In Memoriam Djohan Effendi (Edisi 2) Ia akhirnya Memilih Pusara di Geelong

Sabtu 24 Februari 2018, 16:47 WIB

SUKABUMIUPDATE.com- Dian Islamiati sesenggukan. Air matanya meleleh. Putri AM Fatwa – tokoh Petisi 50 – itu tak kuasa menahan tangisnya saat menyaksikan Djohan Effendi tergolek lemah di liang lahat, Senin (20/11) di Geelong, Australia. Djohan meninggal Jumat 17 November 2017 di Nursing Home McKellar Center, Geelong, Melbourne Australia.

Di mata Dian, Djohan adalah orang langka. Pejuang kerukunan antaragama. Pegiat kesetaraan gender. Perintis teologi dialog antariman (untuk menemukan kebersamaan dan kerukunan dalam beragama). Bersama Gus Dur, Djohan adalah pendiri Indonesia Conference on Religions for Peace (ICRP).

ICRP adalah lembaga pertama di Indonesia yang memperjuangkan tegaknya demokrasi dan Hak Asasi Beragama (HABA) bagi siapa pun. Tak pandang suku, warna kulit, kepercayaan, dan agamanya. Itulah sebabnya ICRP selalu bersuara keras bila ada kebijakan pemerintah yang diskriminaif terhadap agama, paham, atau kepercayaan tertentu. Apa pun namanya. Terutama kelompok minoritas di Indonesia. Seperti Ahmadiyah, Syiah, dan agama-agama lokal. Bagi Djohan beragama itu pilihan. Juga takdir yang tak bisa diganggu gugat manusia.

“Bagimu agamamu. Bagiku agamaku,” itulah firman Tuhan dalam Surat Al-Kafirun enam yang menjadi pedoman Gus Dur dan Djohan. Selanjutnya, Djohan juga mengutip Al-Baqarah 62 -- Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Shabii’in adalah penganut agama lokal.

“Lalu, apa yang dikhawatirkan bila orang beragama selain Islam?,” kata Djohan dalam sebuah diskusi di Piza Café, 2016 lalu dengan suara terbata-bata karena sakitnya. Semua agama itu di mata Tuhan sama, asalkan mereka percaya kepada Tuhan dan beramal saleh; berbuat baik kepada sesama manusia dan sesama makhluk ciptaan Tuhan.

Itulah obsesi Djohan. Manusia, khususnya orang Indonesia, harus menghormati semua agama. Menyetarakan semua agama. Biar Tuhan yang menilanya agama itu benar atau salah di kemudian hari nanti; di alam baka. Manusia tak berhak menghakimi suatu agama. Apa pun namanya. Bagaimana pun kepercayaannya.

Saat menjenguk Djohan terakhir kali, cerita Dian, ia memegang tangan saya erat-erat. Seakan tak mau lepas. Takut ditinggalkan. Dengan suara lemah, Djohan menyatakan, hidupnya kesepian setelah sang istri – Siti Shalihah mendahului menghadapNya, April 2016 lalu.

“Di kamar, saya tak menemukan ibu. Di dapur tak ada ibu. Di ruang tamu, juga tak ada ibu. Saya kesepian, Dian,” ucap Djohan lirih kepada putri AM Fatwa itu di Geelong .

Djohan adalah orang yang sangat menghargai wanita. Sepanjang hidupnya hanya Ibu Shalihah yang dicintainya. Tak pernah sedikit pun Djohan berkata keras – apalagi kasar kepada istrinya. Istri adalah segalanya. Wanita adalah makhluk terhormat di mata Djohan. Dalam hidupnya hanya ada satu wanita, Shalihah, isrtrinya.

Djohan antipoligami. Baginya, poligami zaman sekarang hanya nafsu. Tak seperti Rasulullah. Kalau mau poligami, maukah mereka mengawini wanita tua seperti Siti Saudah yang beranak enam? Rasul mengawini Saudah demi keselamatan anak-anak yatim, anak suaminya terdahulu yang meninggal karena membela Islam. Jika tak dinikahi Rasul, tak ada pelindung untuk Saudah. Tak ada orang yang menafkahi hidup dia dan anak-anaknya.

Di mata Dian, Djohan lebih dari sekedar pejuang kerukunan antaragama. Ia sudah seperti bapak angkatnya sendiri. Waktu Dian kecil, saat Ayahnya, AM Fatwa divonis hakim Rejim Orde Baru selama 18 tahun penjara, Djohan adalah orang yang membimbing dan memberi semangat hidup kepadanya. Itulah sebabnya, Dian tak kuasa menahan tangisnya menyaksikan ‘sang pejuang kerukunan beragama’ itu terkulai lemah di Nursing Home Mc Kellar Center, Geelong.

