SUKABUMIUPDATE.com - Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mengundang keprihatinan dari Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Sukabumi, Badri Suhendi.
Politisi Partai Demokrat menyebut kenaikan harga Pertalite, Pertamax dan Solar akan berdampak luas pada sektor perekonomian di daerah. Menurut dia, sektor usaha nelayan hingga UMKM akan dampak kenaikan harga BBM ini.
Baca Juga :
“Tentu ini merupakan kebijakan pemerintah pusat yang tidak bisa ditawar lagi oleh kita semua warga masyarakat di daerah. Dampaknya pada sektor perekonomian, perdagangan akan semakin sulit,” ujar Badri, Minggu (4/9/22).
Badri menuturkan, kenaikan harga BBM akan sangat dirasakan oleh masyarakat nelayan. Pasalnya solar digunakan untuk bahan bakar mesin perahu. Sedangkan ikan yang diperoleh dari hasil melaut juga tak pernah menentu.
“Kenapa bisa lebih berat dibandingkan dengan yang lain, karena kalau nelayan ini menangkap ikan itu tidak tahu apakah ikan itu ada atau tidak, mereka mencari dan mencari. Kemudian jika ketemu zona penangkapan, belum tentu ada ikannya. Sementara BBM terus mengalir seiring dengan berjalannya mesin sejauh mana kapal itu menuju lokasi penangkapan ikan,” jelasnya.
Hal itu, kata Badri, akan berdampak kepada biaya operasional yang semakin tinggi sehingga bakal memberatkan nelayan. Terlebih, situasi saat ini tangkapan ikan sangat kurang dan sulit. Jangankan nelayan kecil, nelayan besar juga merasakan hal yang sama.
“Sudah hampir enam bulan ini hasil tangkapan ikan sangat tidak menentu, bahkan tidak ada. Ini semakin berat,” tegasnya.
Selain nelayan, lanjut Badri, kenaikan harga BBM juga akan dirasakan para pelaku UMKM. Ia mencontohkan pengusaha tahu dan tempe hingga gorengan akan terpengaruh.
“Sopir angkot juga pasti sulit sekarang ini. Sebelum kenaikan BBM saja mereka menjerit apalagi penumpang semakin sedikit karena persaingan semakin ketat. Dampak yang dirasakan masyarakat sangat luar biasa,” bebernya.
“Belum lagi di rumah tangga, harga bahan pokok pasti akan mengikuti kenaikan sementara pendapatan tidak seimbang dengan pengeluaran. Pemerintah harus merilis program yang bisa meringankan dampak kenaikan BBM ini,” pungkasnya.
Diketahui, pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi, Sabtu 3 September 2022. Harga Pertalite menjadi 10 ribu rupiah per liter dari semula 7650 rupiah per liter. Selanjutnya Pertamax menjadi 14.500 rupiah per liter dari semula 12.500 rupiah per liter. Sedangkan solar menjadi 6.800 rupiah per liter dari semula 5.150 rupiah per liter.