SUKABUMIUPDATE.com - Penurunan harga aset kripto beberapa hari ke belakang menjadi perhatian publik. Penurunan harga tersebut juga berdampak pada penambang Bitcoin yang semakin merugi.
Selain itu, para penambang kini semakin kesulitan menambang BTC dampak penurunan harga aset tersebut. Forbes melaporkan,pendapatan penambang Bitcoin turun 68 persen dibanding awal tahun lalu.
Baca Juga :
Dilansir oleh suara.com dari Blockchain Media, kesulitan aktivitas penambangan Bitcoin jadi ancaman tersendiri bagi para penambang usai crash pasar kripto akhir tahun lalu.
Dengan tingkat kesulitan yang semakin sulit, koin yang didapatkan akan semakin berkurang. Hal ini seharusnya mendukung kenaikan nilai BTC.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Harga bitcoin yang terjun bebas tidak cukup untuk menutup biaya penambangan.
Hal ini pun tercermin dari saham para penambang Bitcoin utama seperti Riot, BitFarms, Hut 8, Hive, CleanSpark dan lainnya yang telah turun antara 50 sampai 60 persen.
Jumlah Penambang Semakin Berkurang
Penurunan harga Bitcoin dikabarkan membuat sejumlah penambang memilih untuk menghentikan usaha mereka sehingga menurunkan persaingan sehingga memangkas kesulitan pasar BTC.
Dampaknya, hal ini meningkatkan profitabilitas dari penambang yang bertahan, dan pada akhirnya membangkitkan kembali sektor ini.
Meski demikian, hingga kini belum ada kabar pasti akan ada tidaknya penambang yang berhenti, tetapi tentu ini dapat merujuk peristiwa saat pelarangan Tiongkok terhadap penambangan.
Meski demikian, hingga kini belum ada kabar pasti akan ada tidaknya penambang yang berhenti, tetapi tentu ini dapat merujuk peristiwa saat pelarangan Tiongkok terhadap penambangan.
Baca Juga :
SOURCE: SUARA.COM