SUKABUMIUPDATE.com - Standar kecantikan yang tidak realistis memiliki dampak yang signifikan terhadap individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Memahami definisi dan asal usul standar kecantikan atau beauty standard, serta pengaruh media sangat penting dalam mengenali dampak buruknya.
Asal Usul Standar Kecantikan yang Tidak Realistis
Melansir blueridgetreatment.com, standar kecantikan yang tidak realistis merujuk pada harapan dan cita-cita masyarakat yang dibebankan kepada individu terkait penampilan fisik mereka.
Standar-standar dalam hal beauty standard ini sering kali mengutamakan definisi kecantikan yang sempit, yang mungkin tidak dapat dicapai atau tidak realistis bagi banyak orang. Konsep standar kecantikan telah berkembang dari waktu ke waktu dan bervariasi di berbagai budaya dan periode sejarah.
Baca Juga: 8 Cara Mendidik Sikap Sopan Santun pada Anak, Nomor 1 Paling Penting!
Secara historis, standar kecantikan dipengaruhi oleh norma budaya, tradisi, dan nilai-nilai masyarakat. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, media, seperti majalah, televisi, dan media sosial, telah memainkan peran penting dalam membentuk dan melestarikan standar-standar ini.
Penggambaran cita-cita kecantikan yang tidak realistis melalui gambar-gambar yang diedit secara besar-besaran dan promosi tipe tubuh, warna kulit, dan fitur wajah tertentu telah berkontribusi pada pelestarian standar-standar kecantikan secara umum.
Pengaruh Media terhadap Standar Kecantikan
Media memainkan peran penting dalam memengaruhi standar kecantikan dengan memamerkan dan mempromosikan citra dan cita-cita tertentu . Iklan, acara televisi, film, dan platform media sosial sering kali menampilkan versi kecantikan yang diidealkan yang tidak dapat dicapai oleh sebagian besar individu.
Paparan terus-menerus terhadap citra-citra kecantikan dapat menciptakan persepsi yang menyimpang tentang kecantikan dan berdampak negatif pada harga diri dan kesehatan mental individu.
Baca Juga: 10 Ciri Orang Tidak Punya Rasa Bersalah, Perhatikan Sikapnya!
Pengaruh media terhadap standar kecantikan dapat dilihat dari berbagai cara. Misalnya, promosi tubuh kurus sebagai tipe tubuh ideal telah dikaitkan dengan perkembangan gangguan makan dan ketidakpuasan terhadap tubuh.
Selain itu, penekanan pada kulit tanpa cela, fitur wajah yang sempurna, dan kemudaan dapat menimbulkan perasaan tidak mampu dan ketidakpuasan terhadap penampilan diri sendiri.
Untuk memahami dampak media terhadap standar kecantikan, penting untuk mempertimbangkan peran iklan dan penggunaan teknik penyuntingan foto. Iklan sering kali menampilkan model dan selebritas yang mengikuti standar kecantikan yang tidak realistis, sehingga menampilkan citra aspiratif yang jauh dari kenyataan.
Lebih dari itu, penggunaan filter, retouching, dan perangkat lunak penyuntingan foto di platform media sosial menciptakan ilusi kesempurnaan, yang selanjutnya melanggengkan standar kecantikan yang tidak realistis.
Baca Juga: 9 Ciri Orang Memiliki Dendam Pada Kita, Terlihat dari Sikapnya
Mengenali definisi, asal, dan pengaruh media terhadap standar kecantikan yang tidak realistis sangat penting dalam mengatasi dampak buruknya terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan individu.
Dengan memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap beauty standard, kita dapat mulai menantang dan mendefinisikan ulang norma kecantikan masyarakat, mempromosikan inklusivitas, keberagaman, dan citra tubuh yang lebih sehat.
Baca Juga: 9 Sikap Introvert yang Sulit Dipahami Orang, Tertutup dalam Menyatakan Perasaan