SUKABUMIUPDATE.com - Cicak kering merupakan salah satu primadona ekspor dari Sumatera Barat. Kini cicak kering seberat 670 kilogram sudah kembali diekspor ke Hong Kong.
"Ini merupakan pengiriman kedua. Sebelumnya sudah diekspor sebanyak 330 kilogram," kata eksportir cicak asal Sumbar Doni Editiawarman, dilansir oleh suara.com dari Antara.
Ia mengaku, cicak itu dikumpulkan dari sejumlah daerah, seperti Medan hingga Pulau Jawa. Cicak yang diekspor sudah dikeringkan menggunakan cahaya matahari.
Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses pengeringan juga dibakar menggunakan tungku di ruangan khusus.
"Untuk menghilangkan aroma dalam mengemas, saya menggunakan formalin sehingga cecak yang dikirim tidak berbau," jelasnya.
Dirinya mengekspor cicak berawal dari menggeluti usaha ekspor ikan garing, lalu ada permintaan untuk ekspor cicak.
"Sebelumnya saya bekerja sebagai petugas kargo di bandara, memutuskan keluar dan fokus mengelola bisnis," katanya.
Saat ini permintaan masih cukup besar yang digunakan untuk bahan obat herbal.
"Butuh waktu cukup lama untuk mengumpulkan cecak hingga 670 kilogram.”
Kepala Balai Karantina Padang Iswan Haryanto senang dan bangga dengan keuletan para pengusaha Sumbar.
"Akhirnya cicak kering kembali diekspor Hong Kong, mereka bisa jeli melihat peluang, ekspor cicak termasuk termasuk jarang dan unik," tukasnya
Petugas Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang, memperlihatkan cicak kering saat pemeriksaan fisik sebelum diekspor ke Hong Kong di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu 15 Juni 2022.
Data Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang menyebutkan selama dua bulan terakhir sebanyak satu ton lebih cicak kering senilai ratusan juta rupiah diekspor ke Hong Kong melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
SOURCE: SUARA.COM | ANTARA