Lobak adalah tumbuhan yang masuk ke dalam famili cruciferae. Umbi Lobak berbentuk seperti wortel, tetapi bagian dalam dan kulitnya berwarna putih. Tanaman lobak merupakan tanaman asli Tiongkok dan telah banyak dibudidayakan di Indonesia.
Tanaman yang mudah tumbuh baik di dataran rendah maupun di pegunungan. Tanah yang baik untuk tanaman Lobak adalah tanah gembur, mengandung humus (subur), lapisan atas tanah yang tidak mengandung kerikil (batu-batu kecil), dan derajat keasaman tanah 5-6. Waktu penanaman yang cocok adalah saat musim hujan atau awal musim kemarau. Untuk penanaman pada musim kemarau, tanaman harus cukup air.
Kabupaten Sukabumi adalah daerah yang sesuai bila ditanam lobak, karena lobak ini dapat ditanam di dataran rendah ataupun tinggi serta tanah di Kabupaten Sukabumi juga memiliki unsur tanah yang subur, apalagi lobak ini memiliki potensi untuk ekspor sehingga dapat sebagai sumber pendapatan daerah yang dapat membantu untuk percepatan pembangunan.
Menurut Marwani, pembangunan dan pemberdayaan sektor pertanian berdampak kuat terhadap pelaksanaan misi Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2021- 2026 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukabumi, yaitu meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi bisnis pertanian dan pariwisata berkelanjutan. Pemberdayaan lobak di Kabupaten Sukabumi dapat dilakukan di daerah Kecamatan Kalibunder, karena dengan kondisi tanah yang subur, dataran tinggi serta sebagai salah satu daerah penghasil sayuran lainnya ini juga sangat sesuai bila di tanami lobak. Sehingga ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam budidaya lobak ini.
Lobak ditanam dari biji, tidak perlu mengimpor biji dari luar negeri karena biji cukup dari bibit yang ditanam sendiri, karena tanaman ini mudah berbunga dan bisa berbiji. Biji ini bisa langsung ditanam di kebun tanpa disemai terlebih dahulu, dibutuhkan 5 kg benih untuk menanam seluas 1 hektar. Menurut teori, dibutuhkan 4 kg biji dengan daya kecambah 75% untuk luas 1 hektar. Sebelum dilakukan penyemaian biji, lahan yang akan ditanami terlebih dahulu digarap. Tanah digali sedalam 30-40 cm kemudian diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 10 ton/ha.
Setelah meratakan tanah, dibuat alur dengan jarak 30 cm. Alur sebaiknya dibuat membujur dari barat ke timur, agar sinar matahari mencapai tanaman sebanyak mungkin. Kemudian, biji ditaburkan tipis-tipis secara merata di sepanjang alur lalu ditutup dengan lapisan tipis tanah. Biji akan tumbuh dalam empat hari. Setelah 2-3 minggu tanam, mulailah penyiangan pada sore hari. Saat gundukan
dibuat, tanah dinaikkan di sepanjang barisan tanaman. Saat tanah mengering, tanaman menjadi lebih tipis. Caranya adalah membuang tanaman yang kerdil dan membiarkan yang subur. Setelah penjarangan, jarak antar tanaman 10-20 cm.
Pada umumnya petani jarang menggunakan pupuk buatan. Namun, lobak harus dipupuk untuk hasil yang memuaskan. Pupuk buatan yang harus diberikan adalah urea dan TSP dengan perbandingan 1:2 sebanyak 6 g per tanaman setiap harinya. Pupuk diterapkan pada kedua sisi batang dengan jarak 5 cm. Jadi, dibutuhkan 100 kg urea dan 200 kg TSP untuk 1 hektar. Pupuk harus diberikan bersamaan dengan tanah yang didangir.
Tanaman lobak sangat penting untuk dilindungi dari kutu daun yang dapat menyerangnya. Hama ini dapat dikendalikan dengan insektisida seperti Kelthane 0,2% atau Decis 2,5 EC 0,2-0,3%. Lobak bisa dipanen saat umbi sudah cukup besar, sekitar dua bulan. Penundaan panen mengakibatkan umbi menjadi berkayu dan tidak enak (capus-kapus). Ketika ini terjadi, umbi lobak tidak laku. Tanaman yang dirawat dengan baik dan sehat dapat menghasilkan 15-20 ton umbi per hektar. Bahkan ada jenis lobak yang bisa menghasilkan umbi seberat 0,5-1 kg per tanaman, dan umbinya juga enak dimakan.
