SUKABUMIUPDATE.com - Pernyataan Mahfud MD yang beredar di sosmed bahwa Yusril Ihza Mahendra adalah Mahaguru Hukum Tatanegara, kini viral. Ini bukan soal mahagurunya karena Yusril memang guru besar UI, tapi logika pembelaannya terhadap kasus no. 90 MK dan tuduhan kecurangan di Pilpres 2024 lalu.
Yang menarik bagiku, soal Yusril mahaguru itu mendapat cibiran Mas Tok, temanku. Mendengar hal itu, wartawan gaek yang pernah malang melintang meliput dunia politik Indonesia itu sampai terbatuk-batuk.
"Yusril mahaguru?," kilahnya di depanku sambil menjulurkan lidahnya.
Mas Tok, yang menyatakan itu Mahfud MD, juga mahaguru hukum tata negara. Ujarku. Kali ini ia terbahak-bahak.
Lo kok sampeyan tertawa? Bukankah Yusril adalah pakar hukum yang tiada duanya di negeri ini? Yusril adalah orang menjadi penasehat hukum Soeharto dan berhasil membujuk Raja Jawa itu turun tahta. Yusril adalah orang kepercayaan Presiden Jokowi. Yusril adalah orang yang membuat SBY ketakutan, saat ia bilang "tiji tibeh". Mati siji mati kabeh. SBY mau menuduh Yusril korupsi, Yusril punya segudang bukti untuk menuduh SBY dalam kasus sama. Yusril pun "menang".
Di Indonesia ini, tak ada lawyer yang sehebat Yusril. Makanya, ketika ia bergabung dengan Prabowo-Gubran, publik pun yakin kasus hukum pasangan Paslon 02 itu aman.
Mamang, gue tahu betul siapa Yusril, luar dalam sampai isi perutnya. Celetuk Mas Tok.
Baca Juga: Ayep Zaki Gelar Buka Puasa Bersama Lintas Partai Bangun Sukabumi Lebih Baik
Tahukan Mamang Yusril itu tak lebih dari kurcaci? Meski ia terkenal sebagai lawyer hebat yang tak terkalahkan, aku tahu ada dua orang yang bisa membuktikan kebusukan Yusril. Ungkapnya.
Mas Tok, jangan main-main, ngomong seenaknya. Bro gak takut dituntut Yusril jika menuduh lawyer top itu seenaknya?
Ia terkekeh. Mamang, jangan cepat terpesona dengan lawyer ganteng yang beristri wanita cantik dan muda itu. Ujar Mas Tok serius.
Mamang, hadirkan TM Luthfi Yazid dan Fadli Zon di depan Yusril. Pasti sang mahaguru itu tak akan bisa berkutik.
Mas Tok memanggilku Mamang karena aku orang Cirebon. Sebutan mamang adalah tanda keakraban di masyarakat Cirebon.
Apa? Apa hubungan antara Luthfi Yazid dan Fadli Zon dengan Yusril?
Kebetulan, aku kenal dekat dengan dua orang yang disebutkan Mas Tok tadi. Luthfi adalah teman seangkatan di program Leadership for Environment dan Development (LEAD), 1995-1996. Luthfi kini anggota tim lawyer yang mendampingi Ganjar. Di tahun 2019, Luthfi masuk tim lawyer Prabowo
Sedangkan Fadli Zon, pernah menjadi penulis tetap di desk internasional di harian Republika. Saat itu, aku redaktur desk internasional. Kini, Fadli Zon elit politisi Gerindra, orang dekat Prabowo.
Mas Tok pun bercerita, bahwa ia tahu betul ketika Yusril mendirikan kantor advokat pertama kali tahun 2000. Yang babak yasa dari nol sampai kantor itu eksis adalah Luthfi. Saat itu memang Luthfi yang punya persyaratan untuk mendirikan kantor advokat. Yusril belum punya. Tapi setelah kantor advokat itu berdiri dan laris, Luthfi ditendang.
Mas Tok bercerita, Luthfi mau dikasih kompensasi sekian puluh juta oleh Yusril karena kasus itu. Tapi Luthfi tidak mau menerima, demi harga diri.
Kejam 'kan Yusril? Ia manusia zalim. Jelas Mas Tok. Kalau mamang tidak percaya, ayo kita bawa Yusril di hadapan Luthfi untuk membuktikan apakah kata-kataku benar atau cuma ngarang. Tantang Mas Tok.
Aku pun terkejut. Sebegitu kejamkah Yusril terhadap Luthfi? Aku selama ini mengagumi sang mahaguru itu.
La terus apa hubungannya dengan Fadli Zon? Aku makin penasaran dengan cerita Mas Tok yang unik ini.
Begini ceritanya, kata Mas Tok. Waktu BJ Habibie jadi presiden, setiap partai dapat uang "pembinaan politik" sekian milyar dari kepala negara, tergantung jumlah konstituennya. PBB, partai yang dipimpin Yusril dapat uang 1,9 Milyar dari Presiden Habibie karena perolehan suaranya di Pemilu 1,9 persen suara nasional.
Lantas, ada apa dengan uang itu? 'Kan itu uang halal, diberikan resmi oleh negara berdasarkan undang-undang atau Kepres saat itu. Ujarku penasaran!
Itulah soalnya, Mang. Uang itu lenyap. Tidak sampai ke partai. Hilang di tangan Yusril! Keta Mas Tok.
Hilang? Mosok sih? Bukankah Yusril adalah Ketum partainya? Ujarku.
Mas Tok menceritakan, waktu ditanya para pengurus partai yang lain, Yusril mengaku tidak menerima uang itu. Tapi ketika Yusril menyangkal menerima uang itu, tetiba Fadli Zon datang membawa rekaman saat pertemuan sang pimpinan partai dengan Presiden Habibie, termasuk soal uang tadi. Yusril pun tak berkutik.
Mengetahui hal itu, Abdul Qadir Jailani, KH Anwar Sanusi, dan Hartono Mardjono marah. Yusril pun tertunduk. Untuk memastikan kesaksian Fadli Zon bahwa sang mahaguru menerima uang dari BJ Habibie, Yusril ditantang mubahalah. Yusril tidak mau!
Benarkah itu Mas Tok? Sergahku yang selama ini mengagumi Yusril. Rasanya muskil, kadernya Pak Natsir berani berbuat senista itu. Pak Natsir, kata Prof. M. Bambabg Pranowo adalah politisi yang waliyullah.
Mamang, kalau tak percaya ceritaku, bisa tanyakan langsung kepada Fadli Zon. Atau tanya ke Abdul Qadir Jailani dan Hartono.
Glek! Leherku seperti tercekik. Aku speechless. Betapa buruknya moral dan etika orang yang selama ini aku kagumi. Yusril Ihza Mahendra sang mahaguru, begitukah akhlakmu?
Dalam batin, pantaslah bila Yusril sekarang membela Jokowi dan Prabowo Gibran habis-habisan. Pastilah, itu bukan karena membela kebenaran. Tapi karena iming2 jabatan. Track record sang mahaguru, seperti diungkap Mas Totok memang seperti itu.
What's next?
Penulis : Syaefudin Simon / Wartawan Senior