Hari Guru dan Guru Honorer

Sabtu 24 Februari 2018, 16:47 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Dengan adanya tunjangan sertifikasi, profesi  guru kini jadi rebutan. Fakultas Keguruan di Universitas Negeri, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan sekolah-sekolah tinggi keguruan kebanjiran peminat. Jika gambaran guru di zaman old begitu kusam, guru di zaman now gambarannya begitu cerah. Profesi guru jadi incaran karena gajinya relatif besar, terutama bagi yang sudah dapat tunjangan sertifikasi. Tunjangan ini besarnya sama dengan gaji pokok. Belum tunjangan lainnya.

Tapi nanti dulu! Apakah tunjangan sertifikasi berhasil mengangkat kualitas pendidikan di seluruh Indonesia? Jawabnya, terpaksa harus saya katakan, no!  Hal ini bisa kita lihat di daerah-daerah terpencil. Banyak sekolah yang kekurangan guru karena guru-guru negeri – maaf – enggan ditempatkan di wilayah “jin buang anak” tersebut.

Kekurangan guru? Bukankah jumlah guru sudah dianggap cukup oleh pemerintah sehingga dalam beberapa tahun terakhir pemerintah melakukan kebijakan moratorium penerimaan guru negeri? Ternyata, masaalahnya ada di distribusi guru. Guru-guru mayoritas enggan mengajar di daerah terpencil. Tak usah jauh-jauh. Di sejumlah daerah terpencil di Sukabumi, banyak SD yang kekurangan guru. Satu sekolah, misalnya, hanya ada tiga guru negeri. Bahkan ada yang cuma satu guru negeri saja. Kemana mereka? Dengan berbagai alasan, kebanyakan guru negeri tak mau ditempatkan di daerah terpencil tadi.

Di SD kampung Caringin, Kabupaten Sukabumi, misalnya, gurunya hanya ada dua orang guru. Pertama Pak Guru Sarino yang sudah mengajar bertahun-tahun di sekolah itu. Pak Sarino adalah tenaga pengajar andalan. Guru berstatus pegawai negeri sipil itu hanya seorang diri mengajar dari kelas I sampai kelas VI. Untung saja, ada guru honorer istimewa, namanya Riki Sonjaya. Pak Sarino sehari-hari dibantu Pak Riki, ikut mengajar anak-anak SD tersebut.

Siapa Pak Riki? Ia hanya “penjaga sekolah” yang memang sehari-hari tinggal di situ. Jangan Tanya ijasah guru kepada Pak Riki. Tak akan punya. Tapi karena tak ada guru negeri yang mau mengajar di tempat terpencil itu, jadilah Pak Riki diminta bantuan oleh Pak Sarino untuk mengajar.

Kasus seperti SD Caringin di Kabupaten Sukabumi, khususnya di daerah pedalaman cukup banyak. Ia luput dari perhatian publik dan Pusat (Jakarta). Padahal, tugas Pak Riki adalah mendidik generasi penerus bangsa. Betul, Pak Riki tak punya ijasah mengajar. Tapi lihatlah kepeduliannya terhadap dunia

pendidikan. Orang seperti Pak Riki patut mendapat penghargaan. Ia adalah pahlawan dunia pendidikan. Pahlawan tanpa jasa.

Itu baru di Jawa Barat yang dekat dengan ibu kota. Bagaimana di pelosok Kalimantan, Maluku, dan Papua? Jelas, banyak sekolah yang berdiri nyaris tanpa guru negeri. Kalau pun ada guru negeri, jarang sekali yang mau menetap lama dekat sekolah. Mereka lebih suka tinggal di kota meski biaya transportasinya mahal.

Di medsos pernah ada status yang mengisahkan seorang guru honorer bernama Gerard. Ia seorang guru honorer SD YPPK Miyoko Distrik Mimika Tengah. Dalam foto itu, ia tengah menangis. Kenapa? Honornya lama tak dibayar. Padahal, ia sedang butuh uang untuk keluarganya. Ini menggambarkan nasib guru hanorer tidak jelas. Tak hanya honornya amat kecil. Tapi juga sering kali honor tersebut telat. Bahkan tak datang berbulan-bulan. Tragis.

Tanpa Pak Riki, penjaga sekolah yang merangkap jadi guru, Pak Sarino – satu-satunya guru negeri di SD Caringin – niscaya kelabakan. Banyak muridnya yang terlantar dan tidak bias belajar. Begitu juga di SD YPPK Miyoko Distrik Mimika Tengah tadi. Tanpa guru honorer Gerard, proses belajar mengajar di SD tersebut akan berantakan. Tapi, apa penghargaan pemerintah terhadap guru-guru honorer tersebut?.

Kehadiran guru honorer di sekolah-sekolah pedalaman, menurut Dr. Reni Marlinawati, Ketua Poksi Pendidikan Komisi X DPR RI, sangat penting. Guru-guru honorer inilah, ujar anggota DPR RI Fraksi PPP itu, yang bertindak sebagai penyelamat pendidikan di pedalaman. Merekalah sebetulnya pahlawan tanpa jasa itu.

Jumlah guru honorer saat ini, tambah Reni, Ketua Fraksi PPP, mencapai hampir satu juta orang di seluruh Indonesia. Dan honornya sering semau-maunya yang memberi honor. Tidak jelas dan tidak ada standardisasi. Reni bercerita, banyak guru honorer hanya dibaayar Rp 150.000 perbulan. Uang sebesar itu, jelas tidak cukup untuk hidup sebulan. Lalu, biaya hidupnya dari mana?

Bandingkan misalnya dengan tenaga honorer di pabrik-pabrik di Cikarang. Mereka dapat uang honor jutaan rupiah. Pemda setempat sudah punya standar berapa gaji untuk pekerja honorer tersebut.

Ini jelas tidak adil. Guru honorer obyek kerjanya anak-anak penerus generasi bangsa. Sedangkan buruh honorer pabrik obyek kerjanya hanya produk-produk manufaktur. Jelas, guru honorer SD lebih mulia dan lebih strategis kerjanya dibanding buruh honorer pabrik.

Dari kondisi inilah, kita berharap pemerintah segera memperbaiki sistem penggajian guru-guru honorer. Sebab, tanpa mereka pendidikan di daerah terpencil akan tersungkur. Masa depan bangsa jadi taruhannya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Food & Travel22 November 2024, 08:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa