabrik dengan jumlah pekerja yang banyak. Sebagian besar berasal dari sektor industri tekstil atau garmen, lanjut Sudarno, termasuk didalamnya ada 2 perusahaan sektor industri elektronik.
Angka ini melonjak drastis, karena sebelumnya Sudarno menyebut per awal September 2022, jumlah pekerja pabrik yang harus di PHK demi efisiensi mencapai 5.200 orang. Pelaku usaha juga melakukan pengurangan waktu dan hari kerja, ada juga yang meliburkan seluruh atau sebagian aktivitas kerja bagian produksi, sebagai upaya mengurangi biaya produksi.
Apindo Kabupaten Sukabumi membuka data ini kepada publik agar semua stakeholder mengetahui jika sektor industri padat karya yang memiliki pasar atau buyer di luar negeri, khusus Eropa dan Amerika, saat ini tidak dalam kondisi baik-baik saja.
"Pemicunya operasional produksi dari pabrik-pabrik tersebut saat ini sangat tidak stabil Order produksi dari buyer di luar negeri yang terdampak resesi ekonomi global mengalami penurunan. Khususnya dari negara-negara di Eropa dan Amerika dimana order produksi mereka ke Indonesia termasuk Sukabumi, masih belum normal," beber Sudarno.
Untuk itu, dia berharap kondisi yang merupakan dampak langsung dari pandemi covid-19 yang panjang dan perang Rusia - Ukraina ini segera berlalu, dan ekonomi negara-negara buyer pulih. Ia juga berharap pemerintah pusat dan daerah, ikut mencarikan solusi agar kondisi ini tidak berdampak makin buruk.
Baca Juga :
"Jelas kondisi ini menyumbang lonjakan angka pengangguran, khususnya di Sukabumi dan sekitarnya. Saat ini boro-boro rekruitmen atau buka lowongan kerja, yang ada saja terus dikurangi demi efisiensi," jelas Sudarno.
Apindo Kabupaten Sukabumi juga mengenang kembali bantuan keuangan dari negara kepada pelaku usaha khususnya sektor industri padat karya, yang terdampak covid-19 beberapa waktu lalu. "Dulu ada yang namanya insentif pajak untuk pelaku usaha. Tapi sesuai aturan bantuan tersebut sudah tak lagi berlanjut untuk sektor industri tekstil. hanya untuk Klasifikasi perusahaan tertentu sesuai Klasifikasi Lingkup Usaha (KSU)," pungkas Sudarno.