Sebetulnya, murid-murid spiritual Djohan – seperti Denny JA, Budhy Munawar Rachman, Elza Peldi Taher, Neng Dara, Halimah, Nazrinah, dan lain-lain – berharap Djohan dimakamkan di Jakarta. Denny JA, founder Lingkaran Survey Indonesia (LSI) yang menganggap Djohan sebagai bapak angkatnya, telah mempersiapkan makam di Sandiego Hills, Kerawang. Semua teman dan murid-murid spiritual Djohan berharap, Sang Pelintas Batas – julukan untuk Djohan Effendi – dimakamkan di samping istrinya di Sandiego Hills tadi, agar mudah berziarah ke makamnya. Tapi ternyata, di ujung hidupnya, Djohan berpesan dimakamkan di Geelong saja. Supaya tidak merepotkan orang lain. Meskipun di Geelong, batin Djohan, nanti akan bertemu juga dengan istri tercintanya.

Itulah kesederhanaan Djohan. Tak mau merepotkan orang lain. Ia ingin hidupnya bermanfaat untuk sesama manusia. Bagi Djohan, di mana pun, bumi ini milik Tuhan. Pusara di Geelong sama dengan pusara di Sandiego Hills, Kerawang. Djohan sering mengutip pernyataan Zhou Enlai, PM pertama RRC: buanglah mayatku ke laut agar bermanfaat untuk ikan. Prinsip bermanfaat untuk sesama makhluk hidup itulah yang menjadi obsesi Djohan sepanjang hidupnya. Karena itu, kalau ada sekelompok manusia menghakimi manusia lainnya hanya karena perbedaan agama dan paham, Djohan merasa sakit. Sedih tak terperi.

Ya,ya, kami mengerti kenapa Djohan memilih pusara di Geelong. Beliau hanya ingin tidak merepotkan orang lain. Itu sudah menjadi prinsip Djohan sepanjang hidupnya. Untuk urusan pribadi; urusan ekonomi, Djohan rela menjadi miskin. Tak mau merepotkan orang lain. Pinjam sitilah Dawam Rahardjo, teman akrabnya sejak di kuiah Yogyakarta, tahun 60-an -- untuk urusan keduniaan, Djohan adalah seorang sufi yang zuhud. Wara’. Tapi untuk urusan kebebasan manusia dan hak asasi beragama, Djohan adalah pejuang yang keras. Ia rela mengorbankan harta dan jiwanya untuk menegakkan kehormatan manusia.

“Manusia adalah khalifah Tuhan di muka bumi. Karena itu posisi manusia sangat terhormat. Kita harus menghormati pilihan azasi manusia, termasuk keyakinannya,” kata Djohan lirih dalam diskusi di Pisa Café. Djohan memang telah memilih hidup yang bermanfaat untuk manusia. Djohan memilih menjadi kekasih semua manusia.

Saya jadi ingat kisah mimpinya Ibrahim bin Adam. Seorang sufi dari Kufa, Iran. Ibrahim sebetulnya putra hartawan. Tapi kemudian memilih hidup asketis. Zuhud terhadap harta.
Alkisah, Ibrahim pernah tertidur di dalam masjid usai salat malam. Ia bermimpi ketemu malaikat yang sedang membawa kitab besar. Ibrahim pun bertanya.
“Wahai malaikat, kitab apa yang kau bawa?”
“”Ini kitab catatan para kekasih Tuhan.”
“Adakah namaku di catatan itu?”
“Taka ada!”
“Baiklah, catat nama Ibrahim bin Adam sebagai kekasih manusia!”
Sepekan kemudian, Ibrahim pun bermimpi ketemu malaikat yang sama. Ia pun membawa kitab besar yang sama.

“Wahai malaikat. Apakah catatan para kekasih Tuhan itu sudah berubah?”
“Ya, sudah berubah”
“Adakah namaku ada di sana?”
“Ada. Di urutan pertama!”

Djohan tampaknya ingin seperti Ibrahim bin Adam. Menjadi kekasih Tuhan di urutan pertama.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa
Food & Travel21 November 2024, 20:00 WIB

Wisata Populer di Banten, Kamu Harus Kunjungi 5 Tempat Ini Saat Liburan!

Dengan beragam pilihan destinasi, mulai dari pantai yang eksotis hingga peninggalan sejarah yang kaya, Banten mampu memanjakan setiap wisatawan.
Pulau Peucang, Banten memang menyimpan segudang pesona wisata yang sayang untuk dilewatkan, terutama saat liburan. (Sumber : tnujungkulon.menlhk.go.id)
Sehat21 November 2024, 19:30 WIB

Gagal Jantung Sisi Kiri : Ketahui Jenis dan Gejalanya

Gagal jantung sisi kiri adalah kondisi di mana sisi kiri jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan darah menumpuk di paru-paru dan menimbulkan gejala seperti sesak napas.
Ilustrasi gagal jantung sisi kiri (Sumber : Freepik/@msgrowth)
Food & Travel21 November 2024, 19:00 WIB

Pesona Sunset dan Pasir Putih, Wisata Pantai Santolo Garut HTM Cuma Rp10.000!

Pantai Santolo Garut memiliki pasir putih yang lembut dan bersih, yang sempurna untuk berjemur dan bermain air.
Sunset di Pantai Santolo Garut. Foto: IG/ummifatravelling