Saat ini, produksi lobak umumnya dilanjutkan untuk konsumsi lokal. Lobak dapat digunakan sebagai obat penyakit ginjal dan demam. Selain itu, lobak juga dapat mengeluarkan lendir dari kerongkongan, sehingga sangat baik untuk obat batuk. Lobak, terutama umbinya, dapat dimakan mentah atau diasamkan (acar), namun biasanya diolah sebagai campuran sup.
Dalam mengekspor lobak ke pasar Internasional perlu mempertimbangkan beberapa hal diantaranya, seperti memilih lobak yang berkualitas untuk dapat masuk ke pasar ekspor internasional, Oleh karena itu, petani harus memilih varietas lobak yang cocok untuk diekspor.
Beberapa varietas lobak yang sering dipilih untuk ekspor adalah lobak putih dan lobak merah. Kemudian, petani harus menentukan tujuan pasar ekspor serta syarat ekspor, Petani harus mengetahui persyaratan untuk mengekspor lobak ke negara tujuan, seperti standar mutu, pengemasan dan sertifikasi produk, yang harus dipenuhi sebelum memasuki pasar. Beberapa negara juga memiliki persyaratan khusus untuk penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya. Oleh karena itu, petani harus membiasakan diri dengan hati-hati dengan peraturan dan persyaratan untuk mengekspor lobak ke negara tujuan.
Selanjutnya, mempersiapkan lahan dan benih untuk proses penanaman Lobak, Sebelum memulai budidaya Lobak, petani harus menyiapkan lahan sesuai dengan karakteristik lobak. Lobak biasanya tumbuh di tanah yang gembur dan kaya nutrisi. Selain itu, petani juga harus menyediakan bibit lobak yang berkualitas dan sehat. Kemudian, perawatan dan pemeliharaan lobak, setelah benih ditanam, petani harus merawat lobak dengan perawatan dan pengelolaan yang baik. Lobak membutuhkan perawatan intensif seperti kelembaban, pemupukan serta hama dan penyakit.
Setelah itu, pemanenan dan pengolahan lobak, setelah mencapai panen, petani harus memanen dan menangani lobak dengan benar. Lobak yang sudah dipanen harus segera dicuci dan dibersihkan dari kotoran dan tanah. Setelah itu lobak harus dipotong dan daunnya dipisahkan dari akarnya. Kemudian lobak harus dikemas dalam kantong plastik atau wadah yang sesuai. Terakhir, persiapan kemasan dan proses pengiriman,
Pengemasan yang baik sangat penting untuk menjaga kualitas lobak selama pengiriman. Petani harus memilih kemasan yang tepat, seperti kantong plastik atau wadah dengan ukuran yang tepat. Pengemasan harus cukup kuat untuk melindungi Lobak dari guncangan
dan kerusakan selama pengiriman.
Setelah lobak dikemas dengan benar, petani harus memastikan bahwa dokumen ekspor seperti surat persetujuan ekspor (SPE) dan sertifikat phytosanitary dilengkapi. Lobak tersebut kemudian siap dikirim ke pelabuhan untuk diekspor ke negara tujuan. Ekspor lobak merupakan peluang bisnis yang menjanjikan bagi para petani. Namun untuk berhasil dalam ekspor lobak, petani harus memenuhi
persyaratan terlebih dahulu.
Pengiriman lobak ke pasar internasional terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, salah satunya dari negara Sakura yaitu Jepang. Pemintaan ekspor yang tinggi pada lobak mampu memberikan nilai jual yang tinggi pula pada satuan harga lobak. Kabupaten Sukabumi dapat menjadikan kesempatan ini dari segi pertanian untuk menambah pendapatan daerah dengan cara mengarahkan para
pemuda atau petani untuk membudidayakan lobak dan memberikan penyuluhan agak kita mampu untuk bersaing dengan negara lain.
Penulis : Mitha Octaviani Putri (Mahasiswi Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)