SUKABUMIUPDATE.com - Kadang pemikiran dan sasaran kita, manusia gila adalah manusia yang berada sekitar di pinggir jalan, sedang berjalan sendirian, baju compang camping, wajah kusut rambut semrawut dan fisik yang dekit. Bisa diartikan seperti hal tersebut.
Namun, gila sendiri memiliki artian yang sangat luas dan bisa pula kepada orang sehat, cerdas dan memiliki wawasan luas. Hal ini bisa merujuk kepada pemangku jabatan yang haus akan jabatan. Apa lagi tersandung ke dalam persoalan kasus seperti halnya korupsi, yang tetap mempertahankan posisinya dan merasa dirinya di dzolimi.
Para elit politik yang seharusnya fokus dengan posisi jabatan yang diemban seperti Jaksa Agung dan Menkumham harus melepaskan jabatannya dari kepengurusan partai. Namun nyatanya kepartaian tetap jalan, dilingkungan setingkat mentri tetap jalan pula. Ini lah pemangku negara yang benar benar "Gila Jabatan".
Selain itu, Manusia semakin gila saat ini yakni manusia yang merusak citra dunia islam, pasalnya yang pura pura gila ataupun yang nyata benar gila mulai melakukan penindasan kepada ulama kiyai.
Ulama yang menyampaikan syiar islam, membawa ke dalam jalan kebenaran, malah menjadi sasaran manusia gila. Hingga saat ini mulai banyak korban dan belum ada tindakan nyata baik dari penegak hukum.
Jika aksi penindasan terhadap ulama saat ini terus terulang dan banyak korban meninggal. Gak mungkin hanya gila beneran tapi mampu menghabisi ulama sedimikian pula hingga meninggal dunia.
Ini bisa saja ada oknum dibelakang nya yang disinyalirin dan di doktrin untuk menuntaskan para ulama. Seakan akan kebakaran jenggot dengan tausyiah ataupun langkah membangkitkan di negeri ini yang mayoritas islam.
Bisa pula ada rasa ketakutan yang luar biasa sehingga langkah lain salah satu diantaranya dengan menghabisi para ulama.
Semoga kejadian ini jangan terulang kembali dan ada langkah cepat dari aparat penegak hukum untuk meminimalisir para pelaku yang menindas para ulama. Serta para pemangku jabatan bisa diberikan kesadaran agar tidak gila jabatan.